APAKAH HIJRAH DAN TAUBAT SAMA?
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Dalam hadits disebutkan al mujaharah adalah orang yang terang2an berbuat maksiat atau mengumumkannya. Orang2 seperti ini terancam tidak diampuni dosanya (hadits: "kullu ummati mu'afan illal mujahirin"), dan jika bertaubat sebagian ulama menyebutkan harusnya bertaubat secara terang-terangan. Oleh karena itu ada sebab yang mewajarkan orang secara terbuka menyatakan taubatnya, satu karena orang-orang sudah telanjur tahu dia dulunya bagaimana, kedua terbuka menyatakan itu lebih berpeluang punya maslahat lebih melindungi dirinya dari kembali pada sirkel lamanya. Tentang sebab pertama, ibn rajab mengatakan bahwa ini diriwayatkan dari banyak sahabat,
إن كان غير معروف بين الناس بالفجور فكذلك، وإن كان معلنًا بالفجور مشتهرًا به فالأولى أن يقر بذنبه عند الإمام ليطهره منه, وقد روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لمعاذ: "إذا أحدثت ذنبًا فأحدث عنده توبة إن سرًا فسرًا, وإن علانية فعلانية", وفي إسناده مقال, وهو إنما هو يدل على إظهار التوبة
Penggunaan kata hijrah untuk taubat ada dalam hadits dan cukup populer: al muhajiru man hajara ma nahallahu anhu. Di sini hijrah memiliki arti maknawiyah, bukan haqiqiyah. Di maqolah ini
Habib ali al Jifri menjelaskan dengan bagus sekali kenapa dipakai istilah hijrah untuk taubat, sebab hakikatnya di sini sang muhajir berpindah minad dakhil ilad dakhil, dari dalam ke dalam, yaitu hatinya berpindah dari menaati dan mengkiblati hawa nafsunya, berpindah menjadi menaati Allah swt dan berkiblat pada syariatNya.
Penyandingan hijrah dan taubat sering dilakukan, selain hadits tadi juga dalam hadits "hijrah tak terputus selama taubat tak terputus, sementara taubat baru terputus jika matahari sudah terbit dari arah barat". Bahkan jika taubat bisa dilakukan secara parsial, per spesifik dosa, kata hijrah pada hadits itu lebih menyeluruh (hajara ma). Saya bisa bertaubat dari dosa berzina, misal, tapi saya belum bertaubat dari dosa minum miras. Sedangkan istilah hijrah mengazamkan kita berniat meninggalkan semua masa lalu kepada hal yang baru di masa depan yang lebih baik dari sudut pandang ketaatan.
Alasan lain menggunakan istilah taubat itu adalah adanya eufimisme. Jika digunakan istilah taubat orang akan terjebak pada perdebatan, memang saya punya profesi penyanyi ini maksiat? Memang saya punya pprofesi di dunia entertain ini maksiat? Memang lu anggap kite kite sirkel lu yang lama ini pendosa gitu sampai lu taubat? Penggunaan kata hijrah lebih netral sebab bisa menunjukkan "gue sekadar mau lebih fokus lagi memperbaiki diri sendiri fren".
$ads={1}
Salah satu penguat taubat adalah hijrah secara fisik sebagaimana diibrahkan oleh kisah pembunuh 99 orang yang ketika ia mau taubat disuruh berhijrah secara fisik. Oleh karena itu penggunaan istilah hijrah pada komunitas atau identitas atau simbol itu bagian la masyahah sebagaimana kita juga memakai simbol dan identitas seperti aswaja, salafi, pemuda islam, pencinta ulama, pencinta habib, sufi urban, dsb. Kita memahami bahwa simbol dan identitas tersebut pedang bermata dua, antara ada sisi kebutuhan untuk menguatkan sisi tarbiyah pada diri sendiri dengan mendakwa diri sendiri lebih baik dari orang lain. Jika pada bab tarbiyah dzat saja seperti itu kita terima meski dia punya potensi manfaat dan madharat sekaligus, apalagi pada orang yang bertaubat, yang membutuhkan pemindahan dari satu komunitas ke komunitas lain bahkan butuh simbol identitas sehingga orang di komunitas lama segan untuk mengajak balik.
Jika masalahnya ada pada kekurangan tertentu, misal:
- ada yg setelah menyatakan diri hijrah lalu sombong angkuh
- atau belum banyak belajar sudah masuk ke wilayah ilmu khilaf atau ilmu cabang
- atau mengeksklusfikan diri sendiri
Dsb
Maka kita bisa menyampaikan khusus pada kekurangan itu, tanpa mengeneralisir atau melabelisasi suatu kelompok apalagi jika itu tidak didasarkan pada istiqra yang proporsional. Sikap othering orang, sikap with us or against us, itu ga bagus. Lebih bagus dialog dan ta'aruf.
Oleh: Pdjatmiko
Demikian Artikel " Apakah Hijrah dan Taubat Sama? "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -