BOLEHKAH MENAMBAHKAN LAFADZ "SAYYIDINA" PADA BACAAN SHALAWAT DI HADITS?
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Dalam kitab Sa’adatud Darain fis Shalah ‘ala Sayyidil Kaunain Syech Yusuf An Nabhani rahimahullah menjelaskan, jika dalam rangka meriwayatkan maka riwayatkan saja apa adanya, tanpa menambahkan Sayyidina jika memang riwayatnya tidak ada penambahan itu. Namun jika tidak dalam rangka meriwayatkan, seperti saat dzikir, maulid atau lainnya maka lebih baik ditambahi lafazh Sayyidina, demi lebih memuliakan dan mengagungkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca juga: Amalan Shalawat yang dibaca Habib Munzir Al Musawa
Pada awal penyusunan kitab Dalailul Khairat, Imam Muhammad bin Sulaiman Al Juzuli pun menulis shalawat-shalawat yang beliau masukkan dalam kitab ini sebagaimana adanya, jika dalam riwayatnya ada lafazh “Sayyidina” maka beliau pun menulisnya, jika dalam riwayatnya tidak ada maka beliau juga tidak menambahkannya. Tapi itu dalam penulisannya, adapun waktu membacanya maka setiap kali ada lafazh ‘Muhammad’ sebaiknya tetap menambahkan ‘Sayyidina’ sebelumnya. Dan dalam cetakan Dalailul Khairat sekarang, semua sudah ada penambahan lafazh “Sayyidina” sebelum lafazh “Muhammad”.
$ads={1}
Imam Ibnu ‘Athaillah dalam kitab Miftahul Falah, sebagaimana dikutip Syech Yusuf An Nabhani dalam kitab di atas, berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tambahan ‘Sayyidina’, sebab ada ‘sirr’ yang akan nampak dari siapapun yang tidak meninggalkan amal ini.”
Wa Allah ta’ala a’lam
Oleh: Ahmad Atho
Demikian Artikel " Bolehkah Menambahkan lafadz “Sayyidina” Pada Bacaan Shalawat di Hadits? "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -