NYAI RADEN AYU LINAWATI UNGKAP PENYIMPANGAN NASAB PADA BEBERAPA MANUSKRIP DANA SILSILAH HABAIB DI INDONESIA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Melalui laman facebooknya, Nyai Raden Ayu Linawati memberikan pandangan kritis terhadap isu keaslian nasab yang berkembang di kalangan Habaib serta dzurriyat Walisongo di Indonesia, Selasaa (29/10/24). Dalam tanggapannya, beliau menyoroti keabsahan beberapa kitab dan hasil penelitian DNA yang dinilai tidak mendukung klaim nasab para tokoh tertentu.
Nyai Raden Ayu Linawati membuka dengan pernyataan,
Nyai Raden Ayu Linawati membuka dengan pernyataan,
“Kitab abad 4 yang disampaikan KH. Marzuki Mustamar adalah kitab abal-abal karena manuskrip aslinya ditulis abad 12 Hijriah di atas kertas Eropa. Bahkan hasil tes DNA di Family Tree DNA di Ba'alawi Project terbukti 180 member bukan marga Ba'alawi alias hoax.”Dalam pernyataan ini, beliau mengkritik penggunaan kitab yang dianggap tidak berasal dari periode waktu yang tepat, dan menekankan bahwa hasil uji DNA tidak mendukung klaim nasab bagi banyak anggota keluarga yang mengaku berasal dari marga Ba'alawi.
Beliau melanjutkan dengan menyoroti dugaan penyimpangan nasab dalam kalangan yang lebih luas.
“Saya informasikan kepada Kyai Marzuki dan para kyai-kyai sepuh NU lainnya, nggih, yang suka ngaku-ngaku bukan hanya kalangan Habaib Ba'alawi saja, tapi juga keluarga kita Walisongo. Ada ribuan dan puluhan ribu yang suka ngaku-ngaku Habib Azmatkhan Ba'alawi dan Habib Basyaiban Ba'alawi, juga Syarif Al Jailani Al Hassani, tapi setelah diteliti nasabnya ternyata bodong, kepaten obor ratusan tahun atau putus 5x, hanya jalur perempuan…”Dalam pernyataannya ini, Nyai Linawati menunjukkan bahwa fenomena pengakuan tanpa bukti nasab asli tak hanya terjadi di kalangan Habaib, tetapi juga dalam lingkungan dzurriyat Walisongo. Beliau menyinggung bahwa banyak yang mengklaim nasab dari keluarga besar Walisongo atau tokoh lain tanpa bukti yang kuat.
$ads={1}
Selanjutnya, beliau mengungkap hasil penelitian DNA yang menunjukkan adanya perbedaan haplogroup.
Beliau juga menyinggung pihak-pihak yang diduga mengeluarkan syahadah nasab tanpa validitas memadai.
Selanjutnya, beliau mengungkap hasil penelitian DNA yang menunjukkan adanya perbedaan haplogroup.
“Bahkan 371 dzurriyat Walisongo yang sudah melakukan tes DNA hasilnya Haplogroup O-M175 (China Yuan / Mongolia), bukan keturunan Nabi Muhammad SAW yang Haplogroup-nya harus J1-FGC10500 (Sayyidina Ali ibn Abi Thalib), J1-FGC8702 (Sayyidina Hassan), J1-FGC3014 (Sayyidina Hussein)… Tapi mereka kekeh ngaku-ngaku keturunan Walisongo yang asli dan keturunan Nabi Muhammad SAW yang asli.”Beliau mengkritik konsistensi klaim keturunan Nabi Muhammad SAW yang tidak didukung hasil tes DNA. Hasil DNA yang berbeda menjadi dasar bagi beliau untuk meragukan keaslian klaim nasab beberapa pihak.
Beliau juga menyinggung pihak-pihak yang diduga mengeluarkan syahadah nasab tanpa validitas memadai.
“Sampai bikin syahadah-syahadah nasab online abal-abal bekerjasama dengan para mafia nasab internasional.”Pernyataan ini menyinggung keberadaan praktik penerbitan syahadah nasab melalui pihak ketiga yang disebutnya sebagai mafia nasab internasional, yang menurut beliau merusak kredibilitas nasab asli.
Baca juga: Pelaku Pemalsu 300 Makam Adalah Keturunannya Sendiri Bukan Habib Luthfi
Nyai Linawati kemudian mengungkap keraguannya terhadap beberapa nama dalam silsilah Walisongo yang dianggap fiktif.
“Orang-orang inkonsisten dan tidak kompeten di bidang nasab! Mereka membatalkan nasab Walisongo yang berdasarkan data manuskrip Al Qandiya abad 6 Hijriah dari Bukhara, Uzbekistan, tapi mereka beramai-ramai memindahkan nasab Walisongo ke tokoh-tokoh fiktif bernama: Kaja, Kalijam, Kulabang, Ali Nakiddi, Ratu Bani Israil…”Dalam kutipan ini, beliau menunjukkan keprihatinan terhadap beberapa nama dalam silsilah yang tidak sesuai dengan sumber nasab yang kredibel dan cenderung dibuat-buat.
Lebih lanjut, beliau menekankan larangan dalam Islam untuk mengaku-ngaku nasab yang bukan miliknya.
“Haram hukumnya mengaku aku bin orang lain dawuh Kyai Marzuki di video ini apalagi menisbatkan Walisongo ke tokoh-tokoh fiktif yang tidak jelas dimana makam-makam mereka, kalau ada tolong tunjukkan kepada saya dan saya akan taslim.”Beliau mendukung pernyataan KH. Marzuki Mustamar yang melarang klaim nasab fiktif atau tidak jelas, mengingat implikasi keagamaan dan moral dari hal tersebut.
Nyai Linawati kembali menegaskan kritik terhadap nama-nama yang dianggapnya direkayasa.
“Nama-nama lucu, unik, dan aneh itu mereka rekayasa dan rubah menjadi Sayyid Ali ar-Ridho ibn Imam Musa al-Kazhim, Imam Syiah ke-7…”Menurut beliau, perubahan nama-nama ini menunjukkan usaha untuk membuat keterhubungan nasab yang tidak sahih, sekaligus memperingatkan masyarakat agar tidak termakan klaim yang tidak berdasar.
Baca juga: Kisruh Nasab Sudah Diisyaratkan Rasulullah Dalam Mimpi Nyai Raden Ayu Linawati
Di bagian akhir, Nyai Linawati menyebut
“Ini namanya dusta dan penipuan publik bekerjasama dengan para mafia nasab internasional yang mengeluarkan syahadah nasab online mereka.”Beliau mengkritik keras keberadaan syahadah nasab yang diterbitkan secara online melalui pihak-pihak yang diklaimnya sebagai “mafia nasab internasional.” Pernyataan ini menunjukkan adanya keprihatinan mendalam beliau terhadap praktik penerbitan syahadah nasab yang dianggap mengarah pada manipulasi dan pembodohan publik.
Menurut Nyai Linawati, syahadah online ini menimbulkan risiko bagi masyarakat karena dapat dengan mudah disalahgunakan oleh mereka yang ingin mengklaim nasab tertentu tanpa bukti keilmuan dan keterhubungan yang sahih. Ia memperingatkan bahwa praktik ini tidak hanya merusak kepercayaan publik terhadap legitimasi nasab yang sebenarnya, tetapi juga mengaburkan asal-usul keluarga yang sesungguhnya. Kritik ini ditekankan untuk mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap klaim nasab yang hanya berdasarkan sertifikasi online dan tidak memiliki dasar manuskrip atau bukti autentik yang valid.
Source: Nyai Raden Ayu Linawati
Editor: Hendra, S/Rumah-Muslimin
Editor: Hendra, S/Rumah-Muslimin