GURU HUKUM SATU KELAS KARENA KESALAHAN SATU ORANG, ISLAM MENJAWAB
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Sebagian guru masih ada yang menerapkan hukuman satu kelas untuk kesalahan yang dilakukan satu orang, dengan menukil hadits "Islam adalah satu tubuh."
Entah darimana pemahaman tersebut lahir. Padahal maksud hadits tersebut adalah kewajiban untuk saling mencintai dan menyayangi sesama muslim. Kewajiban untuk menjaga harta dan kehormatan sesama muslim.
Apa yang saya ketahui, tidak ada satupun ulama yang menafsirkannya sebagaimana tafsiran guru tersebut. Bahkan, praktik menghukum satu kelas atas kesalahan yang dilakukan satu orang jelas-jelas bertentangan dengan syariat, juga telah banyak ditentang oleh banyak pakar pendidikan.
Allah telah menetapkan kita untuk senantiasa berbuat adil sebagaimana firman-Nya:
ÙˆَØ¥ِØ°َا ØَÙƒَÙ…ْتُÙ… بَÙŠْÙ†َ ٱلنَّاسِ Ø£َÙ† تَØْÙƒُÙ…ُواْ بِٱلْعَدْÙ„ِ ۚ
"... dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil." (An-Nisa: 58)
Allah memerintahkan para hakim dan wali untuk memberikan keputusan yang adil, yaitu meletakkan sesuatu pada tempatnya. Bukan malah menghukum anak-anak yang tidak bersalah. Karena menghukum anak yang tidak bersalah bukanlah keadilan, melainkan kezhaliman.
$ads={1}
Allah juga berfirman:
ÙˆَÙ„َا تَزِرُ ÙˆَازِرَØ©ٌ Ùˆِزْرَ Ø£ُØ®ْرَÙ‰ٰ ۚ
"Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain."
Ayat ini menjelaskan keadilan Allah, yang hanya memberi hukuman kepada manusia yang bersalah. Seseorang tidak akan menanggung dosa atas apa yang dilakukan orang lain. Seseorang tidak akan dihukum atas apa yang dilakukan orang lain.
Apabila guru tersebut beralasan bahwa dihukumnya anak-anak adalah disebabkan mereka tidak bisa mencegah temannya dari keburukan, maka kami jawab bahwa dakwah dan nahyu anil munkar tidak mensyaratkan hasil. Artinya kewajiban seseorang hanya mengingatkan dan mencegah keburukan, adapun apabila peringatan dan pencegahan tersebut tidak berhasil, maka yang menanggung dosa tetaplah orang yang berbuat keburukan.
Baca juga: Penuntut Ilmu (Agama) Itu Bermazhab
Bukankah Allah hanya menghukum 3 orang sahabat saat mereka tertinggal perang Tabuk?
Allah dan Rasul-Nya tidak menyalahkan para sahabat yang lain dengan mengatakan, misalnya, "kalian tidak bisa mencegah saudara kalian dari meninggalkan jihad, maka kalian semua dihukum."
Nabi juga tidak berkata, misalnya, "lihat sahabat kalian dihukum, dan karena Islam adalah satu tubuh, maka kalian pun mesti dihukum dengan hukuman yang sama."
Tidak, sama sekali tidak. Allah hanya menghukum mereka yang salah, tidak ada satupun makhluk di atas muka bumi ini yang akan dihukum Allah apabila tidak berbuat kesalahan.
Dari sisi psikologi, menghukum anak-anak yang tidak bersalah juga akan memberikan dampak negatif dan trauma yang besar bagi anak-anak yang tidak bersalah. Mereka akan berpikir, kalau tidak salah pun dihukum, lebih baik aku berbuat salah dan berbuat jahat sekalian, toh yang dihukum tetap satu kelas. Sedangkan sebagian anak yang lain menjadi semakin menutup diri dan tidak bisa bersosialisasi karena ia akan menganggap sosialisasi dengan teman-temannya hanya akan membuatnya dihukum atas kesalahan orang lain.
$ads={2}
Sedangkan dari sisi anak yang sering berbuat kesalahan, maka menghukum teman-temannya yang lain hanya akan membuatnya semakin menjadi-jadi, karena dia akan berpikir, tidak apa-apa saya tetap nakal dan berperilaku buruk, toh yang dihukum bukan hanya saya. Akhirnya, hukuman yang mestinya berperab sebagai alat pendidikan dan pembinaan mental, justru menjadi perusak mental anak-anak.
Semoga tulisan ini bisa dibaca dan dipertimbangkan para guru agar tetap menjunjung tinggi keadilan dan tidak lagi menghukum anak-anak yang tidak bersalah. Wallahu a'lam.
Oleh: Ustadz Muhammad Laili Al-Fadhli
Demikian Artikel "Guru Hukum Satu Kelas Karena Kesalahan Satu orang, Islam Menjawab"
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -