Menjawab Tuduhan; Para Habaib Bebas Melakukan Maksiat

MENJAWAB TUDUHAN; PARA HABAIB BEBAS MELAKUKAN MAKSIAT

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Di tengah maraknya tudingan yang tidak berdasar terhadap para Habaib, terutama dari kalangan pendukung Kyai Imaduddin, muncul satu narasi yang sangat perlu diluruskan: seolah-olah para Habaib merasa bebas melakukan maksiat karena mereka adalah keturunan Nabi Muhammad ﷺ dan akan pasti mendapatkan syafaat beliau. Narasi ini bukan hanya keliru secara akidah, tetapi juga bertentangan dengan ajaran para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, termasuk para Habaib yang menjadi penjaga warisan keilmuan Nabi ﷺ.

$ads={1}

Salah satu ulama besar dari kalangan Ba ‘Alawi, yakni Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad seorang wali Allah, imam tarbiyah, dan rujukan utama dalam tasawuf serta ilmu akhlak telah memberikan peringatan keras terhadap anggapan keliru ini. Dalam kitabnya Al-Fushul Al-‘Ilmiyyah, beliau menulis:

قال الإمام الحداد : وقد يجري على السنة بعض الناس إذا قيل له فعل فلان من أهل البيت النبوي كذا و كذا من المخالفات و التخليطات فيقول هؤلاء أهل بيت رسول الله صلى الله عليه وسلم و رسول الله شفيع لهم و لعل الذنوب لا تضرهم. و هذا قول شنيع بضر القائل به نفسه و يضر به غيره من الجاهلين و كيف يقول أحد ذلك و في كتاب الله العزيز ما يدل على أن أهل البيت يضاعف لهم النواب على الحسنات و العقاب على السيئات

Berkata Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad:

Terkadang ada diucapkan oleh sebagian lidah manusia ketika dikatakan kepadanya bahwa fulan bin fulan dari ahlul bait Nabi berbuat sekian-sekian dari hal yang bertentangan syariat (maksiat) dan percampuradukkan antara yang hak dan batil (syubhat),

Maka mereka tadi berucap: Mereka itu ahlul bait (Keluarga) Rosulululloh S.A.W dan Rosulululloh S.A.W yang nanti menolong mereka dan bisa jadi dosa-dosa mereka itu tidak akan mempersulit mereka (tidak berpengaruh),

Ucapan ini adalah ucapan yang menjijikan, yang mana si pengucap merugikan dirinya sendiri dan merugikan orang-orang jahil selain dirinya, bagaimana bisa seseorang berucap demikian? Sedangkan di dalam kitab suci Allah (Al-Qur'an) menunjukkan bahwa Ahlul bait akan dilipatgandakan pahala kebaikan mereka sebagaimana dosa mereka dilipatgandakan pula. (Lihat: Al-Fushul Al-limiyyah)

Baca juga: Kelompok Imaduddin CS Terus Konsisten Menyebarkan Fitnah Terhadap Ba Alawi

Syafaat Itu Diberikan kepada Mereka yang Layak

Syafaat Nabi ﷺ adalah hak prerogatif beliau yang diberikan oleh Allah kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Tapi, syarat utama mendapatkan syafaat itu adalah keimanan dan amal salih. 

Menuduh para Habaib berbuat dosa sembarangan karena mereka merasa akan mendapat syafaat adalah bentuk fitnah yang tidak hanya menyakiti para keturunan Nabi, tapi juga mencederai akidah Islam yang murni.

Baca juga: Sesama Ba'alawi Tidak Mengakui Sebagai Dzurriyah Nabi? Ustadz Nur Hadi Menjawab

Bukan Ajaran Salaf Habaib

Jelas sudah, bahwa tidak ada satu pun dari kalangan Habaib Salaf seperti Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Al-Habib Ahmad bin Zayn al-Habsyi, Al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, atau Al-Habib Ali al-Jufri di masa kini, yang mengajarkan bahwa dosa tidak mengapa jika dilakukan oleh ahlul bait. Justru mereka adalah barisan paling depan dalam menjaga umat dari maksiat, membimbing menuju taubat, dan menyeru kepada akhlak mulia.

Jika ada seseorang dari ahlul bait yang tergelincir, maka itu adalah kesalahan pribadi, bukan representasi ajaran para Habaib. Dan siapapun yang membenarkan maksiat dengan alasan nasab, sejatinya telah menyimpang dari jalan Nabi ﷺ.

Penulis: Hendra, S/Rumah Muslimin

Demikian Artikel " Menjawab Tuduhan; Para Habaib Bebas Melakukan Maksiat "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah-

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close