SEORANG GURU MESTI PERCAYA DIRI DENGAN ILMUNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Seorang santri sangat penting untuk memiliki guru yang percaya diri dengan ilmunya, agar dia yakin bahwa dia mengambil ilmu kepada orang yang benar benar mutqin di babnya.
Saya pernah mendengar dari ahbab sidi syekh Mushthofa Abdunnabi ketika beliau mulai menjelaskan masalah muamalah dalam kitab Minhaj beliau berkata: "saya membaca 50 kitab untuk menyiapkan pengajian ini!"
Sama juga guru kami Sayyid Muhammad al-Jufri, sering melontarkan pertanyaan berupa tantangan kepada santrinya dalam pengajian, beliau berkata: "yang bisa jawab akan saya larang hadir ngaji lagi, karena dia sudah jadi syekh yang alim, saya dulu ditanya masalah ini saat sedang santai", biasanya pertanyaan dengan tantangan seperti itu tidak akan terjawab hhe.. Baru setelah semua angkat tangan beliau jawab. Seolah ingin menunjukkan bahwa saya ini ga sembarangan lho duduk ngajar di sini.
Pernah dalam beberapa pengajian Minhaj Wushul beliau bilang: "saya ngajar Minhaj ini tidak persiapan dulu, makanya saya ngajar sambil mengajak kalian diskusi sambil mengingat-ingat khawatir ada poin yang terlewatkan, tapi saya tidak melakukan ini (mengajar tanpa persiapan) kecuali kepada kitab yang sudah saya kunyah habis". Seolah ingin berkata Minhaj ini sudah saya kuliti luar dalam.
$ads={1}
Ketika dauroh Risalah Wadha' bersama maulana syekh Husam, ada pembahasan tentang perbedaan antara Isim Jins dan 'Alam Jins. Sebelum hadir pengajian, saya mutholaah mencari perbedaannya dari syuruh dan hawasyi Risalah Wadha tulisan imam Adhud, yaitu syarah Samarqandi, Hasyiah Hafnawi, Hasyiah Dusuqi dll. Tapi benar2 tidak menemukan pencerahan. Bahkan al-Qarafi mengatakan -sebagaimana dikutip di kitab al-Bahrul Muhith (2/293):
وما كان في البلاد المصرية من يعرفه
"Tidak ada ulama Mesir (di zaman itu) yang tahu (perbedaan antara isim jins dan alam jins)!"
Ketika di majlis Syekh Husam mengkuliti pembahasan tersebut. Setelah beliau paparkan beliau bilang: "saya sudah menjelaskan masalah ini dengan penjelasan yang membuat kalian tidak butuh tambahan penjelasan lagi, saya jelaskan panjang lebar, padahal yang kita baca adalah matan, karena saya lihat syuruh dan hawasyi yang ada belum memenuhi penjelasan yang dibutuhkan!". Saya geleng-geleng mendengar kata kata tersebut, sama seperti senior senior saya yang hadir.
Seolah menegur: kalian baca buku sendiri itu ga cukup, sini hadir majlis! Percaya dengan ilmu saya!
Pada akhirnya, kursi pengajaran itu sesuatu yang sakral, semoga kita diberikan futuh
Oleh: Mohamad Yusup
Demikian Artikel " Seorang Guru Mesti Percaya Diri Dengan Ilmunya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -