Berdiri Saat Perayaan Maulid Nabi (Mahalul Qiyam)

BERDIRI SAAT PERAYAAN MAULID NABI (MAHALUL QIYAM)

RUMAH-MUSLIMIN.COM - Imam Husain bin Ibrohim Al-Maghrabi pernah ditanya:“Apa pendapat anda, semoga Allah menjaga Anda dalam kemuliaan-Nya, tentang kebiasaan orang-orang yaitu berdiri ketika mendengar pembacaan maulid Nabi, dengan niat untuk menghormatinya? Apakah hal itu dianjurkan atau tidak? Apa dalil yang digunakan oleh orang-orang yang mengatakan bahwa hal itu dianjurkan? Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Sayyidina Anas رضي الله عنه, dikatakan bahwa orang-orang tidak berdiri ketika melihat Rasulullah ﷺ, karena mereka tahu bahwa Rasulullah tidak menyukainya. Bagaimana bisa menghormatinya dengan sesuatu yang beliau tidak sukai? Apakah ada perbedaan antara menghormatinya saat beliau masih hidup dan setelah beliau wafat? Jika memang tidak dianjurkan, mengapa para ulama melakukannya? Apakah penguasa harus mencegah tindakan tersebut berdasarkan kaidah Islam? Berikanlah fatwa kepada kami.”

$ads={1}

Beliau menjawab: “Segala puji bagi Allah. Al-Allamah Imam Ibn Hajar dalam Kitab Fatawa Haditsiyyah-nya menyatakan bahwa kebiasaan banyak orang yang berdiri ketika mendengar maulid Nabi ﷺ dan ketika beliau dilahirkan adalah sebuah bid'ah yang tidak memiliki dasar, namun orang-orang melakukannya sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi ﷺ. Oleh karena itu, orang awam dimaafkan atas perbuatan tersebut, berbeda dengan kalangan khusus (para ulama). Dan pendapat saya, berdiri untuk menghormati Nabi ﷺ telah dilakukan oleh banyak orang yang layak diteladani di sebagian besar negara Islam. Ini berdasarkan pendapat Imam Nawawi yang menyatakan bahwa berdiri untuk orang-orang yang dihormati adalah sunnah selama dilakukan untuk menghormati dan bukan untuk pamer. Beliau bahkan menulis kitab khusus tentang hal ini. Dalil terkuat yang mereka gunakan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam Kitab Sunan-nya bahwa Sayyidah Aisyah رضي الله عنها berkata: "Aku belum pernah melihat seseorang yang ucapannya lebih mirip dengan Rasulullah ﷺ daripada Fatimah. Ketika Fatimah datang, Nabi ﷺ menyambutnya, berdiri untuknya, memegang tangannya, menciumnya, dan mendudukannya di tempat duduk beliau. Dan ketika Nabi ﷺ masuk, Fatimah juga menyambut beliau dengan berdiri, memegang tangan beliau, dan menciumnya."

Imam Ibn Hajar mengomentari pendapat Ibn al-Hajj dalam Kitab Al-Madkhal, dan menulis sebuah risalah berjudul Raf'ul Malam yang membahas hukum berdiri untuk orang-orang terhormat. Ada syair yang diucapkan sebagian orang:

ﻓﻠﻤﺎ ﺑﺼﺮﻧﺎ ﺑﻪ ﻣﻘﺒﻼ # ﺣﻠﻠﻨﺎ اﻟﺤﺒﻰ ﻭاﺑﺘﺪﺭﻧﺎ اﻟﻘﻴﺎﻡ

ﻓﻼ ﺗﻨﻜﺮﻥ ﻗﻴﺎﻣﻲ ﻟﻪ # ﻓﺈﻥ اﻟﻜﺮﻳﻢ ﻳﺠﻞ اﻟﻜﺮاﻡ

"Ketika kami melihatnya datang mendekat, kami menyambutnya dan segera berdiri;  

Jangan engkau mencela sikapku untuk berdiri, karena orang mulia menghormati orang-orang yang mulia."

Baca juga: Jawaban Imam As-Suyuthi Kepada Golongan yang Anti Maulid Nabi

Sebagaimana disebutkan dalam catatan Ibnu Hamdun dalam syarahnya terhadap kitab Mukhtashar karya Shaikh Mayarah tentang nadhm (syair) Ibnu 'Asyir, secara umum berdiri ketika mendengar Maulid Nabi Saw adalah bid'ah hasanah (inovasi yang baik), dan tidak layak bagi siapapun, baik kalangan khusus maupun umum untuk meninggalkannya atau melarangnya. Bahkan, meninggalkan atau melarangnya hari ini mungkin dianggap sebagai bentuk meremehkan Nabi ﷺ. Al-Allamah Imam Khalil dalam Kitab Mukhtashar dan syarahnya telah menyatakan bahwa seseorang yang meremehkan Nabi atau malaikat dapat dihukum mati sebagai kafir jika tidak bertaubat, dan jika bertaubat, ia tetap dihukum mati sebagai hukuman. Dari sini, Al-Maula Abu Sa'ud Al-Hanafi memfatwakan bahwa orang yang tidak berdiri ketika orang lain berdiri untuk menghormati Nabi ﷺ bisa dianggap sebagai kafir, sebagaimana dinukil oleh Sheikh Abdur Rahim As-Suyuthi Al-Jurjawi Al-Maliki dalam syarahnya terhadap maulid Barzanji. Wallahu a'lam.

Kitab: Qurratul 'Ain Bi Fatawa 'Ulama'il Haramain, Juz 1, Hal: 309-310, Al-Maktabah As-Syamilah.

Source: Muhammad Yaaquutin Nafies

Demikian Artikel " Berdiri Saat Perayaan Maulid Nabi (Mahalul Qiyam) "

Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
close