RUMAH-MUSLIMIN.COM | BERITA ISLAM INTERNASIONAL - Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), memberikan tanggapan yang cerdas terhadap berita mengenai penemuan terowongan raksasa oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza utara. Mereka menyatakan bahwa Israel datang terlambat dalam menemukan terowongan tersebut setelah Hamas berhasil menyelesaikan misi mereka dengan sukses. "Anda datang terlambat, misi telah selesai," kata Brigade Al-Qassam melalui saluran Telegram pada Senin (18/12/2023).
Postingan tersebut juga menampilkan klip tentara pendudukan yang menemukan terowongan tersebut, serta Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, yang turun ke dalamnya. Setelah menyampaikan pesan tersebut, Brigade Al-Qassam merilis postingan berjudul "Coming soon (Segera)", yang mengindikasikan kemungkinan adanya operasi khusus yang akan diungkapkan, seperti yang dilaporkan oleh Sky News.
$ads={1}
Israel Klaim Temukan Terowongan Raksasa yang Digunakan Hamas
Pada Minggu (17/12/2023), IDF mengumumkan bahwa mereka telah menemukan terowongan serangan terbesar yang digunakan oleh Hamas di Jalur Gaza utara. Terowongan tersebut memiliki panjang 4 kilometer dan kedalaman 50 meter, dilengkapi dengan pintu kokoh yang dirancang untuk mencegah masuknya pasukan Israel. "Pembukaan terowongan terdekat terletak sekitar 400 meter dari Penyeberangan Erez (Beit Hanoun) di Jalur Gaza utara," ujar juru bicara IDF, Daniel Hagari, pada hari Minggu (17/12/2023).
Dalam video yang dirilis oleh IDF, terlihat bahwa terowongan tersebut bercabang menjadi beberapa bagian, membentuk jaringan terowongan yang luas dan kompleks. Terowongan ini dilengkapi dengan infrastruktur sanitasi, listrik, komunikasi, dan telepon, serta pintu kokoh yang dirancang untuk mencegah masuknya pasukan Israel. Selain itu, terowongan ini juga memungkinkan pergerakan kendaraan di dalamnya, dan banyak senjata milik Hamas ditemukan di dalamnya.
Meskipun terowongan tersebut berada di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, IDF memastikan bahwa terowongan tersebut tidak mencapai wilayah Israel. Sebelumnya, Israel telah melakukan serangan besar-besaran sebagai tanggapan atas Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan oleh Hamas dengan menyerbu perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi. Hamas menyatakan bahwa serangan ini sebagai respons terhadap kekerasan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al-Aqsa, seperti yang dilaporkan oleh Al Arabiya.
Selama konflik ini, Hamas menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang mengakibatkan lebih dari 1.200 orang tewas di wilayah Israel. Namun, angka ini kemudian direvisi menjadi 1.147. Sebagai respons, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza keesokan harinya.
Pengeboman yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 19.088 warga Palestina dan melukai lebih dari 54.450 lainnya sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (17/12/2023). Akibat konflik ini, lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, seperti yang dikutip dari WAFA. Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan serangan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai oleh Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
Dalam situasi yang semakin memanas ini, Brigade Al-Qassam dengan tegas menyatakan bahwa mereka telah berhasil menyelesaikan misi mereka dengan sukses sebelum IDF menemukan terowongan tersebut. Mereka menunjukkan ketangguhan dan kecerdasan mereka dalam menghadapi pasukan Israel.