MATI SAAT JIHAD BERPERANG MELAWAN ORANG KAFIR, BAGAIMANA JASADNYA?
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Dalam bab janaiz (pengurusan jenazah), seseorang yang wafat di medan jihad saat berperang melawan orang kafir, maka ia tidak dimandikan, sebab ia akan dibangkitkan dengan luka dan darahnya. Harapannya luka dan darahnya itu menjadi saksi kesyahidannya. Nabi ﷺ bersabda:
كُلُّ كَلْمٍ يُكْلَمُهُ الْمُسْلِمُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَكُونُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَهَيْئَتِهَا إِذْ طُعِنَتْ تَفَجَّرُ دَمًا اللَّوْنُ لَوْنُ الدَّمِ وَالْعَرْفُ عَرْفُ الْمِسْكِ
"Setiap luka yang didapatkan seorang muslim di jalan Allah, maka pada hari kiamat keadaannya seperti saat luka tersebut terjadi. Warnanya warna darah dan harumnya sewangi kesturi." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
$ads={1}
Kemudian ia juga tidak dishalatkan, karena seseorang yang syahid "tidak butuh" doa dan syafaat. Sebaliknya, ialah yang akan menjadi syafaat bagi 70 orang keluarganya. Bahkan, kematian di medan jihad fi sabilillah merupakan kematian terbaik, sampai-sampai Nabi ﷺ mengharapkan kesyahidan yang berulang-ulang. Beliau bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوَدِدْتُ أَنِّي أُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ
"Dan demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh aku menginginkan untuk berperang lalu aku terbunuh di jalan Allah kamudian aku dihidupkan kembali lalu aku terbunuh kemudian dihidupkan kembali lalu terbunuh lagi kemudian aku dihiidupkan kembali lalu terbunuh lagi." (HR. Al-Bukhari)
Baca juga: Cara Memandikan Jenazah Korban Kebakaran Dalam Islam
Maka, berbahagialah para syuhada Gaza.
Oleh: Ustadz Muhammad Laili Al-Fadhli
Demikian Artikel "Mati Saat Jihad Berperang Melawan Orang Kafir, Bagaimana Jasadnya?"
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -