TAHADDUTS BIN NI'MAH: ARTI DAN CARA MENGAMALKANNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Nikmat merupakan sebuah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Diantara nikmat yang allah berikan kepada hamba-Nya adalah nikmat kesehatan, rezeki, umur, jodoh dan nikmat lainnya.
Nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt wajib disyukuri dengan berbagai cara yang positif, salah satu sunnah yang diajarkan Nabi Muhammad Saw ketika bersyukur yaitu mengucapkan hamdallah (Alhamdulillah).
Selain diperintahkan untuk bersyukur, Allah Swt juga memerintahkan hamba-Nya untuk menceritakan nikmat atas pemberian-Nya. Disinilah kata "Tahadduts bin ni'mah" berperan.
Istilah/kata ini dapat digunakan disaat kita menceritakan nikmat pemberiaan Allah dengan tujuan mengambil hikmah bagi setiap yang mendengarnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sayyid Husain bin Ali Ra:
هُوَ الْعَمَلُ الصَّالِحُ يَعْمَلُهُ الرَّجُلُ فَيُحَدِّثُ بِهِ إِخْوَانَهُ مِنْ أَهْلِ ثِقَاتِهِ لِيَسْتَنَّ بِهِ وَيَعْمَلَ مِثْلَهُ
“(Tahadduts bin ni’mah) yaitu sebuah amal yang dilakukan seseorang kemudian ia menceritakannya terhadap saudara yang dipercaya dengan tujuan agar ia mampu meniru dan melakukan hal serupa.” (Abu al-Hajjaj, Tafsir Mujahid, vol. I hlm. 735, cet. Dar al-Fikr)
Menelisik dari dasar hukumnya, Tahadduts bin ni'mah adalah muara dari salah satu firman Allah ta'alaa di dalam Al-Qur'an surat Ad-dhuha ayat 11 yang berbunyi:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan”. (QS. Adh-Dhuha: 11)
$ads={1}
Dari berbagai literatur tafsir, para ulama menjelaskan bahwa menceritakan/menyebutkan nikmat yang diperoleh seseorang adalah bentuk manifestasi rasa syukur kita atas nikmat tersebut. Para ulama tafsir merujuk pada salah satu hadits yang berbunyi:
اَلتَّحَدُّثُ بِالنِّعَمِ شُكْرٌ
“Menceritakan nikmat termasuk upaya syukur.” (Abu al-Fida’, Tafsir Ruh al-Bayan, vol. X hlm. 459. Senada dengan penjelasan dalam Tafsir at-Thabari.)
Baca juga: Arti Jazakallah Khairan, Jazakillah, Jazakunnallah dan Jazakumullah
Menurut Imam al-Ghazali dalam mengaplikasikan Tahadduts bin ni'mah tidak mesti menceritakan secara langsung dengan kalimat/kata-kata. Dalam mengaplikasikannya bisa dengan menggunakan bahasa tubuh dan perilaku yang mampu menunjukkan rasa syukur kita atas nikmat pemberian-Nya. Serta berpeluang/memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan yang kita lakukan. Contohnya seperti bersedekah secara terang-terangan. Sedekah dengan cara seperti ini dapat dikategorikan Tahadduts bin ni'mah apabila niat dan tujuan kita untuk menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan dan memotivasi orang lain untuk melakukan hal yang serupa. (Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum ad-Din, vol. I hlm. 228.)
Di zaman seperti saat ini terkadang kita melihat ada orang yang menceritakan atau manampakkan nikmat yang didapatkan. Namun kita tidak tahu apakah yang dilakukan tersebut apakah riya (pamer) ataukah Tahadduts bin ni'mah. Apabila ia menampakkan/menceritakan nikmat tersebut karena Tahadduts bin ni'mah maka akan mendapatkan ridho Allah Swt, namun jika niatnya tersebut untuk mendapatkan pujian/apresiasi dari orang lain maka termasuk riya (pamer). Dan hal tersebut mesti dihindari agar hati kita tidak terkotori oleh penyakit hati, apalagi karena dunia.
Kedua perbuatan tersebut yang membedakan adalah niatnya, maka jika kamu ingin bertahadduts bin ni'mah, mulailah dari dengan niat yang baik untuk mendapatkan ridho allah bukan pujiannya manusia.
Demikian Artikel " Tahadduts Bin Ni'mah: Arti dan Cara Mengamalkannya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -