KEKELIRUAN BUYA ARRAZY DALAM MEMAHAMI MAKNA TAUHID
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Kalimat tauhid ini adalah pondasi utama dalam ajaran Islam. Semua wajib tahu maknanya dan lumrahnya semua muslim yang berakal sehat memang tahu. Kalau anda tanya ke muslim paling awam sekali pun, bahkan tanya ke non-muslim sekali pun, semuanya tahu bahwa kalimat tauhid itu maknanya adalah penafian ketuhanan dari selain Allah sehingga penyembahan terhadap selain Allah dianggap kufur atau syirik.
Tapi tampaknya ada juga yang tidak tahu sehingga dengan bodohnya dia mengatakan:
"Makna La ilaha Illallah, tiada yang disembah kecuali Allah. Apa saja yang disembah di alam semesta sebenarnya orang nyembah Allah"
Dalam sejarah manusia dikenal banyak sekali sesembahan. Mulai dari sosok manusia seperti Namruz dan Fir'aun; elemen alam seperti api, batu, pohon, gunung; benda langit seperti matahari dan bintang, hingga makhluk ghaib seperti jin dan roh. Kalau mengikuti ucapan orang jahil murakkab di atas berarti semuanya menyembah Allah.
Baca Juga: Buya Arrazy Akui ada Aqiqah Ruh dan Berbayar, ini Tanggapannya!
Lalu bagaimana sih terjemahan kalimat tauhid itu yang benar dan sederhana? Seorang waliyullah yang kitabnya diajarkan sebagai materi standar di Indonesia dan negara lain, yaitu Syaikh Salim bin Abdillah bin Sa’ad bin Abdullah bin Sumair al- Hadrami, dalam Safinatun Najah (yang terlihat di SS) menjelaskan bahwa makna kalimat tauhid adalah:
"Tiada yang disembah DENGAN BERLANDASKAN KEBENARAN dalam realita ini kecuali Allah"
Artinya selain Allah memang banyak yang disembah manusia, tapi itu semua tidak berlandaskan kebenaran tapi kekafiran dan kesyirikan. Yang layak disembah dan benar untuk disembah hanya Allah. Allah adalah Sang Khaliq, selain Allah adalah makhluk. Penyembahan terhadap makhluk dari sudut mana pun, dari perspektif ilmu manapun, entah itu ilmu tauhid, ilmu syariat, ilmu hakikat, ilmu apa pun namanya, adalah kesesatan sehingga tidak bisa dianggap sebagai penyembahan terhadap Allah.
Saya sengaja menukil kitab dasar yang biasanya diajarkan untuk anak setingkat sekolah dasar untuk menekankan pada para jahil murakkab bahwa anak SD saja lebih pintar dari mereka. Tapi meskipun kitab dasar, penjelasan kalimat tauhid itu disepakati semua ulama dalam semua level, bahkan orang muslim awam pun tahu. Bahkan, para tokoh sufi yang ucapannya paling syadz sekali pun (al-Hallaj, Ibnu Arabi, al-Jili dan lainnya) sepakat atas makna ini sehingga tidak ada dari mereka yang menyamakan penyembahan terhadap makhluk dengan penyembahan pada sang Khaliq.
Hanya saja, memang ada mutashawif (orang sok sufi) yang saking bodohnya hingga menyangka bahwa semua makhluk adalah Allah sehingga menyembah makhluk pun dia samakan dengan menyembah Allah. Hilang sudah surat Al-Kafirun dari kepala mereka. Kalimat "Aku tidak menyembah APA YANG KALIAN SEMBAH" dalam surat itu menegaskan bahwa orang kafir tidak menyembah Allah. Bahkan hilang semua ayat yang mengajarkan tauhid dan hilang juga risalah para Nabi seluruhnya akibat kebodohan akut yang tidak mereka sadari.
$ads={1}
Ucapan mereka yang sok hakikat itu seolah menyatakan bahwa firman Allah dalam al-Qur’an belum nyampai ke level hakikat versi halu mereka dan Nabi Muhammad masih belum nyampai juga sehingga beliau menyalahkan penyembahan terhadap selain Allah dan menolak untuk menyembah berhala bersama orang-orang musyrik. Inna lillah wa inna ilaihi rajiun.
Baca Juga: Posisi Buya Arrazy di Tarekat Milik Maulana Abya Al Badr
====
Tambahan dari kami menanggapi ceramah Buya Arrazy:
" semua yang disembah oleh manusia pada dasarnya menyembah Allah "
=========
Kesimpulannya dari penjelasan Arrazy yang bisa kami tangkap:
Agama Hindu: Menyembah Dewa
Agama Kristen: Menyembah Yesus
Agama Budha: Menyembah Budha
" Agama hindu, kristen dan budha sebenarnya menyembah satu Tuhan yang sama, hanya saja ketiga agama tersebut masih belum sempurna, kecuali islam. "
Padahal faktanya, agama-agama tersebut OBJEK yang disembahnya berbeda-beda, mereka tidak mengatakan tuhannya sama dengan agama lainnya.
Sedangkan BAH mengatakan objek sesembahannya itu adalah sama.
Kalau menggunakan perspektif ilmu hakekat. Yah tidak bisa dan ga nyambung. karena agama mereka kepercayaan tuhannya berbeda dengan ISLAM.
Kalau misalkan menggunakan ilmu hakekat seperti diatas, mesti disepakati dulu "tuhan yang disembah itu harus sama". Urusan metode berbeda itu tidak masalah, contoh seperti ada yang mengikut Sunni, Syiah, Wahabi
Mereka menyembah tuhan dengan metode (jalan) yang berbeda, namun hakekatnya sama-sama menyembah Allah SWT. walaupun aswaja sendiri mengatakan:
" Syiah dan Wahabi memang menyembah tuhan yang sama, namun hanya saja banyak kekurangan di ajaran mereka, karena beberapa pemahaman yang menyesatkan dan belum sempurna seperti kita. "
ini baru nyambung dan benar...
Oleh: Kyai Abdul Wahab Ahmad
Ditulis: Hendra, S
Demikian Artikel " Kekeliruan Buya Arrazy dalam Memahami Makna Tauhid "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -