DOKTOR SUGENG TERBUKTI BUKAN AHLI DNA, PEMAPARAN DATA TERKAIT DNA BA'ALAWI BATAL
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Pada hari Rabu, 26 Febuari 2025 Gus Rumail Abbas atau yang kerap disapa gus rumail memposting status di laman facebooknya terkait status Sugeng Sugiharto sebagai ahli DNA.
Setelah ditelusuri dan fakta yang didapat, ternyata Sugeng Sugiharto atau yang kerap disapa Doktor Sugeng tidak menempuh pendidikan spesialis jurusan di background DNA. Gelar S3 yang dimiliki berbackground biologi sains.
Dalam jurusan biologi, ada beberapa mata kuliah yang dipelajari pada tingkatan Spesialisasi dalam Subdisiplin Biologi, yaitu:
Bioteknologi, Genetika dan Biologi Molekuler, Ekologi dan Konservasi, Mikrobiologi dan Biologi Sel, Fisiologi dan Biokimia, Biologi Evolusi dan Neurobiologi.
Kendati demikian, Gelar Ahli DNA tidak bisa disematkan begitu saja kepada doktor sugeng, karena untuk menjadi ahli atau pakar DNA, latar belakang pendidikan S3 yang dimiliki mesti spesialis lebih lanjut seperti: Genomik & Bioteknologi Medis, Forensik Molekuler, Terapi Gen & Rekayasa Genetika, Evolusi Molekuler & Filogenetik. Sedangkan Doktor sugeng mengambil S3 Biologi yang mencakup beberapa subdisiplin biologi saja bukan specialist di bidang DNA.
Tidak hanya itu, Fakta lainnya. Doktor Sugeng bekerja di BRIN bukan sebagai peneliti melainkan sebagai Perekayasa Ahli Muda. Tugas pokok atau job description sebagai Perakaya Ahli Muda diantaranya yaitu melakukan Penelitian & Pengembangan (R&D), Pelatihan dan Transfer Ilmu, Memberikan bimbingan atau pelatihan kepada pihak industri atau masyarakat, mempresentasikan hasil rekayasa dalam seminar atau konferensi ilmiah. Informasi yang kami dapatkan, Doktor sugeng hanya sebagai Pemapar data saja.
Dalam jurusan biologi, ada beberapa mata kuliah yang dipelajari pada tingkatan Spesialisasi dalam Subdisiplin Biologi, yaitu:
Bioteknologi, Genetika dan Biologi Molekuler, Ekologi dan Konservasi, Mikrobiologi dan Biologi Sel, Fisiologi dan Biokimia, Biologi Evolusi dan Neurobiologi.
Kendati demikian, Gelar Ahli DNA tidak bisa disematkan begitu saja kepada doktor sugeng, karena untuk menjadi ahli atau pakar DNA, latar belakang pendidikan S3 yang dimiliki mesti spesialis lebih lanjut seperti: Genomik & Bioteknologi Medis, Forensik Molekuler, Terapi Gen & Rekayasa Genetika, Evolusi Molekuler & Filogenetik. Sedangkan Doktor sugeng mengambil S3 Biologi yang mencakup beberapa subdisiplin biologi saja bukan specialist di bidang DNA.
Tidak hanya itu, Fakta lainnya. Doktor Sugeng bekerja di BRIN bukan sebagai peneliti melainkan sebagai Perekayasa Ahli Muda. Tugas pokok atau job description sebagai Perakaya Ahli Muda diantaranya yaitu melakukan Penelitian & Pengembangan (R&D), Pelatihan dan Transfer Ilmu, Memberikan bimbingan atau pelatihan kepada pihak industri atau masyarakat, mempresentasikan hasil rekayasa dalam seminar atau konferensi ilmiah. Informasi yang kami dapatkan, Doktor sugeng hanya sebagai Pemapar data saja.
Baca juga: Kelompok Imaduddin CS Terus Konsisten Menyebarkan Fitnah Terhadap Ba Alawi
Berdasarkan research kami di plarform Google Scholar, Doktor sugeng bahkan tidak pernah sedikitpun menerbitkan artikel/jurnal ilmiah terkait DNA manusia. Berikut daftar publikasi ilmiah yang terbit di Google Scholar:
1. Pasteurisasi karbon dioksida superkritis untuk mengurangi aktivitas protease otot dan dampaknya terhadap sifat fisikokimia ikan nila
2. Model revitalisasi perkebunan kelapa sawit untuk pengembangan agroindustri
3. Sintesis dan karakterisasi selulosa asetat dari limbah serat batang aren (Arenga pinnata sp.)
4. Implementasi algoritma Brute Force dalam pencarian kebudayaan di Indonesia berbasis aplikasi mobile
Dan publikasi ilmiah lainnya yang dapat kamu cari di Google Scholar.
Bolehkah Doktor Sugeng Disebut Sebagai AHLI DNA?
Dari berbagai fakta yang telah kami ungkap, Tidak boleh Doktor Sugeng disebut sebagai Ahli DNA atau Pakar DNA. Walaupun ada ilmu Subdisiplin Biologi yang dipelajari, bukan berarti beliau dapat disebut sebagai AHLI DNA, karena yang dipelajari hanya teori saja dan itupun tidak sepenuhnya dipelajari dalam specialist ilmu DNA.
Untuk disebut sebagai Ahli atau Pakar DNA, seseorang harus memiliki pendidikan, keahlian, pengalaman, dan kontribusi ilmiah yang signifikan di bidang genetika, biologi molekuler, atau bioinformatika. Selain itu mesti memiliki Penelitian dan Publikasi Ilmiah di jurnal bereputasi seperti Scopus, Nature, atau PubMed.
$ads={1}
Dari seluruh kriteria untuk disebut sebagai AHLI/PAKAR DNA. Tidak ada satupun kriteria yang masuk pada Doktor Sugeng.
Jadi Apapun tulisan dan penjelasan Doktor Sugeng di media sosial, entah itu melalui facebook, podcast dan platform lainnya terkait hasil data TES DNA Nasab Ba'alawi, maka batal dan tidak dapat dijadikan rujukan. Sebab Doktor sugeng hanya meneliti secara mandiri, terlebih lagi beliau bukan AHLI DNA.
Dari seluruh kriteria untuk disebut sebagai AHLI/PAKAR DNA. Tidak ada satupun kriteria yang masuk pada Doktor Sugeng.
Jadi Apapun tulisan dan penjelasan Doktor Sugeng di media sosial, entah itu melalui facebook, podcast dan platform lainnya terkait hasil data TES DNA Nasab Ba'alawi, maka batal dan tidak dapat dijadikan rujukan. Sebab Doktor sugeng hanya meneliti secara mandiri, terlebih lagi beliau bukan AHLI DNA.
Baca juga: Naqobatul Asyrof Mesir Bantah Isu Terkait Sadah Ba'alawi Bukan Dzurriyah Rasulullah
Tidak hanya itu, Di seluruh situs tes DNA, khususnya Family Tree DNA yang menjadikan rujukan Doktor Sugeng dalam meneliti nasab ba'alawi. Kamu dapat mendaftarkan diri disitus tersebut saat tes DNA sebagai siapa saja, bahkan mengaku keturunan tertentu pun juga bisa. Contohnya kamu orang biasa namun mengaku keturunan Ba'alawi atau dzurriyah lainnya, itu bisa dilakukan.
Jadi data yang tertera di situs DNA belum pasti mereka adalah ba'alawi sebagaimana yang disebut oleh Doktor Sugeng diberbagai komentarnya.
Dan fakta lainnya, Y-DNA yang menjadi indikator dalam menafikan nasab ba'alawi sebagai dzurriyah nabi, nyatanya Y-DNA sendiri masih diperdebatkan diantara para ahli/Pakar DNA. Artinya ada perbedaan pendapat dipara kalangan ahli DNA sendiri dan tes Y-DNA tidak multak benar. Beberapa yang mengkritik bahkan menolak Y-DNA diantaranya Dr. Fernando Mendez, Deborah Bolnick (li genetika Universitas Connecticut), Dr. Michael Hammer enetisis (university of Arizona), Dr. Fernando Mendez eneliti dari Stanford University, ahli genetika evolusioner di University College London, Prof Balding dan masih banyak lainnya.
Penulis: Hendra, S/Rumah-muslimin
Demikian Artikel " Doktor Sugeng Terbukti Bukan Ahli DNA, Pemaparan Data terkait DNA Ba'alawi Batal "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -