SYARIAT ISLAM TERJAGA KARENA ULAMA TIDAK DIAM ATAS KESALAHAN
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Di antara keistimewaan yang Allah berikan kepada umat ini adalah tidak diamnya para Ulama terhadap kesalahan, sekecil apapun itu. Hal ini telah menjadi tradisi para ulama sejak dahulu sampai sekarang yang saling kritik antara sesama mereka, tak terkecuali antara murid dengan guru, atau anak dengan orang tua. Semua ini dimaksudkan agar wibawa keilmuan dan kebenaran tetap selalu terjaga.
Syaikh Ibnu Hajar Al Haitami dalam kitabnya, Qurratul 'Ain fii Bayani Anna Tabarru' La Yubthiluhud Dain mengatakan;
عدم المحاباة في الدين حتى لأكابر المجتهدين هو دأب ساداتنا العلماء العاملين كما يعلمه من وقف على النهاية وأحاط بقولها: «هذه زلة من الشيخ» مع بلوغه في الاجتهاد والولاية الغاية حتى قيل في ترجمته: «لو جاز أن يبعث الله نبيا في زمن أبي محمد الجويني لكان هو ذلك النبي
"Tidak pilih kasih dalam persoalan agama hingga untuk tokoh-tokoh besar dari kalangan Mujtahidin merupakan tradisi Sadatina Ulama yang 'Amiliin. Hal ini sebagaimana dipahami oleh orang yang membaca kitab Nihayah (Karya Imam Haramain) dan mendapati di dalamnya Imam Haramain berkata (tentang pendapat guru sekaligus ayahnya), "Haza zallatus Syaikh, Ini adalah ketergelinciran dari Syaikh (Abu Muhammad Al Juwaini)". Padahal di sisi lain Syaikh telah mencapai derajat tinggi dalam bidang ijtihad dan kewalian, sampai-sampai ada yang mengungkapkan dalam biografinya,,, "Seandainya saja (walau ini tidak mungkin), Seandainya saja di zaman Abu Muhammad Al Juwaini masih bisa diutus seorang Nabi, maka beliau akan diutus sebagai seorang Nabi"."
Sebagian Ulama berkata ;
إن عدم محاباة العلماء بعضهم لبعض من أعظم مزايا هذه الأمة التي أعظم الله بها عليهم النعمة... فلم يتركوا لقائل قولا فيه أذنى دخل إلا بينوه، ولا لفاعل فعلا فيه تحريف إلا قوموه، حتى اتضحت الآراء،وانعدمت الأهواء، ودامت الشريعة الواضحة البيضاء على امتلاء الآفاق بأضوائها، وشفاء القلوب بها من أدوائها، مأمونة من كيد الحاسدين وسفه الملحدين،
"Sikap tidak pilih kasih di antara para Ulama antara sebagian mereka dengan lainnya merupakan keistimewaan agung ini umat yang dengannya Allah berikan nikmat terbesar bagi mereka. Maka tidaklah muncul orang mengeluarkan pendapat yang keliru sekecil apapun kekeliruannya, melainkan akan muncul orang yang menjelaskannya, dan tidaklah muncul orang yang melakukan suatu perbuatan yang menyimpang melainkan akan ada orang yang meluruskannya, sehingga tegaklah pendapat, lenyaplah hawa nafsu, serta kekal lah syariat yang jelas dan suci ke segala penjuru bumi dengan cahayanya, yang terobati hati dari segala penyakitnya, dan terselamatkan agama ini dari kedengkian para pendengki dan kedunguan orang-orang yang menyimpang."
$ads={1}
Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al Kurdi dalam kitab Fawaidul Madaniyyah menyampaikan:
قال أبو القاسم الرافعي: «من لطف الله تعالى على هذه الأمة وما خصها به من الكمالات أن علماءها لا يسكتون على غلط غيرهم، ولا عن بيان حالهم، وإن كان المعترض عليه والدا، فضلا عن غيره.
"Imam Abu Qasim Ar-Rafi'i berkata; Di antara rahmat yang Allah diberikan kepada umat ini dan keistimewaan yang Allah khususkan kepada mereka adalah tidak diamnya para Ulama atas kesalahan selain mereka, serta memberi penjelasan atas hal keadaan mereka, meskipun pihak yang dikritisi adalah ayahnya sendiri, apalagi orang lain."
Syekh Muhammad bin Sulaiman Al Kurdi juga mengutip pernyataan Ibnu Hajar yang artinya;
"Dengan nikmat ini yang Allah berikan kepada ini umat, yaitu tidak diamnya mereka atas kesalahan dari yang lain, Allah pelihara syariat ini dari upaya untuk merubah atau menggonta-gantinya. Dengan ini syariat ini terpelihara dari kesalahan. Maka karena itu, ijma' umat Muhammad menjadi hujjah yang pasti yang tiada celah untuk diragukan. Hal ini berbeda dengan umat dan agama yang terdahulu ."
Semua kritikan yang disampaikan oleh para Ulama baik dengan ucapan "ini keliru", "ini menyimpang", "ini menyesatkan" dan bentuk kritikan lainnya bukanlah didasari rasa dengki dan kebencian, melainkan itu semua bertujuan untuk izharul haq (menampakkan kebenaran). Maka tak perlu merasa aneh jika akhir-akhir ini banyak ulama di Nusantara mengkritisi Ustaz Arrazi Hasyim, karena belakangan isi ceramahnya sudah banyak yang offside bahkan berpotensi menjatuhkan umat dalam kemurtadan, bukan saja soal ismu ruh, sudah ketemu Dajjal, punya akses ke Wali Ghoust, punya keyakinan di akhir zaman satu laki-laki bisa menikahi 50 wanita dimana hal itu melanggar ijma' batasan maksimal wanita dinikahi 4 saja, berhalusinasi bahwa perang di akhir zaman kayak di film2, atau mengatakan orang yang belajar ilmu ma'rifat padanya 1 jam saja akan jadi Ulama di alam kubur bagi roh yang di dunia belajar syariat, bukan cuma itu saja keanehannya, tapi sampai pada tingkat menganggap ada sesuatu yang bukan ciptaan Allah yaitu ruh. Katanya ruh bukan ciptaan, tapi hembusan dari zat Allah, Na'uzubillah!. Ini sangat berbahaya, karena salah satu inti dari keimanan adalah meyakini semua yang bukan Allah merupakan ciptaanNya. Belum lagi dengan pengakuan orang-orang yang pernah semanhaj dengannya dimana offside-nya malah lebih parah dari itu.
Baca Juga: Kutipan Kalam Para Habaib ketika Berziarah di Syi'ib Nabi Hud As
Jadi jangan heran dengan semua kritikan dan segala upaya untuk membongkar semua penyimpangan itu. Toh yang dikritisi bukan pribadi atau orangnya, tetapi pemikirannya yang sudah disebarluaskan ke dalam masyarakat yang berpotensi menggiring mereka ke jurang kesesatan. Andai hari ini atau besok Ust Arrazi meminta maaf dan merubah statement anehnya belakangan ini, InsyaAllah beliau akan kembali disambut dan diterima sebagaimana awal kemunculannya dalam dunia dakwah beberapa tahun lalu.
Muhammad Iqbal Jalil
Samalanga, Aceh, 25 Maret 2022
Demikian Artikel " Syariat Islam Terjaga Karena Ulama Tidak Diam Atas Kesalahan "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -