5 Manipulasi Ustadz Firanda Andirja Dalam Keilmuan Islam

5 MANIPULASI USTADZ FIRANDA ANDIRJA DALAM KEILMUAN ISLAM

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Nama Ustad Firanda Andirja dijadikan sebagai ikon lokomotif gerakan Salafi-Wahabi di Indonesia. Oleh sebagian pengagumnya, sosok Firanda dianggap sebagai representasi pemikiran ulama Salaf saat ini. Dengan label sebagai alumni Universitas Islam Madinah dan mantan pengajar di Masjid Nabawi, pandangan-pandangan Ustad Firanda dianggap setara dengan pandangan para ulama besar yang tidak diragukan lagi keilmuannya.
 
Namun bagi orang-orang yang bergelut di dalam dinamika intelektualisme Islam, pandangan-pandangan Firanda Andirja itu banyak yang harus dikoreksi. Selain karena tergesa-gesa di dalam menarik simpulan, Ustad Firanda juga melakukan manipulasi informasi tentang pemikiran para ulama masa lalu, yang dimanfaatkan untuk membenarkan pandangannya. 

Buku "Ajaran Imam Syafi'i yang Ditinggalkan Sebagian Pengikutnya" ini "didaulat" sebagai puncak pemikiran Ustad Firanda yang mengkritik tradisionalisme Islam masyarakat Indonesia. Judul buku ini pada awalnya tidak menyertakan kata "Sebagian Pengikutnya". Mungkin karena beberapa pertimbangan, Ustad Firanda menambah dua kata itu sebagai penegas bahwa ada yang konsisten mengikuti Mazhab Imam Syafi'i dan ada pula yang tidak konsisten. 
$ads={1}

Di dalam buku ini, Ustad Firanda ingin mengatakan bahwa pemahaman masyarakat--termasuk ulamanya--Indonesia terhadap Mazhab Imam Syafi'i, tidak sesuai dengan garis yang ditetapkan Imam Syafi'i. Pandangan itu disampaikan, untuk menghindari kecenderungan takfiri yang dibawa Firanda sejak tahun 2010. Di beberapa rekaman video lawas, Ust. Firanda secara jelas menganggap sesat dan kafir umat Islam yang amaliahnya tidak sesuai dengan sunnah. 
 

Di postingan-postingan lawas, saya telah menjelaskan bagaimana Ustad Firanda dengan tidak jujur menjelaskan makna Mazhab, dan konfigurasi pemikiran Mazhab Imam Syafi'i dari generasi ke generasi. Para pembaca tidak akan mendapatkan penjelasan tentang historiografi Mazhab Syafi'i secara komprehensif dari penjelasan Ustad Firanda. Karena tujuan Firanda sebenarnya bukan untuk menjelaskan  Mazhab Syafi'i. Tujuan utamanya adalah untuk menegaskan bahwa hanya Salafi yang mengikuti paham Imam Syafi'i. Atau Imam Syafi'i itu Salafi. 

Di antara manipulasi yang dilakukan oleh Ustad Firanda adalah: 

1. Mencukupkan rujukan Mazhab Imam Syafi'i pada kitab al-Umm, Ahkamul Qur'an, al-Musnad dan Arrisalah. Padahal, karya-karya Imam al-Syafi'i tidak terbatas pada empat judul itu saja. Karya-karya Imam Syafi'i ada yang dicetak dan ada yang masih berupa makhthuthāt. Sebagian besar karya itu tercerai berai karena beberapa sebab. Penghancuran perpustakaan Darul Hikmah di Baghdad oleh pasukan Mongol dan Perang Salib yang terjadi pada tahun 1400-an bisa dikatakan sebagai sebab hilangnya banyak naskah tulisan Imam Syafi'i. 

2. Menganggap mazhab sama dengan doktrin. Pandangan ini jelas keliru karena makna mazhab tidak bersifat tunggal. Menurut Syaikh Dr. Ahmad Nahrawi Abdussalam, mazhab bisa dimaknakan sebagai kumpulan pendapat, bisa juga dimaknakan sebagai metodologi yang digunakan di dalam mengambil simpulan. 

3. Ustad Firanda di dalam bukunya tidak menggambarkan dinamika pemikiran fiqih yang terjadi di dalam Mazhab Syafi'i. Kita bisa membaca dinamika itu secara sekilas di dalam Kifayat ul-Akhyar yang memuat perbedaan pendapat di antara Imam al-Nawawi dengan Imam al-Rafi'i. Juga dinamika di antara Imam al-Ramli dengan Imam Ibnu Hajar al-Haythami, sebagaimana bisa dibaca di Bughyat ul-Mustarsyidin. Belum lagi jika kita merunut perdebatan di bidang Ushul Fiqih sebagaimana terekam di dalam al-Mahshul karya Imam al-Razi, al-Mushtashfa karya Imam al-Ghazali, atau karya Imam Izzuddin Abd ul-Salam. Di buku ini, banyak yang disembunyikan oleh Ustad Firanda tentang Mazhab Imam Syafi'i. 
 


4. Ustad Firanda menyamakan persoalan fiqih dengan persoalan aqidah. Di dalam buku ini, secara tegas Ustad Firanda menuding sesat para pengamal tahlilan karena Imam Syafi'i tidak melaksanakan tahlilan. Persoalan tahlilan adalah persoalan fiqih yang seharusnya ditanggapi dengan tanggapan fiqih. Dan memang di dalam kitab-kitab Imam Syafi'i tidak disebut istilah "tahlilan". Pertanyaannya, apakah yang tidak disebut itu kemudian menjadi haram???

5. Menyalahkan paham Asy'ariyyah. Inilah kunci dari pemikiran Ustad Firanda. Di dalam buku ini, Firanda menganggap paham Asy'ariyyah sebagai illat (penyakit) bagi umat. Dengan menggunakan narasi Mazhab Imam Syafi'i, Firanda ingin mengatakan bahwa mengikuti Mazhab Syafi'i konsekuensinya harus meninggalkan paham Asy'ariyyah. Karena Imam Syafi'i bukanlah Asy'ari. Ini jelas kesimpulan pintar-pintar bodoh. 

Masih banyak catatan tentang manipulasi yang dilakukan Firanda di dalam karyanya ini. Insya Allah semua catat di dalam draft buku yang sedang dikerjakan. 
 

Oleh: KH. Abdi Kurnia Djohan

Demikian Artikel " 5 Manipulasi Ustadz Firanda Andirja Dalam Keilmuan Islam "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close