ALASAN SYEKH YASIN AL-FADANI MENGIJAZAHKAN HADITS MAUDHU
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Syaikh Yasin al-Fadani rahimahullah mengijazahkan hadits maudlu' tentang al-Dhiyafah bil Aswadain (menyuguhi tamu dengan kurma dan air putih). Teks hadits itu adalah
من اضاف مؤمنًا بالأسودين فكأنّما أضاف آدم عليه والسلام ومن أضاف مؤمنين بالأسودين فكأنما اضاف آدم وحواء ومن اضاف ثلاثة مؤمنا فكأنما أضاف جبريل وميكال وإسرافيل...الى آخر الحديث
Orang yang menyuguhi seorang mukmin dengan kurma dan air putih, ia seperti menyuguhi Nabi Adam alaihis salam. Orang yang menyuguhi dua orang mukmin dengan kurma dan air putih, ia seperti menyuguhi Adam dan Hawa, istrinya. Dan orang yang menyuguhi tiga orang mukmin dengan kurma dan air putih, ia seperti menyuguhi Jibril, Mikail dan Israfil....sampai akhir hadits..
Baca juga: KH. Ahmad Marwazie, Murid Spesial Syekh Yasin Al-Fadani
Di dalam teks musalsal al-Dhifayah bil Aswadain, Syaikh Yasin al-Fadani mencantumkan pendapat banyak ulama hadits tentang palsunya hadits ini karena tidak ada bukti bahwa hadits mawquf sampai pada Sayyidina Ali bin Abu Thalib karramallahu wajhahu sebagai rawi utama hadits ini dan karena ada redaksi matan yang janggal yaitu
فكأنما أضاف جبريل وميكال
ia seperti menyuguhi Jibril, Mikail dan Israfil
Yang menarik, Syaikh Yasin al-Fadani rahimahullah tetap mengijazahkan hadits ini dan memasukkannya ke dalam kumpulan hadits musalsal. Menurut penjelasan beberapa murid Syaikh Yasin, banyak ulama mengamalkan hadits ini. Ketika saya berkunjung ke kediaman Syaikhuna Syaikh Yahya al-Ghautsani di Madinah dan Syaikh Zakariya Thalib di Makkah, suguhan kurma dan air putih didahulukan sebelum suguhan yang lain. Kebiasaan tersebut bahkan dipraktikkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani setiap menyambut tamu. Di dalam penjelasan terhadap pengamalan hadits mawdlu' disebut bahwa pengamalan terhadap hadits itu dilakukan sebagai bentuk tabarrukan kepada kebiasaan para ulama salaf.
Saya pun mengamalkan hadits musalsal bil aswadain itu walaupun mendapat penjelasan tentang kepalsuannya. Tapi yang jadi pertimbangan pengamalan bukan di situ. Aspek tabarrukan kepada amal orang-orang solih itu yang menjadi pertimbangan.
$ads={1}
Demikian pula jika kita mengetahui hadits palsu tentang mengagungkan mawlid. Bukan haditsnya yang kita lihat. Tapi bagaimana para ulama dan solihin masa lalu memandang bahwa di dalam peringatan maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ada keberkahan...
Kalau dicari pendapat fikihnya, kita bisa merujuk kepada pendapat al-Imam Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani atau al-Syahid Syaikh Dr. Ramadhan al-Buthy...
Oleh: KH. Abdi Kurnia Djohan
Demikian Artikel " Alasan Syekh Yasin al-Fadani Mengijazahkan Hadits Maudhu "
Semoga lirik ini bermanfaat untuk sahabat MR yang ingin membawakan Qasidah ini
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jamaah -