BERTAFAKUR SETENGAH IBADAH, SEDIKIT MAKAN FULL IBADAH
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Kalo selama ini kita diterangkan tentang keutamaan bertafakkur dan berpikir tentang ilmu, ternyata ada yang lebih tinggi dari itu. Yaitu sedikit makan.
Imam Ghozali meriwayatkan dawuh Kanjeng Nabi Muhammad SAW
الفكر نصف العبادة، وقلة الطعام هي العبادة
"Bertafakkur (memikirkan dan merenungkan ilmu) adalah setengah ibadah, sementara sedikit makan adalah ibadah itu sendiri"
Sayyidina Abu Hurairah RA lebih memilih berlapar-lapar mendampingi Kanjeng Nabi kemana-mana, sehingga beliau lebih banyak meriwayatkan hadits daripada shahabat lainnya. Hikmahnya dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari
في هذا الحديث أن التقلل من الدنيا أمكن لحفظ العلم
"Dalam hadits ini mengandung hikmah bahwa menyedikitkan konsumsi dunia, berpotensi besar manfaatnya dalam rangka menjaga ilmu"
$ads={1}
Imam Fakhruddin Ar Razi, seorang ulama besar dan mujaddid Islam, sangat benci saat waktu makan tiba. Karena kesibukannya dalam mengkaji ilmu jadi terganggu soal makanan.
Mbah Kyai Zainul Hasan Genggong menurut cerita, selalu menaburi makanannya dengan pasir. Sehingga dia sendiri jadi tak berselera dan akhirnya jadi sedikit makan.
Ini karena dengan sedikit makan, semua kebaikan lebih banyak didapat daripada hanya dengan tafakkur. Waktu pun lebih bermanfaat dan tidak tersita banyak oleh makanan.
Orang sedikit makan pasti punya mindset efisiensi waktu untuk berbuat kebaikan yang lebih banyak, gak sibuk mikir makanan. Dan dengan sedikit makan, dia sudah mengamalkan kebaikan yang banyak : memenuhi perintah Gusti Allah, menghemat waktu, bertafakkur, gampang syukur, memberikan jatah makanan untuk yg membutuhkan, tidak boros, menghindari tabdzir, membersihkan jiwa dan amal baik lainnya.
Keinginan, nafsu syahwat dan amarah juga lebih banyak bisa diredam daripada hanya dengan tafakkur. Hanya bertafakkur biasanya jadi mudah lapar, sehingga dikit-dikit makan. Sementara menyurutkan nafsu harus dengan sedikit makan.
Dan yang namanya sedikit makan, itu ilmu sekaligus amal itu sendiri. Bukan lagi konsep. Sedangkan tafakkur masih berkutat konsep ilmu. Padahal yang namanya ibadah itu gabungan ilmu dan amal.
Sehingga benarlah apa yang disebut hadits di atas. Bahwa tafakkur itu setengah ibadah, sedangkan sedikit makan itu full ibadah.
Mugi manfaat.
Oleh: Fahmi Ali N H
Demikian Artikel " Bertafakur Setengah Ibadah, Sedikit Makan Full Ibadah "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -