ISTIMDAD (PENGAMBILAN) USHUL FIQIH DARI ILMU FIQIH
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Pemahaman terhadap Ushul Fiqih butuh kepada pemahaman terhadap Fikih, karena Ushul Fikih adalah dasar dan landasan bagi Fikih, mustahil memahami bahwa sesuatu menjadi dasar bagi Fikih tanpa memahami Fikihnya itu sendiri.
Dalam kajian bahasa, susunan أصول الفقه adalah mudhaf mudhaf ilaih. Lafaz Ushul ini jadi isim ma'rifaf karena diidhofahkan kepada isim yang ma'rifat juga yaitu lafaz al-Fiqh, sedangkan dalam kajian nahwu, mudhaf ilal ma'rifah itu menjadi ma'rifat karena disebabkan mudhof ilaihnya. Maka kema'rifatan dia terjadi setelah kema'rifatan mudhof ilaihnya.
$ads={1}
Isim ma'rifat dalam pemahaman yang mendasar adalah isim yang maksudnya sesuatu tertentu (mu'ayyan) yang diketahui. Maka kalau Ushul itu ma'rifatnya ikut mudhof ilaihnya yaitu al-Fiqh, maka kita harus tau dulu maksud al-Fiqh agar Ushulnya juga jadi ma'rifat (dalam artian diketahui maksudnya).
Dan juga Ushul Fikih itu murokkab, susunan dua kata, sesuatu yang tersusun seperti ini kalau ingin dipahami dengan baik ya harus paham komponen susunannya. Dan di antara komponen susunannya ya Fikih itu.
az-Zarkasyi dalam al-Bahr al-Muhith menuliskan:
وَاعْلَمْ أَنَّ مَعْرِفَةَ أُصُولِ الْفِقْهِ تَتَوَقَّفُ عَلَى مَعْرِفَةِ الْفِقْهِ، إذْ يَسْتَحِيلُ الْعِلْمُ بِكَوْنِهَا أُصُولَ فِقْهٍ مَا لَمْ يُتَصَوَّرْ الْفِقْهُ، لِأَنَّ الْمُضَافَ إلَى مَعْرِفَةٍ إضَافَةٌ حَقِيقِيَّةٌ لَا بُدَّ وَأَنْ يَتَعَرَّفَ بِهَا، وَلَا يُمْكِنُ التَّعْرِيفُ إلَّا عَلَى تَقْدِيرِ سَبْقِ مَعْرِفَةِ الْمُضَافِ إلَيْهِ، وَلِأَنَّ الْعِلْمَ بِالْمُرَكَّبِ يَتَوَقَّفُ عَلَى الْعِلْمِ بِمُفْرَدَاتِهِ ضَرُورَةً
Tapi di sini ada masalah, kalau Ushul Fikih diambil dari Fikih, sedangkan Fikih diambil dari Ushul Fikih, akan terjadi Daur.
Baca juga: Pentingnya Ilmu Fiqih di Agama Islam
Dijawab oleh Taqiyuddin al-Muqtarah dalam an-Nukat 'Ala Kitab al-Burhan bahwa Fikih yang menjadi istimdad Ushul Fikih hanyalah secara global saja, yaitu dengan menyebut definisi wajib, sunnah, dst. Daur hanya terjadi kalau yang dimaksud istimdad Ushul Fikih adalah setiap masalah furu' dalam Fikih yang notabene itulah yang dibangun di atas Ushul, sehingga kalau dia jadi istimdad Ushul juga akan melahirkan daur.
az-Zarkasyi dalam al-Bahr al-Muhith
فَإِنْ قُلْت: كَيْفَ يُجْعَلُ الْفِقْهُ مَادَّةً لِلْأُصُولِ. وَهُوَ فَرْعُ الْأُصُولِ، وَمَادَّةُ كُلِّ شَيْءٍ أَصْلُهُ، فَهَذَا يُؤَدِّي إلَى أَنْ يَكُونَ الْفَرْعُ أَصْلًا وَالْأَصْلُ فَرْعًا؟ أَجَابَ الْمُقْتَرِحُ فِي تَعْلِيقِهِ عَلَى الْبُرْهَانِ "بِأَنَّهُ لَا بُدَّ أَنْ يُذْكَرَ الْفِقْهُ فِي الْأُصُولِ مِنْ حَيْثُ الْجُمْلَةِ، فَيُذْكَرُ الْوَاجِبُ بِمَا هُوَ وَاجِبٌ، وَالْمَنْدُوبُ بِمَا هُوَ مَنْدُوبٌ، لِأَنَّ هَذَا الْقَدْرَ مُبَيِّنٌ حَقِيقَةَ الْأُصُولِ. وَإِنَّمَا الْمَحْذُورُ أَنْ يُذْكَرَ جُزْئِيَّاتُ الْمَسَائِلِ، فَإِنَّ ذِكْرَهَا يُؤَدِّي إلَى الدَّوْرِ."
Karena nuktah inilah Dr. Mahmud Abdurrahman dalam Fushul Fi Tarikh Ilm al-Ushul (hlm.104 dst.) lebih memilih untuk mengatakan bahwa yang menjadi istimdad Ushul Fikih bukanlah Fikih, melainkan mentashowwurkan hukum-hukum syar'i seperti apa itu definisi wajib, definisi sunnah dst.
Dikutip dari: Fushul Fi Tarikh Ilm al-Ushul, Dr. Mahmud Abdurrahman.
Oleh: Ustadz Mohamad Yusup
Demikian Artikel "Istimdad (Pengambilan) Ushul Fiqih dari Ilmu Fiqih"
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -