MAKNA BERGURU YANG HAKIKI
RUMAH-MUSLIMIN.COM - "Berguru secara hakiki tak sekadar mendengar, membaca dan terpengaruh oleh ajaran guru, tapi lebih dari itu. Yaitu memanggul ilmu guru, menyebarkannya, dan mengembangkannya." Kata Prof. Kamal Lasyin saat pembukaan dars "Namath Sha'b, Namath Mukhif" di Fak. Lughah Arabiyah.
"Saya memang berguru delapan tahun kepada Al-Allamah Abu Fihr Mahmud Syakir, tapi merasa tak melakukan apapun yang pantas bagi beliau. Saya bukan murid sejati beliau,"
"Imam Abu Yusuf dan Imam Syaibani itu baru disebut murid sejati Imam Abu Hanifah," lanjutnya.
$ads={1}
Nyaris satu dekade di Blokagung, lalu lama di Mesir, tapi tak satupun saya berani mengaku murid secara personal bagi beliau-beliau yang saya belajar dari mereka. Sebab, murid sejati adalah yang dibanggakan oleh gurunya sampai gurunya bilang "Polan itu murid saya!", bukan yang bilang "saya murid Syekh Polan" sedang dia tak bisa diandalkan sebagai murid.
Talmadzah al-haqqah itu idealis. Amat susah. Itu wujud kerendah dirian seorang murid pada seorang guru. Meskin tak becus jadi seorang murid, setidaknya jangan sampai membuat guru malu.
Oleh: Khalil Kapeh Panji
Demikian Artikel " Makna Berguru yang Hakiki "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -