SHALAT WAS-WAS KARENA PAKAIAN ADA NAJISNYA, INI SIKAPNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Disaat shalat terkadang hati kita merasa gelisah dengan najis yang melekat pada pakaian yang dikenakan seperti "apakah baju ini kena najis? Apakah jika ada najis ini shalatnya sah?" dan perasaan lainnya.
Tentunya rasa tersebut dapat menghilangkan kekhusyu'an, terlebih lagi rasa was-was yang berlebih dapat merusak konsentrasi shalat sehingga menyebabkan rusaknya shalat yang kita jalankan.
Gus M Syihabuddin Dimyathi melalui laman facebooknya membagikan tips bagaimana menghilangkan rasa was-was terhadap najis disaat shalat, berikut penjelasannya:
Bagi yang was-was terhadap najis, shalat terasa tidak nyaman karena selalu merasa ada najis, bisa mengikuti pendapat : menghilangkan najis hukumnya sunnah, shalat dengan najis tetap sah, walaupun tau pasti, misal di baju, dan secara sengaja menggunakannya untuk shalat.
Baca juga: Berebut Menjadi Imam Shalat, Bagaimana Hukumnya?
Saya dulu was-was najis juga saat shalat, walaupun belum sembuh total, tapi sangat terbantu menggunakan pendapat ini. Jadi jangan terlalu dipikirkan.
Dalilnya apa? (Diantara) dalilnya istinja' (dengan batu dibolehkan, padahal pastinya masih ada bekas najis, tidak terlalu bersih sekali, dibuat shalat juga diperbolehkan. Dari sini ulama mengambil kesimpulan: menghilangkan najis hukumnya sunnah.
Baca juga: Cara Memakai Sarung yang Benar Saat Shalat Sesuai Syariat
Ada satu kaidah yang berbunyi :
من ابتلي بشيء مما اختلف فيه، فليقلد من أجاز.
Dia yang kesulitan menggunakan suatu pendapat dalam satu masalah yang masih ada ruang perbedaan pendapat, maka silahkan mengikuti ulama yang membolehkan.
$ads={1}
Referensi:
1. Majmu' Syarh Muhadzdzab 3/132
2. Syarh Sahih Bukhari 1/245 karya Ibnu Batthal, beliau min kibar ulama Malikiyah.
وَعَنْ مَالِكٍ فِي إزَالَةِ النَّجَاسَةِ ثَلَاثُ رِوَايَاتٍ…. وَالثَّالِثَةُ تَصِحُّ الصَّلَاةُ مَعَ النَّجَاسَةِ وَإِنْ كَانَ عَالِمًا مُتَعَمِّدًا، وَإِزَالَتُهَا سُنَّةٌ.
[النووي ,المجموع شرح المهذب ,3/132]
واختلف العلماء فى ذلك هل هو فرض أو سنة؟ فذهب مالك والكوفيون إلى أنه سنة لاينبغى تركها، فإن صلى كذلك فلا إعادة عليه، إلا أن مالكًا يستحب له الإعادة فى الوقت.
والحجة لقول مالك والكوفيين أنه معلوم أن الحجر لا ينقى إنقاء الماء، فلما وجب أن يقتصر على الحجر فى ذلك مع بقاء أثر الغائط علم أن إزالة النجاسة سنة.
وقد سئل ابن سيرين عن رجل صلى بغير استنجاء، فقال: لا أعلم به بأسًا.
[ابن بطال المالكي، شرح صحيح البخارى لابن بطال، ٢٤٥/١]
Oleh: Gus M Syihabuddin Dimyathi
Demikian Artikel " Shalat Was-was Karena Pakaian ada Najisnya, Ini Sikapnya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -