8 SUNNAH DAN ADAB ORANG YANG BERPUASA
1. Menyegerakan berbuka puasa dan bersantap sahur.
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Dari Sahl bin Sa’d –radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa.” [Shahih Al-Bukhari no. 1957; Shahih Muslim no. 1100]
Merupakan sunnah bagi orang yang berpuasa agar ia menyegerakan berbuka setelah ia merasa yakin dengan terbenamnya matahari, dan dianjurkan baginya bersantap sahur di malam hari karena sahur akan menguatkan puasanya.
2. Mengakhirkan sahur hingga tiba waktu shalat Subuh.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ تَسَحَّرَا، فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِيُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى الصَّلَاةِ فَصَلَّى، قُلْنَا لِأَنَسٍ: كَمْ كَانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِي الصَّلَاةِ؟ قَالَ: قَدْرُ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ خَمْسِينَ آيَةً
Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wasallam makan sahur bersama dengan Zaid bin Tsabit –radhiyallahu ‘anhu-, tatkala keduanya selesai dari makan sahurnya, Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun berdiri untuk melaksanakan shalat, kemudian beliau shalat. Kami bertanya kepada Anas, “Berapa lama waktu antara selesainya makan sahur mereka berdua hingga masuk waktu shalat?” Anas menjawab, “Kira-kira seperti seseorang yang membaca 50 ayat.” [Shahih Al-Bukhari no. 576; Shahih Muslim no. 1098]
Baca juga: Ikut Azan Magrib di TV atau Masjid Sekitar Saat Buka Puasa?
3. Berbuka puasa dengan kurma tamr atau tidak dengan air
Dianjurkan berbuka puasa dengan kurma tamr, apabila tidak ada tamr maka boleh dengan air, dengan hadits berikut :
عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ زَادَ ابْنُ عُيَيْنَةَ فَإِنَّهُ بَرَكَةٌ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّهُ طَهُورٌ
Dari Salman bin ‘Amir Adh-Dhabbi –radhiyallahu ‘anhu-, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian berbuka puasa, berbukalah dengan tamr –Ibnu ‘Uyainah menambahkan- karena padanya terdapat keberkahan. Jika tak ada tamr, maka berbukalah dengan air karena air itu bersih.” [Jami’ At-Tirmidzi no. 695; Sunan Abu Dawud no. 2355]
4. Membaca do’a ketika berbuka puasa.
Dianjurkan ketika berbuka puasa membaca do’a berikut :
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ إِذَا أَفْطَرَ، قَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Dari Mu’adz bin Zuhrah, ia menyampaikan bahwa apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berbuka puasa, beliau biasa berdo’a, “Allaahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu (Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan dengan rizkiMu aku berbuka).” [Sunan Abu Dawud no. 2358]
Baca juga: Mulut Orang Berpuasa Lebih Wangi Daripada Bau Minyak Misik
5. Menjaga anggota tubuhnya.
Wajib bagi orang yang berpuasa agar menjaga anggota tubuhnya, seperti menjaga pandangan matanya dari melihat hal-hal yang tidak halal baginya, serta lisannya dari gibah dan caci maki.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapapun yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” [Shahih Al-Bukhari no. 1903; Jami’ At-Tirmidzi no. 707]
6. Ketika diajak berkalahi atau dicaci maki, katakan: Aku sedang Berpuasa
Apabila diajak berkelahi atau dicaci maki orang lain, maka katakan : aku sedang berpuasa.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa itu adalah tameng, maka janganlah berbuat rafats (melakukan tindakan kotor dan keji) dan janganlah bertindak bodoh. Jika seseorang mengajaknya berkelahi atau mencaci makinya, hendaklah ia mengatakan : aku sedang berpuasa, sebanyak dua kali.” [Shahih Al-Bukhari no. 1894; Shahih Muslim no. 1152]
$ads={1}
7. Memperbanyak sedekah, bersikap dermawan dan murah hati.
Termasuk sunnah adalah memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan. Bersikap dermawan dan murah hati adalah perbuatan yang dianjurkan bagi seseorang di setiap waktu, maka di bulan Ramadhan perbuatan ini lebih dianjurkan lagi dengan meneladani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hendaknya bagi orang-orang yang butuh di antara sha’imin dan qa’imin ini agar menyimpan sebagian bekal mereka agar mereka bisa membaktikan diri untuk beribadah.
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: ” كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
Dari ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Utbah, bahwa Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Dahulu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling dermawan dalam kebaikan, dan beliau senantiasa menjadi yang paling dermawan di bulan Ramadhan…” [Shahih Al-Bukhari no. 1902; Shahih Muslim no. 2309]
8. Memperbanyak tilawah Al-Qur’an.
Masih sambungan dari hadits diatas pada poin nomor 7 :
وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ، حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم الْقُرْآنَ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام، كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“…Dan Jibril ‘alaihissalam biasa menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan hingga akhir bulan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan Al-Qur’an kepada Jibril, maka apabila Jibril ‘alaihissalam menemui beliau, beliau senantiasa menjadi orang yang paling dermawan dalam kebaikan melebihi angin yang berhembus.”
Demikian, semoga kita semua diberi taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk semangat dalam beribadah dan berbuat keta’atan serta berbuat baik di bulan Ramadhan yang tinggal menghitung hari.
Wallahu a’lam.
Diterjemahkan dari : At-Tahdzib fi Fiqhi Al-Imam Asy-Syafi’i, juz 3 halaman 182-186, karya Al-Imam Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi Asy-Syafi’i rahimahullahu Ta’ala, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut, Libanon (dengan sedikit tambahan).
Oleh: Tommi Marsetio
Demikian Artikel " 8 Sunnah dan Adab Orang Yang Berpuasa "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -