WAS WAS MAHMUDAH (WAS-WAS YANG TERPUJI)
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Hikayat pada zaman dahulu ada banyak orang yang begitu was2 (risih dan over hati-hati) dalam urusan ubudiyah semisal ماء الطهارة (air untuk bersuci). Tetapi mereka tampak cenderung sembrono atau gegabah soal urusan لقمة yakni makanan yang masuk ke dalam perut. Maka kemudian hal ini menuai kritik dan komentar dari seorang tokoh ulama pada masa itu, bernama Syaikh Syamsuddin ad- Dimyathi radiyallahu ‘anhu.
Hikayat ini dijelaskan oleh kawan beliau bernama Syaikh ‘Abd Wahhab al-Sya’rani radiyallahu ‘anhu dalam kitabnya Lawaqih Anwaril Qudsiyah:
وكان يعيب على الفقهاء ألذين يتوسوسون في ماء الطهارة، ولا يتوسوسون في اللقمة، ويقول لهم: لو عكستم الأمر لأفلحتم.
Beliau (Syaikh Syamsuddin ad-Dimyathi) mengkritik dan mencela sebagian fuqoha yang was-was dalam urusan air thoharoh, tapi tidak pernah merasa was-was (waspada dan hati-hati) soal urusan perkezoan/pertelihan (makanan).
$ads={1}
Dan dengan tegas beliau mengatakan: Seandainya kalian membalikkan perkara tersebut (artinya was-was dalam urusan makanan bukan dalam urusan banyu thoharoh), niscaya kalian semua bahagia.
Jadi, sodara, apabila was-was itu terjadi dalam urusan makanan, sehingga terjadi pada sikap kita yang senantiasa waspada dan hati-hati dengan apa apa yang kita makan, maka itu adalah was-was yang terpuji dan dianjurakan.
Oleh: Gus Muhammad Rizky Haetami
Demikian Artikel " Was Was Mahmudah (Was-was Yang Terpuji) "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -
Allaahu a’lam.