ALAM SEMESTA ANTARA SYEKH MUHYIDDIN DAN AHLI SUNNAH
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Dalam Mazhab Ahli Sunnah kita selalu membahas tentang Hudustul a'lam di permulaan kitab karena hal itu terbina atas bagaimana Ahli Sunnah melihat Alam semesta ini yaitu sebagai dalil keberadaan Allah yang mana sebuah dalil mesti lebih jelas dari pada Madlul maka walaupun Allah lebih dahulu daripada alam dari aspek wujudnya akan tetapi Alam lebih dahulu diketahui manusia daripada Allah Ta'la karena wujudnya A'lam adalah perkara yang Badihi berbeda dengan kewujudan Alla adalah perkara yang Nazori yang mana alam semesta ini akan menjadi dalil tentang wujud dan beberapa sifat-sifat lain bagi Allah seprti Qudroh dan Irodah menurut Ahli Sunnah.
Berbeda dalam Mazhab Wujudiah yang memandang alam bukan sebagai dalil keberadaan Allah akan tetapi sebagai cermin bagi Allah yang mana jika kita lihat lebih dalam bahwa yang namanya cermin akan lebih banyak memberi tahu kita tentang apa yang ada didepannya daripada dalil kepada Madluul yang hanya menitik beratkan beberapa sifat saja yang bisa diambil dari alam semesta.
Baca juga: Silsilah Manhaj Syekh Akbar Ibnu Arabi: Tafsir Isyari dan Bathiniyah
Selama alam semesta menurut Syeh ibn Arobi adalah cermin bagi Allah maka bisa anda katakan bahwa alam semesta ini adalah Allah dan Allah bukan Alam semesta هوهو وليس هوهو dengan arti bahwa ketika kita bercermin kita akan melihat hampir semua sifat kita maka bisa dan sah dikatakan yang ada dicermin adalah kita begitu pula karena haqiqat kita berbeda dengan yang ada dicermin juga bisa juga sah dikatakan kita bukan yang ada dicermin dalam satu waktu dan dari dua aspek yang berbeda.
Hal ini akan banyak anda temukan dalam kitab Fushusul hikam bahkan dipembahasan pendahuluan dalam kitab tersebut bahkan beliau Syeh Ibn Arobi masuk lebih dalam dalam alam semesta kepada bagian-bagian atau afrod alam semesta dengan arti bahwa ada bagian alam semesta yang lebih sempurna daripada yang lain yaitu para Nabi dan Wali begitupula dari semua Nabi yang ada itu ada Nabi yang paling sempurna yang mana hal itu diungkapkan sebagai al-Insan al-Kamil atau al-Mukhtashor Syarif atau al-Kaunu al-Jami' juga disebut sebagai al-Haqiqoh al-Muhammdiyah dalam istilah Syeh Akbar.
$ads={1}
Maka semua Kesempurnaan Allah tercompres semua didalam al-Insan al-Kamil dan hal itu bertindak sebagai cermin bagi Allahmaka ketika Allah melihat kesempurnaannya melewati A'lam atau al-Insan al-Kamil maka itu akan lebih jelas daripada melihat zatNYA sendiri melewati zatNYA sendiri dan inilah juga yang dimaksud dalam hadist : كنت كنزا مخفيا فأحببت أن أعرف فخلقت الخلق كي أعرف.
Maka kata-kata أعرف dalam Mazhab Wujudi bisa dibaca dengan Mabni li ma'lum karena dengan cermin Allah bisa lebih melihat tentang kesempurnaan zatnya dan bisa juga dibaca dengan shigoh Mabni li majhul sebagai cerminan untuk makhluqnya yang ingin mengetahui Allah ( ini lawazim dari mazhab wujudi yang saya pahami sendiri dan masih bisa didiskusikan dikomen karena ada potensi saya salah paham).
Hal ini sangat kontras dengan apa yang dipahami oleh Jumhur Ahli Sunnah bahwa Alam semesta ini adalah dalil bagi kewujudan dan sifat-sifat Allah begitupula Allah tidak perlu Alam semsta untuk mengetahui kesempurnaan dirinya karena alam dibuat hanya untuk mempemudah hambanya untuk mengetahui beberapa kesempuranaan Allah Ta'la.
saya rasa Hal-hal semacam ini adalah salah satu yang membuat banyak para orang-orang yang tidak terlampau mempunya pengetahuan mendalam dalam Ilmu kalam untuk mengatakan bahwa Ibn Arobi dan Mazhab Wihdatul Wujud adalah bagian dari Ahli Sunnah karena Hadist tersebut mengakomodir 2 makna ini secara zohir walaupun akan ada perbedaan yang sangat besar dalam beberapa Lawazimnya.
Oleh: Habib Ali Baqir al-Saqqaf
Demikian Artikel " Alam Semesta Antara Syekh Muhyiddin Dan Ahli Sunnah "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -