KISAH KYAI NAWAWI KESAL DENGAN SEORANG WAHABI
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Pada suatu hari di Kampung Mentikan Mojokerto pada masa kolonial, Kyai Nawawi memberikan ceramah agama. Ceramah itu terbuka bagi siapa saja yang ingin menghadirinya dan dilakukan secara rutin. Narasumber yang hadir memang bergiliran sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sedangkan materi yang disampaikan adalah seputar muamalah dan ubudiyah ala ahlussunnah wal jamaah.
Kyai Nawawi adalah salah satu pembicara favorit dalam forum pengajian itu. Maka tidak heran bila waktu beliau mengaji kehadiran jamaah memenuhi langgar tempat acara berlangsung. Jamaah senang karena gaya bahasanya yang lemah lembut dan tidak pernah menyalahkan orang lain. Jika ada permasalahan Kyai Nawawi akan mengarahkan agar bisa lebih baik. Selalu ada jalan dan cara dalam menjalankan ibadah pada kondisi apapun. Kyai Nawawi luwes dalam pemikiran.
$ads={1}
Pada saat beliau sedang serius berbicara dihadapan jamaah pengajian, tiba-tiba ada salah satu diantara jamaah berdiri. Dengan serta merta dia mencela cara pengamalan ibadah kaum Nahdliyyin. Dia menyebut praktek beribadah seperti mentalqin mayit, tahlilan dan selamatan itu merusak kemurnian ajaran Islam. Jamaah itu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa yang keras walaupun dibungkus dengan kalimat bertanya. "Apa pendapat anda terhadap amaliyah semacam itu ?"
Jamaah lainnya tentu saja dibuat bengong. Mereka tidak menyangka ada bahasa kasar diutarakan pada sosok kyai yang terkenal kalem dengan postur kecil itu. Semua yang hadir menanti apa jawaban yang akan diberikan oleh Kyai Nawawi.
Setelah ruangan hening sejenak kemudian terdemgar deheman Kyai Nawawi. Cara deheman biasa digunakan untuk memancing perhatian hadirin.
"Kita sama-sama memeluk agama Islam dengan akal dan pengertian. Semua sudah famam akan amaliyah Ahlussunnah Wal Jamaah. Jadi tidak perlu dipersoalkan lagi. Akan tetapi jika ada yang mengajak bertikai, mari saya siap melayani" ujar Kyai yang berprofesi sebagai tukang jahit itu.
Reaksi kyai Nawawi itu membuat terkejut semua yang hadir. Mereka tidak mengira jawabannya langsung menohok, to the point. Dan rupanya Kyai Nawawi menganggap pertanyaan yang diterimanya bukanlah kalimat minta penjelasan. Pertanyaan dari seorang yang bukannya tidak paham akan khilafiyah tersebut. Maka Kyai Nawawi juga tidak memberi penjelasan karena percuma saja.
Untuk mempertahankan keyakinannya, Kyai Nawawi siap jika harus beradu fisik.
Demikian kisah yang ditulis dalam buku Nasionalisme Dua Orang Kyai. H. Abdullah Masrur menuliskannya berdasarkan cerita dari Kyai Achyat Chalimy.
$ads={2}
Dan hari ini hujatan semacam itu masih sering terdengar dari para penganut Wahabi di negeri ini. Penganut Ahlussunnah Wal Jamaah tentu akan bereaksi sama seperti jawaban Kyai Nawawi tersebut.
Sidowangun, 8 April 2017
Oleh: Serpihan Catatan Ayuhanafiq
Demikian Artikel " Kisah Kyai Nawawi Kesal dengan Seorang Wahabi "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -