MARGA AL-HADDAR: SEJARAH, ASAL USUL, KISAHNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Gelar dalam tradisi Islam tidak hanya sekedar nama tambahan, tetapi biasanya mencerminkan karakter, keutamaan, atau peristiwa penting dalam kehidupan seseorang. Salah satu tokoh yang diberi gelar istimewa adalah Waliyullah Abdullah bin Ali bin Muhsein bin Husein bin Syaich Abubakar, yang dikenal dengan julukan "Al-Haddar". Gelar ini memiliki latar belakang sejarah yang kuat dan terkait erat dengan dakwahnya yang penuh semangat dalam menyebarkan ajaran Islam. Dalam tulisan ini, kita akan membahas asal usul gelar tersebut, kehidupan Waliyullah Abdullah bin Ali, serta peran keturunannya di Indonesia.
Asal Usul Gelar "Al-Haddar"
Julukan "Al-Haddar" disematkan kepada Waliyullah Abdullah bin Ali karena dakwahnya yang dikenal memiliki suara yang sangat lantang dan keras, seolah-olah seperti suara guntur yang menggema. Dalam bahasa Arab, istilah "Haddar" secara harfiah berarti suara yang keras atau menggelegar, yang dalam konteks ini merujuk pada suara beliau ketika berdakwah.
Kemampuan Waliyullah Abdullah bin Ali dalam menyampaikan dakwah dengan suara yang begitu mengesankan bukan hanya dianggap sebagai bentuk komunikasi yang efektif, tetapi juga dianggap sebagai karunia khusus dari Allah SWT. Masyarakat yang mendengar dakwah beliau akan merasa tergetar, baik secara fisik maupun spiritual. Pesan-pesan Islam yang beliau sampaikan mampu menyentuh hati orang-orang, dan karenanya banyak yang mengikuti ajaran Islam yang disebarkannya. Sejak peristiwa tersebut, Waliyullah Abdullah bin Ali dikenal dengan gelar "Al-Haddar", yang kemudian menjadi bagian dari namanya dan diwariskan sebagai kehormatan bagi keturunannya.
$ads={1}
Kehidupan Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar
Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar dilahirkan di Inat, Hadramaut, sebuah wilayah di Yaman yang terkenal dengan tradisi keilmuan Islam dan melahirkan banyak ulama besar. Inat merupakan salah satu kota yang memiliki sejarah panjang dalam penyebaran Islam, di mana banyak ulama dan wali Allah yang memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam, baik di dalam maupun di luar Hadramaut.
Dalam kehidupan sehari-harinya, Waliyullah Abdullah bin Ali dikenal sebagai seorang yang sangat khusyuk dalam ibadah dan aktif dalam dakwah. Beliau tidak hanya berbicara tentang ajaran Islam, tetapi juga menunjukkan perilaku yang penuh kasih, sabar, dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWT. Hal inilah yang membuat banyak orang tertarik untuk mendengarkan dakwahnya dan menjadikan beliau sebagai panutan dalam kehidupan mereka.
Baca juga: Marga Al-Kaff: Sejarah, Asal Usul, Kisahnya
Penyebaran Keturunan Al-Haddar di Indonesia
Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar memiliki dua putra, yaitu Hafidz dan Umar. Keduanya meneruskan garis keturunan beliau dan memainkan peran penting dalam menjaga ajaran-ajaran Islam yang diwariskan oleh ayah mereka. Keturunan dari Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar diketahui tersebar di Pulau Jawa, Indonesia, yang hingga saat ini masih dihormati sebagai bagian dari keluarga besar ulama Hadramaut yang berkontribusi besar dalam penyebaran Islam di Nusantara.
Indonesia, khususnya Pulau Jawa, memiliki sejarah panjang dalam menerima ajaran Islam dari para ulama yang datang dari Hadramaut. Kedatangan para ulama Hadramaut, termasuk keturunan Al-Haddar, memberikan dampak besar dalam pengembangan keilmuan Islam di Nusantara. Selain berperan dalam penyebaran ajaran agama, mereka juga turut serta dalam pembentukan komunitas Muslim yang kuat di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca juga: Kabilah-kabilah yang Menggunakan Nama Alawiyyin
Saudara Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar: Hadi bin Ali Al-Naddar
Selain Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar, saudaranya, yaitu Waliyullah Hadi bin Ali Al-Naddar, juga merupakan tokoh penting dalam sejarah Islam di Hadramaut. Seperti saudaranya, Waliyullah Hadi bin Ali juga dikenal sebagai seorang yang saleh dan memiliki pengaruh besar dalam penyebaran ajaran Islam.
Waliyullah Hadi bin Ali Al-Naddar dikaruniai seorang anak lelaki bernama Salim. Keturunan dari Waliyullah Hadi bin Ali Al-Naddar tersebar di Indonesia, terutama di Ternate, Sulawesi. Keturunan ini, sama seperti keturunan Al-Haddar, memainkan peran penting dalam mengembangkan ajaran Islam di wilayah Indonesia Timur. Hingga saat ini, keturunan beliau masih dikenal dan dihormati sebagai bagian dari keluarga besar ulama Hadramaut yang meninggalkan warisan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
Baca juga: Nama-Nama Ahlul Bait dari Zaman ke Zaman
Wafatnya Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar dan Warisan Spiritualnya
Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar wafat di kota Inat pada tahun 1149 Hijriyah. Meskipun beliau telah berpulang, warisan spiritual dan dakwahnya tetap hidup melalui keturunan dan murid-muridnya. Hingga kini, nama beliau masih disebut dengan penuh hormat oleh masyarakat Hadramaut dan keturunannya yang tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Kehidupan Waliyullah Abdullah bin Ali Al-Haddar memberikan banyak pelajaran tentang pentingnya dakwah, kesabaran, dan kekuatan dalam menyampaikan ajaran Islam. Suara lantang beliau dalam berdakwah bukan hanya simbol dari kekuatan fisik, tetapi juga mencerminkan kekuatan iman dan semangat yang mendalam dalam menegakkan ajaran Allah SWT.
Ditulis oleh: rumah-muslimin
Demikian Artikel " Marga Al-Haddar: Sejarah, Asal Usul, Kisahnya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -