HUKUM MEMANGGIL TEMAN AKRAB DENGAN KATA KASAR DALAM ISLAM
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Gusti Allah dawuh dalam surat An Nisa' 114:
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka (manusia), kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menganjurkan (kepada manusia) untuk bersedekah, atau berbuat ma'ruf, atau membangun perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Gusti Allah, maka kelak Kami memberinya balasan yang amat luhur"
Menurut Imam Ghozali, ayat ini memberi peringatan bahaya perkataan lisan. Bahwa jangan berkata yang gak penting, dan hendaknya kita gunakan mulut kita hanya berkata yang penting-penting saja. Seperti mengusahakan perdamaian, anjuran saling berbuat kebaikan atau demi kerukunan bersama.
Kenapa ayat ini tidak bernada perintah? Karena ada 2 cara mencegah mulut agar tidak muncul potensi keburukannya : berkata yang pantas atau diam.
$ads={1}
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, ayat ini dihubungkan dengan surat Wal Ashri, bahwa manusia itu pada dasarnya merugi, kecuali orang-orang yang beriman lalu beramal sholeh (membangun perdamaian), saling mendukung dalam kebenaran dan mengajak untuk bersabar. Jadi, modal iman belum cukup menjadikan diri manusia itu lepas dari ancaman bahaya kerugian. Dan masih banyak ayat lain yang bernada serupa.
Masih dari tafsir Ibnu Katsir, diriwayatkan Kanjeng Nabi Muhammad dawuh, "Bukanlah termasuk perkataan bohong (omong kosong) orang yang membangun perdamaian, lalu membangun suasana yang baik dan berkata yang baik"
Kanjeng Nabi juga suatu hari dawuh pada shahabatnya, "Apa kalian semua mau aku kasih tahu amal yang derajatnya paling unggul daripada puasa, sholat dan sedekah?".
"Ya mau, Kanjeng Nabi," jawab shahabat.
"Amalan paling unggul dari itu semua," dawuh Kanjeng Nabi, "Adalah membangun perdamaian di antara manusia, maka siapa yang merusak perdamaian di antara manusia itulah orang yang paling celaka,"
Kanjeng Nabi juga dawuh, "Perniagaan yang paling baik itu bila kalian mampu meluaskan hati demi perdamaian di antara manusia ketika ada perselisihan juga merekatkan hubungan bila terjadi hal yang memecah belah persatuan"
Dari keterangan-keterangan di atas, dapat dipahami bahwa membangun suasana kondusif, kesepahaman bersama dan persatuan, hendaknya lebih didahulukan sebelum kita bicara yang lain. Tanpa hal itu, maka hal lain akan rusak dan tidak tercapai tujuannya. Apalagi sampai membuat dan menebar hoax yang merusak kedamaian dan berpotensi perpecahan. Hal itu termasuk dosa besar.
Bahkan saking pentingnya perdamaian, Imam Sufyan Ats Tsauri dawuh, perkataan manusia yang mengandung ajakan membangun perdamaian di antara manusia adalah perkataan yang mendapat kelonggaran atau rukhshoh. Maksudnya, tidak ada perkataan yang mengandung dosa ketika kita bermaksud membuat keakraban dalam usaha membangun perdamaian.
Jadi misal ada dua orang Suroboyo saling menyapa "Jancuk, yaopo kabare? Sek urip ae raimu, Cuk" asal digunakan untuk membangun keakraban, masih diperbolehkan menurut Imam Sufyan Ats Tsauri. Walau susunan kata tersebut asalnya termasuk kata caci maki, tapi kalo gak gitu malah kaku suasananya dan rawan perselisihan. Semua itu demi terciptanya guyub, rukun dan rasa persaudaraan di antara manusia.
Mugi manfaat.
Oleh: Fahmi Ali N H
Demikian Artikel " Hukum Memanggil Teman Akrab Dengan Kata Kasar Dalam Islam "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -