Melalui Uji Karbon dan Filologi, Kitab Syajarah Al Mubarokah Ternyata Tahun 1800-san

MELALUI UJI KARBON DAN FILOLOGI, KITAB SYAJARAH AL MUBAROKAH TERNYATA TAHUN 1800-SAN

RUMAH-MUSLIMIN.COM -  Isu keabsahan nasab Ba'alawi kembali menjadi topik hangat setelah Nyai Raden Ayu Linawati memberikan kritik keras terkait Kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah, yang selama ini dijadikan rujukan oleh Haji Imaduddin. Dalam tulisannya, Nyai Linawati mempertanyakan usia dan keaslian manuskrip kitab tersebut, yang dianggap belum memenuhi standar ilmiah dalam pengujian validitas manuskrip.

"Manuskrip dari Asy-Syajarah Al-Mubarakah usianya tidak lebih dari dua abad dan tentunya belum lulus uji karbon dan uji filologi karena 800 tahun yang lalu belum ada kertas Eropa seperti ini!!!" tegasnya. Menurut Nyai Linawati, kitab tersebut selama ini diklaim sebagai karya Imam Fakhruddin Ar-Razi rahimahullahu ta'ala dari abad ke-6 Hijriah. Namun, fakta menunjukkan bahwa tidak ada catatan dalam literatur dunia yang menyebutkan bahwa Imam Fakhruddin Ar-Razi pernah menulis kitab ini.

Baca juga: Mahdi Ar-Raja'i Mengitsbat Nasab Imam Ubaidillah, Nyai Lina: Imaduddin Jujur!

Dalam kritiknya, Nyai Linawati juga menyatakan bahwa Kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah lebih terkait dengan kalangan Syi'ah Rafidhah, khususnya tokoh-tokoh seperti Al-Mar'asyi An-Najafi dan muridnya Mahdi Ar-Raja'i, yang menyalin kitab tersebut. Kitab ini, menurut Nyai Linawati, lebih banyak membahas tentang nasab Imam Mahdi dalam keyakinan Syi'ah, termasuk riwayat tentang Imam Hasan Al-Askari dan Imam Muhammad Al-Mahdi.

"Kitab ini membahas tentang nasab/silsilah dan riwayat akan kemunculannya Imam Mahdi menurut versi kalangan Syi'ah, serta pembahasan mengenai Hasan bin Ali atau dikenal dengan nama Imam Al-Askari (imam ke-11 bagi kaum Syi'ah) serta Imam Muhammad Al-Mahdi, Imam ke-12 Syi'ah yang akan muncul di akhir zaman," jelasnya.

$ads={1}

Nyai Linawati menyoroti bahwa kitab ini menggunakan standar yang sangat ketat, yang berdampak pada banyak keturunan Rasulullah SAW yang nasabnya dibatalkan. Beberapa keturunan yang diakui menurut kitab ini adalah para Syarif di Hijaz, Sadat Rasiyyin di Yaman, dan para Sadat di Irak. Bahkan, jika mengacu pada kitab ini, nasab tokoh besar seperti Ayatullah Khomeini dan Ayatullah Khamenei juga dinyatakan batal.

Baca juga: Nyai Raden Ayu Linawati Bongkar Manipulasi Nasab di Kalangan Wali Songo

Nyai Linawati menambahkan bahwa jika kita hanya mengandalkan kitab ini sebagai dasar, banyak keturunan Rasulullah dari Sayyidina Hasan dan Husein yang nasabnya akan berguguran. "Nasab Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, para Muhaditsin dari Marga Al-Ghumari di Maroko, serta para Raja Maroko dan Yordan sebagai keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, batal," tulisnya.

Ia kemudian memperingatkan konsekuensi besar jika hanya mengandalkan Kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah untuk memvalidasi atau membatalkan nasab. Ia mengungkapkan bahwa selain Ba'alawi, ada 13 kelompok keturunan lainnya yang juga akan terpengaruh dan batal nasabnya jika diukur berdasarkan kitab ini. "BUKAN hanya Nasab Saadah BA ALAWI saja yang tidak terkonfirmasi di Kitab Sejaman Asy Syajarah Al Mubarakah, tetapi ke-13 Saadah di atas pun batal secara permanen menggunakan hujjah kitab sejaman andalan Haji Imad tersebut."

Nyai Linawati menekankan pentingnya bagi para ahli nasab untuk adil dan konsisten, tanpa menerapkan standar ganda. Ia mengingatkan bahwa ketidakadilan dan pembatalan nasab yang tidak berdasar akan berdampak besar pada golongan keturunan yang lain.

Selain itu, Nyai Linawati menantang Haji Imaduddin untuk memverifikasi dua kitab nasab lainnya yang ditulis oleh Mahdi Ar-Raja'i, yaitu Al-Adabā’ min Āl Abī Ṭālib dan Al-Mu’aqqibūn min Āl Abī Ṭālib. "Beranikah Haji Imad jujur dan mau menyampaikan, menjelaskan dua kitab tersebut dan kitab nasab lainnya yang ada ditulis langsung oleh Mahdi Ar-Raja'i?" tantangnya.

Baca juga: Nyai Raden Ayu Linawati Tantang Debat Guru Gembul Terkait Nasab Wali Songo

Ia juga meminta agar Haji Imaduddin berhati-hati dalam menggunakan Kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah yang menurutnya hanyalah salinan ringkas dari manuskrip yang ditemukan di Najaf, Irak, dan tidak mencantumkan semua silsilah Dzuriyyah Nabi Muhammad SAW. "Kitab tersebut adalah ringkasan yang disalin dari manuskrip aslinya... isinya tidak semua ada dicatat di dalamnya," tulis Nyai Linawati.

Nyai Linawati menegaskan bahwa penting untuk memverifikasi keaslian kitab dan manuskrip yang dijadikan dasar, serta tidak hanya mengandalkan klaim yang tidak terbukti secara ilmiah. Ia menutup dengan peringatan agar para peneliti nasab tidak menggunakan kitab yang meragukan dan tidak adil dalam menetapkan nasab.

Sumber: Nyai Raden Ayu Linawati

Editor & Penulis: Hendra, S/rumah-muslimin

Demikian Artikel " Melalui Uji Karbon dan Filologi, Kitab Syajarah Al Mubarokah Ternyata Tahun 1800-san "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close