MENGENAL FAM AZMATKHAN; SILSILAH, SEJARAH, PENYEBARANNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Sejarah marga Azmatkhan telah diuraikan dalam berbagai tulisan oleh sejarawan Islam di Nusantara, begitu juga oleh para ahli nasab yang memperhatikan perkembangan silsilah di kawasan ini.
Dari mana asal mula marga Azmatkhan ini? Sebagaimana tradisi di kalangan Bangsa Arab dan beberapa negara lain, termasuk Indonesia, nama panggilan (kuniyah) dan gelar (laqob) sangat diperhatikan karena memiliki latar belakang yang unik. Kuniyah adalah cara memanggil seseorang yang merujuk pada nama orang tua atau anaknya, seringkali ayah atau leluhur mereka. Sedangkan gelar (laqob) biasanya menggambarkan keistimewaan tertentu pada orang tersebut, baik terkait karakter, jabatan, ilmu, adat, atau keahlian.
Pada masa awal penyebaran keturunan Ahlul Bait Rasulullah Muhammad صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ, khususnya dari jalur Al-Imam Sayyidina Husein, penggunaan nama panggilan atau gelar belum menjadi marga seperti sekarang. Nama-nama ini lebih bersifat pribadi, seperti pada Al-Imam Ali As-Sajjad, Imam Muhammad Al-Baqir, Al-Imam Jakfar Shodiq, Al-Imam Musa Al-Kadzim, Imam Al-‘Uraidhi, dan Al-Imam Ahmad Al-Muhajir. Gelar-gelar ini tidak diwariskan sebagai marga.
Marga sendiri berfungsi sebagai identitas khusus dalam garis keturunan yang cukup besar jumlahnya. Di beberapa negara, marga digunakan oleh ribuan orang dalam satu rumpun keluarga. Nama Al-Musawi, misalnya, berasal dari keturunan Imam Musa Al-Kadzim yang banyak terdapat di Iran dan Irak, sementara gelar lainnya jarang sekali berubah menjadi marga.
Penggunaan nama atau gelar yang kemudian berubah menjadi marga mulai berkembang terutama di garis keturunan Al-Imam As-Sayyid Ahmad Al-Muhajir, yang terjadi setelah masa cucunya, Al-Imam As-Sayyid ‘Alawi Al-Mubtakir bin Al-Imam As-Sayyid Ubaidillah Sohibul ‘Aradh.
$ads={1}
Al-Imam Ahmad Al-Muhajir sendiri adalah anggota pertama Ahlul Bait yang hijrah dari Basrah (Iraq) ke Hadramaut (Yaman), untuk menghindari fitnah yang sedang melanda saat itu baik dari segi kekuasaan maupun akidah. Setibanya di Hadramaut, beliau menetap hingga akhir hayatnya, dan meninggalkan keturunan. Di Hadramaut, beliau memiliki putra bernama Al-Imam As-Sayyid Ubaidillah, yang kemudian memiliki putra bernama Al-Imam As-Sayyid ‘Alawi Al-Mubtakir. Di masa Imam ‘Alawi Al-Mubtakir, gelar mulai dijadikan sebagai marga yang diwariskan pada keturunannya.
Keturunan dari Imam ‘Alawi Al-Akhir (Al-Imam As-Sayyid ‘Alawi ‘Ammul Faqih) atau ‘Alawi Al-Awwal (Al-Imam As-Sayyid ‘Alawi Al-Mubtakir) kemudian menjadi sebuah keluarga besar yang tersebar luas di Hadramaut (Yaman) dan ke berbagai penjuru dunia. Mereka dikenal sebagai “Bani ‘Alawi” atau “Alawiyyin” (dinamakan dari Imam ‘Alawi Al-Mubtakir). Dari Bani ‘Alawi ini, beberapa nama julukan atau gelar menjadi marga seperti Al-Azmatkhan, Assegaf, Al-Attas, Al-Habsyi, Al-Idrus, Al-Bar, Al-Kaff, Al-Muhdor, Al-Aidid, Al-Haddad, Baharun, Ba’agil, Basyaiban, Bafaqih, Baraqbah, Bin Yahya, Bin Semith/Bin Sumaith, Jamalulail, Bin Syekh Abu Bakar, Bin Jindan, Al-Hamid, Ba’abud, Al-Qadri, Al-Jufri, Al-Hadar, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Nyai Raden Ayu Linawati: Wali Songo Tidak Ber Fam Azmatkhan Ba'alawi
Asal Muasal
Lantas, bagaimana dengan asal mula marga Azmatkhan? Dalam sejarah keturunan Rasulullah Muhammad صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ, terutama dalam keluarga besar Alawiyyin di Hadramaut (Yaman), marga Azmatkhan adalah salah satu cabang keturunan dari Al-Imam As-Sayyid ‘Alawi Al-Mubtakir bin Al-Imam As-Sayyid Ubaidillah Sohibul Aradh bin Imam Ahmad Al-Muhajir Al-Husaini. Nama ini tercatat dalam beberapa kitab nasab yang digunakan oleh lembaga nasab di Nusantara, seperti Syamsu Adz-Dzahira dan Khidmatul Asyirah.
Jika dibandingkan dengan nama-nama marga lain di kalangan keluarga besar Alawiyyin yang tersebar di Hadramaut atau negara lain, marga Azmatkhan memiliki karakter yang khas dan unik. Hal ini disebabkan karena marga Azmatkhan tidak muncul di Hadramaut pada masa itu.
Nama Azmatkhan justru muncul di India. Bagi yang tidak mendalami sejarah Islam di India mungkin mengira bahwa Islam di India tidak terkait dengan keluarga besar Alawiyyin, padahal peran keluarga besar Alawiyyin dalam menyebarkan agama Islam di India sangat besar, termasuk keluarga Azmatkhan.
As-Sayyid (Al-Habib) Alwi bin Thohir Al-Haddad (2001:164) mencatat bahwa keluarga besar Azmatkhan, yang awalnya berada di Hadramaut, Yaman, akhirnya terputus dari tanah asalnya. Akibatnya, di Hadramaut tidak ditemukan lagi keluarga besar Azmatkhan, Al-Qadri, dan Bafaraj, termasuk Khaneman. Oleh karena itu, wajar jika nama Azmatkhan kurang dikenal di kalangan ‘Alawiyyin lainnya.
Pada sekitar tahun 569-575 Hijriyah, wilayah Hadramaut mengalami pergolakan politik. Situasi menjadi mencekam terutama setelah pasukan Turansyah Al-Ayyubi menaklukkan Kota Tarim. Pasukan ini dipimpin oleh Utsman bin Ali Al-Zanjiliat Tikriti, yang dikenal kejam dan telah menumpahkan banyak darah ulama serta fuqaha di Kota Tarim. Salah satu ulama yang menjadi sasaran adalah Al-Imam As-Sayyid ‘Ammu Al-Faqih bin Al-Imam As-Sayyid Muhammad Shohib Mirbath, seorang tokoh yang kaya, dermawan, dan berilmu.
Al-Imam As-Sayyid ‘Ammu Al-Faqih adalah paman dari Al-Faqih Muqoddam, atau dikenal sebagai Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbath. Al-Faqih Muqoddam merupakan salah satu pemimpin yang sangat dihormati di kalangan Alawiyyin, dan namanya kerap disebut-sebut oleh para keturunannya hingga kini.
Dari empat putra yang dimiliki oleh Imam ‘Ammu Al-Faqih, putra tertuanya, Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan, memutuskan untuk berhijrah ke India karena melihat kekacauan dan ketidakadilan yang terjadi di Hadramaut pada masa itu. Kota Tarim dianggap tidak lagi aman bagi keluarga besar Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan, dan demi keselamatan akidah serta keluarganya, beliau memilih untuk pergi ke India.
Hijrahnya Sayyid Abdul Malik
Keputusan Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan untuk berhijrah mengikuti jejak kakeknya, Imam Ahmad Al-Muhajir. Karena itu, beliau juga dikenal dengan gelar Al-Muhajir Tsani atau "Al-Muhajir Ilallah". Seperti dijelaskan oleh Fairuz Khoirul Anam (2010:132), gelar tersebut diberikan karena Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan berhijrah ke India dengan niat berdakwah, mirip dengan kakeknya, Al-Imam Ahmad bin Isa yang hijrah dari Iraq ke Hadramaut untuk misi yang sama.
Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan hijrah ke wilayah India, yang saat itu belum banyak memeluk Islam. Keadaannya mirip dengan kondisi umat Islam di Hadramaut saat kedatangan Al-Imam Ahmad Al-Muhajir, di mana masih banyak paham yang menyimpang dari ajaran Islam. Namun, dengan kebijaksanaan Al-Imam Ahmad Al-Muhajir, banyak masyarakat di Hadramaut yang akhirnya sadar dan mengikuti ajaran beliau.
Menurut KH. Abdullah bin Nuh (1963:158), Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan lahir di Kota Tarim, Yaman. Beliau dikenal sebagai seorang yang taat beribadah dan sangat saleh, tumbuh dalam bimbingan ayahnya hingga menjadi ulama besar di zamannya. Pada awal abad ke-7 Hijriyah, beliau memutuskan untuk berhijrah ke India yang kala itu dikuasai oleh Muhammad Bin Dan Al-Ghurri dengan Kesultanan Delhi, sebuah kekuatan Islam yang cukup disegani.
Kedatangan Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan di India kemudian diikuti oleh anggota keluarga besar Alawiyyin lainnya. Maka, tidak heran jika di India dan Pakistan kini banyak keturunan Alawiyyin.
Tentang sosok Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan, As-Sayyid Abu Bakar Al-Adni Bin Ali Masyhur (2011:57), seorang mufti (ulama besar) dari Hadramaut, menuliskan bahwa beliau tinggal di wilayah Bruj, India, dengan riwayat hidup yang sangat baik serta memiliki keturunan di sana. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun keturunannya tinggal di India, sosok beliau tetap dihormati di kalangan ulama Hadramaut.
Baca juga: Kesaksian Sejarah Leluhur Wali Songo dari Negeri Asal, Uzbekistan
Penyebarannya ke Asia Tenggara
Fairuz Khoirul Anam (2010:131) menambahkan bahwa keturunan Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan memiliki pengaruh besar di India dan Asia Tenggara. Mereka datang dari Hadramaut ke India pada akhir abad ke-6 Hijriyah. Beliau memiliki hubungan yang baik dengan kerajaan India, para pembesar, dan ulama di sana, sehingga keluarga besarnya bisa tersebar luas di India dan memiliki peran penting di kalangan Muslim di sana.
Sejarah mencatat bahwa selain tinggal di Ahmadabad, Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan juga pernah lama menetap di Nashrabad. Menurut HMH. Al-Hamid Al-Husaini (2010:773), ketika beliau pergi meninggalkan Hadramaut sekitar tahun 574 Hijriyah, beliau bermukim di Nashrabad dan memiliki beberapa putra dan putri di sana. Putra keduanya, Sayyid Abdullah, menjadi cikal bakal munculnya nama Azmatkhan sebagai marga keluarga besar Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan.
Idrus Alwi Al-Mansyur (dalam Muhammad bin Ahmad As-Syathiri (2012:155)) menjelaskan bahwa marga Azmatkhan baru muncul pada masa Imam Abdullah bin Abdul Malik, yakni setelah terjadinya pernikahan antara Putri Sultan Nashrabat dengan Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan.
Yosef Iskandar (1997:270) menulis bahwa salah satu leluhur Fatahillah atau Maulana Fadhillah Azmatkhan (bin Maulana Mahdar Ibrahim Patakan, bin Sayyid Abdul Ghofur, bin Sayyid Barakat Zainul Alam, bin Sayyid Husain Jamaluddin Al-Akbar atau Syekh Jumadil Kubro, bin Sayyid Ahmad Jalaluddin Azmatkhan, bin Sayyid Abdullah Azmatkhan, bin Al-Imam Abdul Malik Azmatkhan) menikah dengan putri seorang bangsawan dari kerajaan India, sehingga marga Azmatkhan pun melekat.
Setelah Al-Imam Al-Amir Al-Muhajir As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan menjadi menantu bangsawan Nashrabad, beliau diberi gelar “Khan” agar diakui sebagai bangsawan setempat, seperti tradisi bangsawan lainnya. Namun, karena beliau adalah keturunan (Ahlul Bayt) Rasulullah صَÙ„َّÙ‰ اللهُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ, kalimat “Azmat” yang berarti “mulia” dalam bahasa Urdu India ditambahkan sehingga menjadi “Azmatkhan”. Nama ini ditulis dalam aksara Arab sebagai عظمت خان dan diucapkan sebagai “Azmatkhan”. Beliau juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah,” karena hijrahnya ke India dalam rangka dakwah, seperti halnya kakeknya Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi Al-Azraq yang hijrah dari Irak ke Hadramaut untuk tujuan serupa.
Oleh: Achmad Nizam
Editor: Hendra, S/ Rumah-muslimin
Demikian Artikel " Mengenal Fam Azmatkhan; Silsilah, Sejarah, Penyebarannya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -