APAKAH DZAT ALLAH DISIFATI DENGAN BERGERAK DAN DIAM?
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Sebagian orang berpikir bahwa perkataan "Allah tidak bergerak sekaligus tidak diam" adalah perkataan yang tidak masuk akal. Karena menurut akal orang itu, sesuatu yang tidak bergerak pasti diam. Dan sesuatu yang tidak diam pasti bergerak.
Memang hal itu tidak masuk akal bagi orang yang akalnya masih terjebak dengan sifat-sifat makhluk. Seandainya yang dibahas adalah makhluk, maka tentu "Jika tidak bergerak pasti diam. Jika tidak diam pasti bergerak" Kenapa? Karena makhluk menempati ruang, maka pastinya makhluk disifati dengan "Jika tidak diam maka pasti bergerak. Jika tidak bergerak maka pasti diam". Ini adalah hukum yang pasti terjadi bagi makhluk yang berada didalam ruangan. Karena yang namanya bergerak, pasti mengalami perpindahan di dalam ruangan, baik perpindahan itu terjadi pada sebagian (getar) ataupun secara keseluruhan (perpindahan). Selain terikat oleh ruangan, sesuatu yang bergerak dan diam juga pasti terikat oleh waktu; saat bergerak dan saat diam.
Sedangkan Dzat Allah tidak diliputi oleh ruang dan waktu.
Maka bagaimana mungkin Dzat Allah disifati dengan bergerak atau pun diam jika Dzat Allah tidak diliputi oleh ruang dan waktu?
$ads={1}
Kemudian... Jika kita membuka kitab-kitab yang ditulis oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah maka kita akan mendapatkan jawaban yang seragam yaitu Dzat Allah tidak dapat disifat dengan sifat gerakan sekaligus tidak dapat disifati dengan sifat diam (tidak bergerak). Misalnya:
Imam Abul Hasan al Asyari dalam kitab Al Ibanah juz 1 halaman 112 menulis:
نزولا يليق ﺑﺬاﺗﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺣﺮﻛﺔ ﻭاﻧﺘﻘﺎﻝ،
"Nuzul yang layak dgn Dzat Allah dengan BUKAN GERAKAN dan perpindahan"
Selain beliau, mari kita cek kitab-kitab yang lain:
1. Kitab Al Masalik fi Syarhi Muwattha’ Malik juz 3 halaman 454
«المسالك في شرح موطأ مالك» (3/ 454):
«إنّ اللهَ سبحانه مُنَزَّةٌ عن الحركة والانتقال؛ لأنّه لا يَحْوِيهِ مكانٌ، كما لا يشتمل عليه زمانٌ»
“Sesungguhnya Allah Subhanah itu DISUCIKAN DARI GERAKAN dan perpindahan. Karena sesungguhnya Allah tidak diliputi oleh tempat, sebagaimana Allah tidak diliputi oleh zaman”
Maksudnya: Jika Allah tidak berada di suatu ruang, maka pastinya Dzat Allah tidak disifati dengan bergerak. Sebab gerakan adalah perpindahan yang terjadi didalam suatu ruangan.
2. Al Asma’ Was Shifat karya Imam Baihaqi juz 2 halaman 379
«الأسماء والصفات - البيهقي» (2/ 379):
إِنْ قَالَ قَائِلٌ: كَيْفَ يَنْزِلُ رَبُّنَا إِلَى السَّمَاءِ؟ قِيلَ لَهُ: يَنْزِلُ كَيْفَ يَشَاءُ. فَإِنْ قَالَ: هَلْ يَتَحَرَّكُ إِذَا نَزَلَ؟ فَقَالَ: إِنْ شَاءَ يَتَحَرَّكُ وَإِنْ شَاءَ لَمْ يَتَحَرَّكْ. وَهَذَا خَطَأٌ فَاحِشٌ عَظِيمٌ، وَاللَّهُ تَعَالَى لَا يُوصَفُ بِالْحَرَكَةِ، لِأَنَّ الْحَرَكَةَ وَالسُّكُونَ يَتَعَاقَبَانِ فِي مَحِلٍّ وَاحِدٍ، وَإِنَّمَا يَجُوزُ أَنْ يُوصَفَ بِالْحَرَكَةِ مَنْ يَجُوزُ أَنْ يُوصَفَ بِالسُّكُونِ، وَكِلَاهُمَا مِنْ أَعْرَاضِ الْحَدَثِ، وَأَوْصَافِ الْمَخْلُوقِينَ، وَاللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مُتَعَالٍ عَنْهُمَا»
“Jika seorang berkata “Bagaimana Tuhan kita turun ke langit?” Dijawab padanya “Dia turun dengan cara bagaimana pun yang Dia Kehendaki” Jika seorang berkata “Apakah Dia bergerak jika turun?” Lalu dia berkata “Jika Dia berkehendak maka bergerak. Jika Dia berkehendak maka tidak bergerak” Ini adalah kesalahan yang buruk dan juga kesalahan besar. Adapun Allah Ta’ala itu TIDAK DISIFATI DENGAN GERAKAN. Karena sesungguhnya gerakan dan diam itu saling bergantian dalam satu tempat. Yang boleh disifati dengan gerakan adalah sesuatu yang boleh disifati dengan sukuun (tidak bergerak). Dua-duanya (gerakan dan diam) adalah termasuk sifat yang baharu dan sifat-sifat makhluk. Allah Tabaroka wa Ta’ala disucikan dari kedua sifat itu”
3. Al Kawakib Ad Darari fi Syarhil Bukhari juz 5 halaman 161
«الكواكب الدراري في شرح صحيح البخاري» (5/ 161):
«وهو سبحانه وتعالى منزه عن الحركة»
“Dia (Allah) Subhanahu wa Ta’ala itu DISUCIKAN DARI GERAKAN”
4. Al Lami’us Shobiih bi Syarhil Jami’is Shahih juz 17 halaman 451
«اللامع الصبيح بشرح الجامع الصحيح» (17/ 451):
«لأنه تعالى منزهٌ عن الحركة، والجهة، والمكان»
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu DISUCIKAN DARI GERAKAN, arah dan tempat”
5. Umdatul Qaari syarhu Shahihil Bukhari juz 6 halaman 84
«عمدة القاري شرح صحيح البخاري» (6/ 84):
«لِأَن الْحَرَكَة والانتقال لَا تجوز على الله تَعَالَى، لِأَنَّهَا صِفَات الْأَجْسَام المتناهية»
“Sesungguhnya GERAKAN dan perpindahan itu tidak boleh atas Allah Ta’ala karena sesungguhnya itu sifat-sifat jisim”
6. Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafa’is juz 1 halaman 9
«نزهة المجالس ومنتخب النفائس» (1/ 9):
«أنه سبحانه وتعالى منزه عن الحركة»
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala itu DISUCIKAN DARI GERAKAN”
Oleh: Saiful Anwar
Demikian Artikel " Apakah Dzat Allah Disifati Dengan Bergerak dan Diam? "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -