Kyai Imaduddin; Luka Batin, Dendam Politik, Klaim Palsu

KYAI IMADUDDIN; LUKA BATIN, DENDAM POLITIK, KLAIM PALSU

RUMAH-MUSLIMIN.COM - KH Imaduddin Utsman Al-Bantani merupakan tokoh yang memicu kontroversi di Indonesia, terutama terkait klaimnya mengenai nasab Ba'alawi dan perubahan afiliasi organisasi keagamaan. Beberapa pihak mempertanyakan keabsahan klaim nasabnya, serta menyoroti pergeseran afiliasinya dari Front Pembela Islam (FPI) ke Nahdlatul Ulama (NU).​

Luka Batin, Dendam Politik, dan Klaim Palsu

1. Identitas Kabur Sejak Dalam Kandungan

Imaduddin lahir dari hubungan yang tidak diakui. Ayahnya, Mang Arsa, adalah preman pasar 16 Ilir Palembang yang menolak tanggung jawab saat ibunya hamil. Nama "Sarman" yang dia pakai bukan nama ayah, melainkan nama kakeknya — hal ini menunjukkan bahwa sejak awal, identitasnya sudah gelap dan penuh sandiwara.

$ads={1}

2. Dulu FPI, Sekarang Ngaku NU

Sebelumnya, KH Imaduddin dikenal sebagai kader aktif FPI di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, setelah mengalami kekecewaan dalam pencalonan sebagai bupati melalui jalur independen, ia beralih afiliasi ke NU. Perubahan ini menimbulkan pertanyaan mengenai motif di balik pergeseran tersebut, terutama karena sebelumnya ia dikenal sebagai tokoh yang kritis terhadap NU.​

Perubahan afiliasi ini juga berdampak pada hubungan KH Imaduddin dengan komunitas keagamaan di berbagai daerah. Misalnya, rencana ceramahnya di Pamekasan, Madura, ditolak oleh 23 ulama dan tokoh setempat, yang menganggap bahwa pandangan KH Imaduddin tidak sejalan dengan adat dan tata krama yang dijunjung tinggi di Madura. ​

Baca juga: Syajarah Al Mubarokah Bukan Kitab Abad ke 6 Tapi 12 Hijriyah

3. Mengaku Cucu Rasulullah Melalui Jalur Sultan Hasanudin, Tapi Ditolak Keraton

Imaduddin mencoba membangun citra sebagai keturunan bangsawan. Ia pernah belajar nasab kepada salah satu keluarga Keraton Sultan Hasanuddin, lalu tiba-tiba mengaku sebagai keturunan Sultan. Klaim tersebut langsung ditolak oleh Kesultanan Banten dan Keraton Gowa. Ia tak pernah diakui, tak pernah diundang ke acara resmi, dan namanya pun tidak tercatat dalam silsilah resmi keluarga kesultanan. Ini adalah pemalsuan terang-terangan demi popularitas.

Baca juga: Mewaspadai Gerakan Imadiyah dan Ancaman Bagi Persatuan Umat Islam

Penolakan Ceramah dan Kontroversi

KH Imaduddin Utsman al-Bantani telah menghadapi berbagai penolakan terkait ceramahnya yang dianggap kontroversial dan provokatif. Salah satu insiden terjadi di Gresik, Jawa Timur, di mana ribuan orang yang mengatasnamakan Aliansi Umat Islam Jatim menggelar demonstrasi menolak ceramahnya. Mereka menilai ceramah Imaduddin sering kali menjelek-jelekkan pihak lain dan memecah belah umat

Dalam salah satu ceramahnya di Wonosobo, Imaduddin menyatakan bahwa satu lagu dari Rhoma Irama lebih baik daripada 70 habaib, yang dianggap sebagai pernyataan yang tidak masuk akal dan menyinggung banyak pihak .

Baca juga: Kelompok Imaduddin CS Terus Konsisten Menyebarkan Fitnah Terhadap Ba Alawi

Penolakan di Banyuwangi

Penolakan terhadap Imaduddin tidak hanya terjadi di Gresik. Di Banyuwangi, masyarakat dan pecinta kyai serta habaib juga menolak keras kehadiran Imaduddin. Mereka menyatakan bahwa kehadirannya tidak diinginkan karena dianggap dapat memecah belah umat dan menimbulkan keresahan .

Kesimpulan

Kontroversi yang melibatkan KH Imaduddin Utsman Al-Bantani menyoroti kompleksitas isu nasab dan afiliasi organisasi keagamaan di Indonesia. Klaim nasab yang tidak didukung oleh bukti yang kuat, serta perubahan afiliasi yang menimbulkan pertanyaan, telah memicu penolakan dari berbagai pihak. Situasi ini menekankan pentingnya dialog yang konstruktif dan berbasis pada kajian ilmiah dalam membahas isu-isu sensitif yang berkaitan dengan identitas dan keagamaan.

Editor: Hendra, S/Rumah Muslimin

Demikian Artikel " Kyai Imaduddin; Luka Batin, Dendam Politik, Klaim Palsu "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah-

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close