HARAM HUKUMNYA LEMBAGA KEMANUSIAAN MENGAMBIL UANG DONASI
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Seiring viralnya berita tentang salah satu organisasi penggalang dana belakangan ini, saya menemukan salah satu tulisan yang membela organisasi tersebut. Salah satu narasinya adalah :
“ MUSUH ISLAM BERGENTAYANGAN....
Bismillah
Ijin saya mengomentari yg saat ini sedang VIRAL
SAHABAT semua mari kita menilai dan memahaminya PAKAI ILMU
Dalam Syariat Islam orang yg mengola uang uang Amal, uang Zakat atau uang Umat di sebut AMIL.....
Nah AMIL ini dalam Islam memiliki HAK untuk mendapatkan uang dari dana yg dikelolanya, besaran HAK yang diterima, mulai dari 12,5% - 15% bahkan sampai 20% tergantung ilmu IMAM mana yg kita mau ambil.....
Kita hitung sekarang
misalakan dana yg di kelola 100 Miliyar barti kita ambil terkecil 12,5% ada HAK AMIL 12,5 Milyar didalamnya
Terus harga mobil brapa bror....? Masih Dibawah 2 Milyar “
Saya lalu bertanya-tanya, menurut ilmu Imam siapa Yayasan atau Organisasi sosial boleh mengambil persenan dari uang donasi bahkan sampai 20 % ?
Jika kita bahas dari sudut pandang fiqh, organisasi “tertuduh” tidak tepat dikategorikan sebagai amil, karena amil itu harus ditentukan oleh pemerintah atau kepanjangan tangan pemerintah. itupun hanya dalam bab zakat, bukan bab donasi bencana, donasi untuk dhuafa’ dll. ( jadi darimana dasar hukum boleh ambil persenan lebih dari 13 persen dengan alasan karena bukan badan amil zakat ? )
العامل من إستعمله الإمام على أخد الصدقات و دفعها لمستحقيها
( menurut data kemenag lembaga amil yang resmi ditunjuk pemerintah ada 91 lembaga, dan organisasi tertuduh bukan termasuk di dalamnya )
Yayasan atau organisasi kemanusiaan lebih tepat dikatakan sebagai “wakil”, sedangkan para donatur adalah “muwakkil”. Konsekuensinya adalah Yayasan tidak boleh mengalokasikan dana diluar hal-hal yang diizinkan oleh Muwakkiliin yaitu para donatur. Termasuk untuk gaji karyawan, fasilitas pengurus dll, kecuali jika hal tersebut sudah diketahui oleh para donatur dan mereka ridho dan memberi izin. Berikut komentar Syaikh Abu Ishaq Asshirazi dalam kitab Al-Muhaddzab :
وَلاَ يَمْلِكُ الْوَكِيْلُ مِنَ التَّصَرُّفِ اِلاَّ مَا يَقْـتَضِيْهِ اِذْنُ الْمُوَكِّلُ مِنْ جِهَةِ النُّطْقِ اَوْ مِنْ جِهَةِ الْعُرْفِ لأَنَّ تَصَرُّفَهُ بِاْلاِذْنِ فَلاَ يَمْلِكُ اِلاَّ مَا يَقْتَـضِيْهِ اْلاِذْنُ وَاْلاِذْنُ يُعْرَفُ بِالنُّطْقِ وَبِالْعُرْفِ اهـ.
Darul Ifta’ Jordania juga memberi fatwa terkait pertanyaan : apakah boleh Yayasan Sosial-kemanusiaan mengambil persenan dari uang donasi ?
Jawaban Darul Ifta :
“ Uang donasi adalah amanah yang wajib dijaga dan disampaikan oleh wakil ( pengumpul donasi ) kepada mereka yang berhak, jika tidak maka ia akan mendapat dosa khianat. juga dikarenakan hukum asal dari uang donasi adalah harus dialokasikan pada hal yang telah diniati dan dimaksut oleh para donatur, dan bisa saja para donatur akan menarik kembali uangnya jika mereka tau bahwa uang donasi mereka akan dipotong sekian persen. Majlis Ifta Jordania telah memutuskan dalam fatwa no 202 bahwa tidak boleh hukumnya mengambil sepersenpun dari uang donasi bagi orang atau yayasan yang mengumpulkannya untuk dialokasikan pada hal-hal yang tidak disepakati dari awal oleh para donatur “
Berikut redaksi fatwa lengkapnya :
السؤال :
هل يجوز للقائمين على جمعية خيرية أخذ نسبة من التبرعات؟
الجواب :
الحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله
الوكيل مؤتمن وما يدفع إليه من أموال الصدقات أمانة عنده يجب عليه أن يحفظها ويؤديها، وإلا كتب عليه وزر الخيانة، وإن تصرف فيها بغير الوجه المحدد له أو قصر في حفظها فقد تعدى وأثم، ويكون ضامناً لذلك المال، ولا تبرأ ذمته منه إلا بدفعه، يقول الله عز وجل: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ) الأنفال/ 98.
وعلى الوكيل أن يوصل الصدقة لمستحقيها، ولا يحاول الاستفادة من هذا المال لمصلحته الخاصة حتى لو كان أحد الأصناف الثمانية، كأن يكون فقيراً أو مسكيناً؛ لأن الوكيل لا يتصرف لنفسه، ولأن الأصل في صرف التبرعات أن يكون حسب نية المتبرع وشرطه؛ فالمتبرع بمنزلة الواقف، والأصل التزام شرط الواقف؛ فلا يُصرف المال إلا حيث أراد، وقد لا يتبرع إن علم أن الشخص الذي يجمع له حصة من هذه الأموال.
فضلاً عن أن الوكيل في الصدقات ليس من العاملين عليها حتى يستحق الثمن، فالعاملون عليها هم المعينون من قبل ولي الأمر، وليس كل من يتولى توزيع الصدقات، فإذا أراد أن يأخذ من الصدقات فعليه أن يستأذن المتبرعين بذلك، فإن لم يفعل فقد خان الأمانة، واستجاب لما يلبسه الشيطان عليه، ويجب عليه التوبة والاستغفار.
وقد صدر قرار مجلس الإفتاء الأردني رقم (202) بعدم جواز أخذ أي نسبة من أموال الزكاة التي يتم جمعها، والصدقة مثلها. والله تعالى أعلم.
Dalam Al-Fiqh Al-Islami Syaikh Wahbah Zuhaily juga menyinggung masalah persenan donasi ini :
ولا يصح إعطاء جباة الأموال للجمعيات والمساجد ونحوها جزءاً مما يجبونه من الأموال، ولا إعطاء سماسرة الدور جزءاً من قيمة ما يبيعونه كاثنين في المئة، لجهالة الأجرة، كما أن ما يأخذه هؤلاء الجباة بحجة كونهم من العاملين على الصدقات يعد كسباً خبيثاً غير مشروع؛ لأن المتبرع إنما يتصدق للفقراء والمساكين أوللمساجد ونحوها، لا إلى جيوب هؤلاء العاملين، فإذا أخذوا غير تكاليف السفر وحدها عدّ ذلك ظلماً وزوراً.
الفقه الاسلامي ٥/٣٨٣٥
Meskipun memang ada ibarot yang memperbolehkan mengambil sekedar uang capek atau ujroh mitsil ( النفقة أو أجرة المثل ), tapi menurut saya ke-wira-ian dan kehati-hatian dalam masalah donasi ini seharusnya lebih kita utamakan , agak tidak diremehkan dan diselewengkan ( dalam Fatwa Darul Ifta Jordania diatas disebutkan : meskipun pengumpul dana adalah fakir atau miskin tetap tidak boleh mengambil persenan, dan perlu diketahui Darul Ifta Jordania adalah lembaga Fatwa yang berasaskan Madzhab Syafii “ أساسا و منطلقا " ) .
$ads={1}
Dawuh Sayyidina Abdullah Bin Umar :
لو صليتم حتى تكونوا كالحنايا، و صمتم حتى تكونوا كالأوتار، لم يقبل اللّه ذلك منكم إلا بورع حاجز
“ jika kalian banyak sholat sehingga mirip seperti tiang, dan setiap hari kalian puasa sehingga tubuh kalian kurus seperti gitar, maka Allah tidak akan menerima semua itu kecuali jika kalian memiliki sifat waro’ ( kehati-hatian dalam urusan halal-haram )
Oleh: Lora Muhammad Ismael Al Kholilie
Demikian Artikel " Haram Hukumnya Lembaga Kemanusiaan Mengambil Uang Donasi "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -