5 KEISTIMEWAAN PONDOK PESANTREN LIRBOYO
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Ponpes Lirboyo didirikan oleh KH. Abdul Karim, yg semula berada di desa Lirboyo di tahun 1910 Masehi. Saat sebelum menetap di desa Lirboyo, beliau mengajar di Pesantren Tebuireng di bawah asuhan KH. Hasyim Asyari yg jua sebagai rekan semasa kuliah di Syaikhona Kholil Bangkalan, setelah itu KH. Abdul Karim menikah dengan Nyai Khodijah binti KH. Soleh, Banjarmelati. Semenjak pernikahan itu KH. Abdul Karim tinggal di desa Lirboyo, Kediri. pemindahan KH. Abdul Karim dari Tebuireng ke desa Lirboyo dilatarbelakangi oleh dorongan mertuanya( KH. Sholeh Banjarmelati) dengan harapan supaya syiar & dakwah Islam semakin meluas.
Kemudian atas kemauan & inisiatif KH. Abdul Karim, dengan sokongan mertuanya, KH. Abdul Karim mendirikan gubuk buat mengajarkan & menyebarkan ajaran Islam kepada siapa saja yg mau menuntut ilmu. Murid awal KH. Abdul Karim bernama Umar dari Madiun, setelah itu datang murid lain bernama Yusuf, Sahil & Somad dari Magelang, setelah itu pula datang dari Gurah, Kediri bernama Syamsudin. Dari hari ke hari hingga tahun- tahun yg lalu, Ponpes Lirboyo mempunyai santri yg semakin banyak & semakin diketahui oleh masyarakat baik di Kediri ataupun di luar Kediri.
Kemudian 3 tahun sesudah berdirinya Ponpes tersebut, hingga pada tahun 1913, KH. Abdul Karim membangun masjid di dalam area Ponpes untuk tujuan pengajaran agama & terutama sebagai fasilitas ibadah. Sampai saat ini masjid tersebut masih eksis dengan nama Masjid Lawang Songo, sebab masjid ini mempunyai 9 pintu gerbang.
Hingga saat ini, Ponpes Lirboyo sudah tumbuh pesat jadi pusat kajian Islam klasik ala pesantren yg berusia lebih dari satu abad. Dalam peristiwa sejarah Indonesia, Ponpes Lirboyo senantiasa berpartisipasi & berfungsi aktif dalam gerakan perjuangan dengan mengirimkan santri- santrinya ke medan pertempuran, semacam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Sebagai salah satu pusat pembelajaran agama Islam, Pesantren Lirboyo senantiasa menciptakan kader- kader generasi religius & bangsa yg mumpuni di bermacam bidang disiplin ilmu agama. Tidak hanya itu, Ponpes Lirboyo pula menganut pembelajaran salaf( tradisional) dengan menyelaraskan budaya yg bisa mengisi modernisasi,& teruji kalau Ponpes Lirboyo sudah banyak melahirkan tokoh- tokoh saleh di bidang keagamaan ataupun di bidang intelektual.
$ads={1}
Muhammad Abdul Ghofur melalui akun facebooknya membagikan pengalamannya ketika berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo, berikut tulisannya:
1. Berada di Tengah-Tengah Kota
Bila pada umumnya pesantren itu berada di desa dan pelosok, maka berbeda dengan Pon.Pes LIRBOYO. Karena letaknya berada ditengah-tengah Kota Kediri. Posisinya dikelilingi oleh pertokoan dan pasar. Semakin istimewa lagi, karena Pondok Induk LIRBOYO murni diniyyah, tidak ada sekolah umumnya.
Masya Allooh...
2. Jam Masuk Madrosah Pagi Hari
Walaupun bukan sekolah umum, tapi diniyyah, di Pon.Pes. LIRBOYO masuknya madrosah tidak sore hari sebagaimana umumnya madrosah, tapi masuknya pagi hari. Jadi berangkatnya santri-santri "nduduk" dari rumah mereka, bersamaan dengan anak-anak sekolah umum berangkat ke SMP dan SMA.
Masya Allooh...
Pesantren yang bisa dan mampu seperti ini mungkin sudah sangat jarang sekali.
3. Adab dan Akhlak Santri-Santrinya yang Mengagumkan
Pernah satu ketika, saya saat berkunjung ke LIRBOYO mendatangi beberapa toko disana. Dan sambutan dari santri-santri yang menjaga toko yang begitu hormat dan ta'dzim benar-benar mengagumkan. Padahak mereka tidak kenal saya, dan sayapun memakai baju muslim biasa.
Masya Allooh...
4. Menulis Pakai Pen Tutul
Selanjutnya yang tak kalah unik adalah di Pesantren LIRBOYO saat menulis pelajaran adalah para santri diharuskan menulia pakai pen tutul dengan tinta bak hitam. Dan tidak diperbolehkan menggunakan pensil seperti pada umumnya. Memang sedikit menambah ribet dan lama penulisannya.
Diantara alasan peraturan ini adalah tulisan yang menggunakan pen tutul dengan tinta bak itu lebih awet dan tetap jelas walaupun sudah lama dan sudah puluhan tahun sekalipun.
Saya pribadi, kini merasakan manfaat dan kebenarannya, karena kitab saya yang saya tulis pakai pen tutul sekitar 20 tahun yang lalu, saat ini masih tetap jelas dan tidak berubah buram.
Alhamdulillah...
5. Memakai Patokan Waktu Jam Istiwa'.
Hal yang sangat istimewa lagi, di LIRBOYO adalah patokan waktu yang dipakai bukan jam WIB, akan tetapi jam istiwa'.
Masya Allooh...
Oleh: Muhammad Abdul Ghofur
Demikian Artikel " 5 Keistimewaan Pondok Pesantren Lirboyo "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -