BAGHDAD TEMPO DULU DALAM SEJARAH ISLAM
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Takhshish adalah ketika lafaz yang umum kemudian dipersempit cakupannya sehingga hanya mencakup sebagian kandungan keumuman lafadz tersebut.
Contoh: ketika seorang perempuan berkata: "semua laki laki sama saja"
Kemudian dia lanjutkan: "kecuali yang good loking"
Maka perkataan kedua ini adalah takhshish karena dia mempersempit kandungan keumuman perkataan pertama.
Di antara perangkat yang bisa digunakan mentakhshish adalah pengecualian/istitsna seperti contoh di atas.
Tapi ulama mensyaratkan, ististna tersebut harus bersambung dengan perkataan yang ditakhshish tanpa ada jeda yang dipertimbangkan. Dalam contoh di atas apabila si perempuan mengatakan perkataan kedua (yaitu: "kecuali yang good loking") setelah satu jam kemudian semenjak dia mengucapkan perkataan pertama maka istitsna tersebut tidak sah.
Ada riwayat yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas bahwa beliau berpendapat sah sah saja ketika istitsna itu terpisah dengan jeda yang panjang dengan ucapan yang dikecualikan meskipun sampai satu bulan.
Maka kalau ada seorang suami misalkan berkata kepada 3 istrinya: "semua istriku tertalak"
Kemudian dia berkata setelah seminggu kemudian: "kecuali yang good looking", maka berdasarkan riwayat ini ya istitsnanya sah dan yang good looking tidak tertalak.
$ads={1}
Muqadimah 2
Nabi Ayyub pernah bersumpah bahwa apabila istrinya tidak menaatinya maka akan ia pukul 100x. Kemudian istrinya tidak menaatinya, dan nabi Ayyub tidak sanggup untuk memukul istrinya, akhirnya Allah perintahkan nabi Ayyub untuk mengambil seikat lidi sebanyak seratus dan pukullah istrinya sekali, agar ia tidak melanggar sumpah. Allah swt. berfirman:
وخذ بيدك ضغثا فاضرب به ولا تحنث
"Ambillah ranting dan pukulkanlah dan janganmelanggar sumpah" (Qs. Shad: 44)
BAGHDAD TEMPO DULU
Abu Ishaq al-Marwazi, murid dari Ibnu Suraij, dan penulis syarah terhadap Mukhtashar al-Muzanni, merupakan salah satu rujukan dalam mazhab Syafi’i.
Ia tinggal di Baghdad. Suatu ketika ia ingin meninggalkan Baghdad dan melewati suatu jalan di sana. Ada dua orang membawa ranjang yang berisi sayuran di atas kepalanya, mereka asyik ngobrol sambil berjalan. Abu Ishaq mendengar obrolan mereka.
Baca juga: Kilas Balik, Keadaan Kota Tarim di Tahun 2000-an
"Mazhab Ibnu Abbas dalam masalah istitsna itu ga benar!
Andaikan benar tentu Allah tidak akan menyuruh nabi Ayyub untuk memukul istrinya dengan seikat ranting. Cukup Allah perintahkan saja nabi Ayyub untuk meng-istitsna (mengecualikan) sumpahnya, ga perlu repot-repot nyari ranting!"
Abu Ishaq bengong. Ada orang manggul sayur membantah mazhab Ibnu Abbas (pakai qiyas istitsna'iy) sambil asyik ngobrol (yang mana mahasiswa al-Azhar era sekarangpun belum tentu bisa seperti itu!).
Kemudian Abu Ishaq berkata: "negeri yang di dalamnya ada orang manggul sayur sambil membantah Ibnu Abbas ini tidak boleh aku tinggalkan!" Akhirnya beliau balik lagi dan tidak jadi meninggalkan Baghdad.
Dikisahkan Abu Ishak banyak menghabiskan kehidupannya di Baghdad.
Disarikan dari:
al-Ibhaj Syarah Minhaj tulisan imam Tajuddin as-Subki, juz 2, hlm. 927-928.
Oleh: Mohamad Yusup
Demikian Artikel " Baghdad Tempo Dulu Dalam Sejarah Islam "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -