KEKELIRUAN ABU YAHYA BADRUSALAM TERKAIT PEMAHAMAN SYAIR ADALAH NYANYIAN
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Beredar sebuah cuplikan gambar yang berisi tulisan asatidz wahabi yakni Abu Yahya Badrusalam yang menyebutkan bahwa syair adalah nyanyian. Dalam hadits yang dicantumkan, Abu Yahya memberikan tanda kurung di terjemahan syair (nyanyian). Hal ini menimbulkan polemik diantara umat islam, khususnya para alim ulama.
KH. Ma'ruf Khozin selaku Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu Bangkalan Jatim membantah apa yang ditulis oleh Abu Yahya. Menurutnya, ada kekeliruan yang disampaikan oleh Abu Yahya soal hadits yang dikutip.
Pertama, kutipan hadis tersebut secara makna memang sama dengan riwayat Bukhari tapi redaksinya ada sedikit berbeda. Berikut yang terdapat dalam riwayat Imam Bukhari:
«ﻷﻥ ﻳﻤﺘﻠﺊ ﺟﻮﻑ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻗﻴﺤﺎ ﺧﻴﺮ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﻤﺘﻠﺊ ﺷﻌﺮا»
KH. Ma'ruf Khozin juga menyebutkan bahwa tidak semua bentuk syair dilarang dalam agama. Karena dalam riwayat hadits Bukhari dan muslim Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri bersyair:
$ads={1}
Kedua, tidak semua bentuk syair dilarang. Terbukti Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersyair:
وَاللهِ لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا
فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا إِنَّ الأُلَى قَدْ أَبَوْا عَلَيْنَا
وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ
Rasulullah mengeraskan suaranya (HR Bukhari dan Muslim)
Baca juga: Abu Yahya Badrusalam Berdusta Atas Nama Imam Bukhari dan Imam Muslim
Selain itu, beliau juga menyebutkan bahwa kalangan sahabat anshor dan muhajirin bersyair saat menggali tanah di sekitar Madinah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membalasnya dengan sajak.
Demikian pula saat para Sahabat Muhajirin dan Anshar menggali tanah di sekitar Madinah, mereka bersyair:
نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدًا عَلَى الإِسْلاَمِ مَا بَقِينَا أَبَدًا
"Kami adalah orang yang berbaiat kepada Muhammad di atas Islam selamanya, selama kami ada".
Kemudian Rasulullah menjawab dengan doa syair yang bersajak:
اللَّهُمَّ إِنَّ الْخَيْرَ خَيْرُ الآخِرَهْ فَاغْفِرْ لِلأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ
"Ya Allah, sesungguhnya kebaikan adalah kebaikan akhirat maka ampunilah sahabat Ansor dan Muhajirin" (HR al-Bukhari No 2835 dan Muslim No 4777)
Hadits-hadits diatas diperkuat kembali dari hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Di mana para sahabat bersyair lebih dari 100 kali ketika bersama Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam, terkadang Nabi diam dan tersenyum bersama mereka.
Baca juga: Benarkah Syair Mengandung Musik? Jawaban dari lmu Arudh dan Qawafi
Apakah sahabat suka bersyair? Berikut jawaban hadisnya:
ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻤﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: «ﺟﺎﻟﺴﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ، ﻓﻜﺎﻥ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻳﺘﻨﺎﺷﺪﻭﻥ اﻟﺸﻌﺮ، ﻭﻳﺘﺬاﻛﺮﻭﻥ ﺃﺷﻴﺎء ﻣﻦ ﺃﻣﺮ اﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﻫﻮ ﺳﺎﻛﺖ، ﻓﺮﺑﻤﺎ ﻳﺘﺒﺴﻢ ﻣﻌﻬﻢ»
Jabir bin Samurah berkata: "Saya menemani duduk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lebih 100 kali. Para Sahabat menyanyikan syair dan menyebutkan cerita di masa Jahiliah. Nabi diam dan terkadang tersenyum bersama mereka" (HR Tirmidzi)
Berapa syair? Ratusan...
Kesimpulan
Melalui penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Syair bukan bagian daripada nyanyian. Faktanya, Semua Bani Hasyim adalah orang yang mahir bersyair kecuali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam karena seorang Nabi.
Jadi tidak ada larangan apalagi hukum pengharaman secara mutlak bagi orang yang bersyair. Selama syair tersebut mengandung makna yang positif dan membangun, maka ulama memperbolehkan. Sedangkan syair yang berisi makna yang buruk, maka diharamkan. Jadi syair tersebut hukumnya menyesuaikan dari maknanya itu sendiri.
Oleh: KH. Ma'ruf Khozin, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu Bangkalan Jatim Dalam channel youtube Aswaja Suramadu Official
Penulis: Hendra, S (rumah-muslimin)
Demikian Artikel " Kekeliruan Abu Yahya Badrusalam Terkait Pemahaman Syair adalah nyanyian "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -