Habib Kuncung: Biografi, Kelahiran, Karomah, Kisah, Wafatnya

HABIB KUNCUNG: BIOGRAFI, KELAHIRAN, KAROMAH, KISAH, WAFATNYA

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Makam Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad atau yang lebih dikenal sebagai Habib Kuncung merupakan salah satu situs ziarah yang sering dikunjungi di kawasan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Kubah makam berbentuk bangunan berukuran 6x12 meter berwarna hijau yang dikelilingi ratusan nisan menciptakan suasana khidmat. Setiap hari, terutama pada hari-hari tertentu, puluhan peziarah terlihat hilir-mudik sejak pagi hingga siang hari. Mereka datang untuk berdoa dan mengenang sosok yang mereka hormati sebagai wali Allah yang penuh karomah.

Habib Kuncung dimakamkan di kompleks makam yang berada di Jalan Rawajati Timur II, bersebelahan dengan Masjid Jami At-Taubah. Masjid ini dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Kalibata, yang telah berdiri selama lebih dari satu abad. Di depan komplek makam, terdapat gapura yang bertuliskan "Kramat Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung) dan Makam Keluarga Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad." Gapura ini menjadi penanda sekaligus pemisah antara makam dengan masjid tersebut.

Kompleks makam Habib Kuncung yang luas ini dikelilingi oleh ratusan nisan yang tertata rapi, banyak di antaranya berlapis keramik. Di selasar kubah makam, beberapa makam lainnya juga terlihat, menjadikan lokasi ini tempat istirahat terakhir bukan hanya bagi Habib Kuncung, tetapi juga bagi keluarganya. Kubah ini menampung tujuh makam, termasuk Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung), Habib Abdullah bin Ja'far Al Haddad, Syarifah Fatmah binti Abdullah bin Haddad, Habib Abdurrahman bin Syahab, Habib Abdullah bin Husein Syami Al-Attas, Habib Husain bin Ummar Al-Attas, dan Habib Thoha bin Muhammad bin Abdullah.

Dari ketujuh makam tersebut, makam Habib Kuncung yang paling menonjol karena ditutupi kelambu berwarna merah tua. Di balik kelambu inilah bersemayam sosok yang hingga kini dikenang karena karomahnya.

$ads={1}

Asal-usul dan Kehidupan Habib Kuncung

Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad lahir di Qurhfa, Hadramaut, Tarim, Yaman, pada 14 November 1838. Sejak kecil, Habib Kuncung sudah terbiasa dengan kegiatan berdagang. Profesi ini yang kemudian membawanya menjelajahi banyak wilayah, termasuk Asia Tenggara. Kegiatan dagangnya membuat Habib Kuncung mengenal berbagai budaya dan masyarakat, yang kemudian memperkaya pengetahuannya dalam berbagai bidang, termasuk agama.

Selain berdagang, Habib Kuncung juga menimba ilmu ke berbagai negara. Ia pernah belajar di Belanda, Malaysia, dan Singapura, serta berguru kepada beberapa ulama besar di Indonesia. Salah satu gurunya adalah Habib Alwi Al Haddad, yang juga merupakan ayahnya sendiri. Selain itu, ia juga belajar dari Habib Ali bin Husein Al Haddad, Habib Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi, dan Habib Abdullah bin Mukhsin Al-Attas, yang dikenal sebagai Habib Keramat Empang di Bogor.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Habib Kuncung mendapatkan bisyarah atau petunjuk untuk berhijrah ke Asia. Singapura menjadi negara pertama yang ia singgahi. Di sana, ia meninggalkan semua harta kekayaannya dan memutuskan kembali ke Yaman. Namun, setelah itu, ia kembali ke Indonesia, kali ini hijrah ke Surabaya dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di NTT, Habib Kuncung menikah dengan Syarifah Rogoan dan dikaruniai seorang anak bernama Habib Muhammad. Meskipun hidupnya penuh dengan perjalanan dan pengorbanan, hal ini tidak menghentikan Habib Kuncung dari terus menyebarkan ajaran Islam dan memberikan contoh kehidupan yang baik kepada orang-orang di sekitarnya.

Baca juga: Biografi Habib Ali Baqir Al-Saqqaf: Kelahiran, Pendidikan dan Gurunya

Asal Nama ‘Habib Kuncung’

Nama "Kuncung" yang tersemat pada Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad berasal dari kebiasaan beliau yang sering mengenakan kopiah bangsawan Bugis. Kopiah tersebut berbentuk kerucut, atau dalam bahasa lokal disebut kuncung. Gelar ini diberikan oleh para bangsawan Bugis sebagai bentuk penghormatan terhadap Habib Kuncung yang dianggap memiliki karomah besar di kalangan mereka. Hal ini diceritakan oleh Habib Husein Muhammad Al Haddad, keturunan keempat dari Habib Kuncung, yang menegaskan bahwa karomah beliau sangat dihormati di kalangan bangsawan pada zamannya.

Karomah dan Keistimewaan Habib Kuncung

Habib Kuncung termasuk salah satu wali Allah yang memiliki khariqul ‘adah, yakni kemampuan luar biasa di luar kebiasaan manusia biasa. Beliau dikenal sebagai ahli darkah, yang berarti dapat memberikan pertolongan kepada siapa saja yang memerlukannya secara tiba-tiba. Banyak kisah tentang kehadiran beliau yang tak terduga di tempat dan waktu yang berbeda, yang dianggap sebagai salah satu bentuk karomah yang dimilikinya.

Salah satu contoh karomah yang paling terkenal adalah kemampuannya untuk "menembus ruang dan waktu." Suatu ketika, Habib Kuncung menolak ajakan untuk pergi ke Pekalongan. Namun, setelah rombongan yang mengajaknya tiba di Pekalongan, mereka terkejut mendapati Habib Kuncung sudah berada di sana. "Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat karomah beliau," kata Hasan bin Muhammad bin Abdullah Al Haddad, seorang ahli waris yang mengetahui banyak tentang perjalanan hidup Habib Kuncung.

Kisah lain yang sering diceritakan adalah tentang kemampuannya untuk muncul tiba-tiba di hadapan orang-orang yang memerlukan pertolongan. Misalnya, ada cerita tentang seorang pedagang yang sedang mengalami masalah besar. Saat ia berdoa meminta pertolongan, tiba-tiba Habib Kuncung muncul dan memberikan bantuan, padahal sebelumnya tidak ada tanda-tanda kehadiran beliau di sekitar lokasi.

Selain itu, Habib Kuncung juga dikenal sebagai ulama yang memiliki sikap sulit ditebak. Kehidupannya yang penuh dengan kerendahan hati dan ketidakmementingan diri sendiri menjadikannya sosok yang dihormati oleh banyak kalangan. Sebagai wali Allah, beliau tidak pernah memamerkan karomah yang dimilikinya. Namun, orang-orang yang mengenalnya dan telah mengalami pertolongannya memahami betul kebesaran karomah Habib Kuncung.

Baca juga: Biografi Habib Zain Bin Smith: Silsilah, Pendidikan dan Gurunya

Akhir Hayat dan Pengaruhnya

makam habib kuncung

Habib Kuncung meninggal dunia pada tahun 1926 dalam usia 93 tahun. Makamnya yang terletak di samping Masjid Jami At-Taubah di Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, kini menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia. Di dekat makamnya terdapat gentong berisi air yang sering diminum oleh peziarah sebagai simbol berkah.

Meski telah wafat hampir seabad yang lalu, pengaruh Habib Kuncung masih terasa hingga saat ini. Setiap tahun, haul atau peringatan wafatnya diadakan dan dihadiri oleh ribuan orang. Tahun ini, haul Habib Kuncung akan digelar pada 28 September 2024 di komplek makamnya di Rawajati. Acara ini biasanya diisi dengan doa bersama, pembacaan maulid, serta ceramah agama yang mengingatkan pada keteladanan beliau.

Bagi masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya, Habib Kuncung bukan hanya seorang ulama, tetapi juga tokoh yang memberikan inspirasi dalam kehidupan beragama. Kisah hidupnya yang penuh perjuangan dan pengorbanan, serta karomah yang dimilikinya, menjadi teladan bagi umat Islam hingga kini.

Habib Kuncung mengajarkan pentingnya keikhlasan, kesederhanaan, serta pentingnya menjaga hubungan dengan Allah melalui amal ibadah dan pengabdian kepada sesama manusia. Warisannya bukan hanya makam yang selalu ramai diziarahi, tetapi juga ajaran-ajaran luhur yang terus hidup dalam hati umat Islam di Indonesia.

Penulis: Hendra,S/rumah-muslimin

Demikian Artikel " Habib Kuncung: Biografi, Kelahiran, Karomah, Kisah, Wafatnya "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Redaksi

Rumah Muslimin Grup adalah Media Dakwah Ahlusunnah Wal jama'ah yang berdiri pada pertengahan tahun 2017 Bermazhab Syafi'i dan berakidah Asyariyyah. Bagi sobat rumah-muslimin yang suka menulis, yuk kirimkan tulisannya ke email kami di dakwahislamiyah93@gmail.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close