ISLAM TIDAK MENGHAPUS PERBUDAKAN, BENARKAH DEMIKIAN?
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Berawal dari pertanyaan: "Kenapa Islam tidak menghapus perbudakan?"
Saya jadi kepikiran untuk sedikit menyampaikan apa yang saya pahami. Bahwa pada awalnya, dalam hal ini Islam hadir untuk mengajarkan manusia bagaimana cara memperlakukan budak yang benar.
- Lho kenapa ngga dihapus aja sekalian?
Jawab:
Apabila pada masa dahulu langsung dihapus begitu saja maka tidak memungkinkan mengikuti keadaan sosial budaya saat itu. Ini pertama. Sebagaimana Allah bahkan dalam melarang khamr yang jelas-jelas merusak saja, dilakukan secara bertahap.
Selain itu, zaman dulu, cukup banyak hal dan pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh budak. Ini poin penting berikutnya.
$ads={1}
- Apa contohnya?
Jawab:
Pekerjaan-pekerjaan "rendahan" seperti menjadi pembantu rumah tangga dengan membersihkan rumah majikan, mencuci pakaian majikan, membawakan dan mengangkut barang-barang majikan, itu pada awalnya hanya dilakukan oleh para budak. Kenapa?
Karena orang-orang yang merdeka tidak akan mau melakukan semua itu. Bahkan, tidak pernah terlintas di benak mereka orang-orang merdeka mau melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Bagaimana mungkin seseorang yang merdeka akan melakukan pekerjaan di bawah kekuasaan orang lain secara per orangan dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang rendah. Semua ini tidak terlintas di benak orang-orang merdeka pada masa itu.
Makanya, apabila kita telisik sejarah pembantu rumah tangga, memang sebetulnya lahir dari sisa-sisa perbudakan. Ketika banyak negara menyatakan bahwa perbudakan (yang bermakna kepemilikan seseorang) itu illegal, maka kemudian orang-orang mencari cara lain agar tetap bisa mempekerjakan seseorang untuk melakukan semua itu, lahirlah istilah pembantu rumah tangga.
Walaupun para pembantu rumah tangga ini tidak dimiliki secara langsung oleh majikan. Namun, biasanya mereka terikat kontrak, sehingga secara tidak langsung majikan tetap berkuasa atas kehidupan para pembantu. Bahkan, praktik "jual-beli" pun kerap terjadi. Bedanya, apabila dahulu budak diperjual belikan kepemilikan dirinya, zaman sekarang para pembantu rumah tangga "diperjualbelikan" kontraknya.
Bahkan, praktik jual-beli kontrak ini juga telah menjadi salah satu komoditas modern yang legal-formal. Misalnya yang paling sering kita dengar adalah transfer pemain sepak bola. Walaupun mereka bukan budak, namun perlakuan majikan (majamemen klub) atas para pemain sepakbola menyerupai perbudakan di zaman dulu. Bedanya, mereka hanya dipekerjakan untuk satu jenis pekerjaan saja: bermain sepak bola.
Artinya, walaupun secara de jure istilah perbudakan itu telah banyak dianggap illegal oleh negara-negara di dunia, namun secara praktik, begitu banyak pekerjaan atau aktivitas yang masih menyerupai perbudakan. Karena kenyataannya, memang begitu banyak pekerjaan dan aktivitas yang tidak bisa dilakukan kecuali oleh seaeorang yang terikat majikan. Di sinilah Islam memberikan solusi berupa adab dan fiqih perbudakan agar budak-budak yang ada diperlakukan sesuai syariat.
Bukankah walaupun hari ini pembantu rumah tangga, sopir, atau pekerja-pekerja itu tidak disebut sebagai budak dan memang tidak dimiliki secara langsung oleh majikannya, namun mereka bahkan diperlakukan sebagaimana budak, yang bahkan bertentangan dengan aturan perbudakan Islam.
Contoh sederhana, betapa banyak para majikan yang tidak mau duduk satu meja makan dengan pembantu mereka saat makan bersama, bahkan makanan majikan dengan pembantu pun dibedakan dengan perbedaan yang mencolok. Selain itu, mereka seringkali diberi tempat tinggal yang tidak layak, seperti kamar yang sempit dan pengap. Padahal, dalam Islam, yang asli budak saja mesti diperlakukan dengan baik.
Maka dari itu, alih-alih menghapus perbudakan secara total, maka Islam lebih memilih untuk memberikan batasan berupa fikih dan adab bagaimana memperlakukan budak. Kemudian bersamaan dengan itu, Islam juga menganjurkan untuk membebaskan para budak. Khususnya budak-budak muslim/ah.
NBC dan BBC memuat beberapa artikel yang berbicara perbudakan di era modern. Mereka pun mengakui bahwa secara de facto, perbudakan masih berlangsung hingga kini, hanya saja dalam bentuk yang sedikit berbeda. Namun, hakikatnya sama, yaitu penguasaan majikan atas pekerja mereka.
BBC menyebutkan bahwa termasuk perbudakan di era modern adalah:
- Bonded labour / debt bondage, atau yang dikenal dengan istilah buruh ijon.
- Penggarap tanah yang bekerja untuk per orangan,
- Pekerja atau pembantu rumah tangga yang ditahan paspor atau tanda pengenalnya,
- Berbagai jenis pelacuran dan eksploitasi seksual.
Sehingga apabila kita mengatakan bahwa perbudakan hari ini sudah dihapus, maka kenyataannya di lapangan tidak demikian, karena perbudakan hanya berganti nama dan dimodifikasi saja.
Oleh karena itu, lagi saya sampaikan alih-alih menghapuskan perbudakan, Islam lebih memilih untuk memberikan batasan berupa fikih dan adab, sehingga kalaupun budak memang faktanya benar-benar tidak bisa dihapuskan, setidaknya mereka tetap akan diperlakukan baik sesuai ketentuan syariat. Daripada kemudian mereka tidak disebut sebagai budak, namun justru malah diperlakukan layaknya budak-budak pada masa jahiliyah.
Jadi, Islam tidak menghapus kepemilikan budak, namun menghapus tradisi perbudakan jahiliyah. Sedangkan dunia modern (yang dipelopori Barat) yang katanya menghapus kepemilikan budak, nyatanya tidak pernah menghapus perbudakan jahiliyah. Bahkan, mereka memodifikasi perbudakan modern dan melegalkannya. Wallahu a'lam.
Oleh: Ustadz Muhammad Laili Al-Fadhli
Demikian Artikel "Islam tidak menghapus Perbudakan, Benarkah demikian?"
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -