KISAH ABDALLAH DAN SYAIKHNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Ada seorang murid bernama Abdallah, dan dia memiliki guru yang saleh, alim namun khumul (low profile) di mata manusia. Orang-orang tak ada yang tahu kedudukan (maqam) guru Abdallah ini, mereka hanya tau kalau guru Abdallah ini orang saleh saja, yang dimintai doa, air syifa' dan hajat-hajat lain. Beda hal dengan Abdallah (si murid), dia sangat tahu bahwa dirinya memiliki guru -lebih tepatnya Maha Guru- karena saking luasnya ilmu sang guru; ilmu, amal dan adab menyatu dalam diri gurunya tersebut.
Nah, suatu ketika di kediaman gurunya kedatangan dua orang tamu. Maka, Abdallah selain murid juga ahli khidmah (pelayan) menerima kedatangan tamu itu di rumah gurunya. Ya, rumah guru Abdallah ini sebenarnya tidak tepat kalau dikatakan sebagai rumah kebanyakan saat ini, mungkin lebih tepat dikatakan 'gubuk' sebab semua dinding dan pondasi tersusun dari kayu-kayu. Mana ada saat ini rumah hanya dari kayu-kayuan? Tapi itulah kesederhaan gurunya. Abdallah pun menerima tamu itu.
$ads={1}
Selagi menunggu gurunya yang masih Dhuha di kamar, Abdallah seraya menjamu tamu itu dengan wedangan dan makanan ala kadarnya. Tidak ada yang mewah, tapi cukup layak untuk dijadikan hidangan bagi tetamu. Kedua tamu itu pun sambil menikmati cangkir teh panas yang disuguhkan, mereka berdua berbincang-bincang kecil. Abdallah saat itu hanya tersenyum ramah, mengangguk hormat, layaknya pelayan pada tuannya.
Tamu itu saling berbincang tentang orang yang tak ada di hadapannya. Obrolan kian menarik bagi mereka berdua ketika saling menyebut nama demi nama; saya dengar tadi fulan baru saja beli Honda, cuma ternyata dia masih kredit, padahal tahunya orang-orang dia beli cash. Jawab teman tamu itu; jangankan kredit si fulan itu boleh pinjem ke Kaji Beras (Pak Haji Juragan Beras), lha si fulan minggu lalu datang ke Kaji Beras saya ada di sana. Usut punya usut si fulan pinjem duit Kaji Beras ternyata buat kredit Honda.
Ketika dua tamu itu saling asyik ngobrol, dari sudut kamar terdengar suara orang yang mual-mual. Tentu Abdallah menduga itu suara gurunya, maka bergegaslah Abdallah menemui gurunya itu. Kata Abdallah, "Ada apa ya Syaikh?" Kata sang guru, "Ya Abdallah, ini bau apa? Saya gak kuat dengan bau busuk macam ini?! Padahal sudah saya sumpal hidung ini tapi tetap saja baunya menyengat se isi rumah ini. Seperti bau bangkai yang bercampur dengan kotoran-kotoran." Maka Abdallah pun terheran-heran, sebab dirinya yang dari tadi duduk menemani kedua tamu itu pun tidak mencium bau apa-apa. Rasa heran itu pun makin menjadi, saat gurunya tak kuasa menahan rasa mual berkali-kali.
Maka kata sang guru, "Ya Abdallah, bilang kepada kedua tamu itu. Suruh berkumur, berwudhu, baru saya mau menemui." Dari sinilah Abdallah baru tersadar; apa iya ini sebab omongan tetamu itu yang saling membicarakan si fulan yang baru beli Honda. Tapi sejauh Abdallah mendengar, ya omongan itu agaknya masih normal-normal saja. Namanya saja obrolan ringan, tapi menjadi pertanyaan batin diri Abdallah; kok bisa gurunya itu menjadi mual berkali-kali hanya sebatas omongan tetamu itu? Pasti ada hikmah dibalik ini semua, maka rasa penasaran Abdallah pun tak berhenti di sini.
Oleh: Mohsen Basheban
Demikian Artikel " Kisah Abdallah dan Syaikhnya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -