RANGKUMAN DISKUSI PERKARA TAWASSUL ANTARA ASWAJA VS WAHABI
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Diskusi yang mengusung tema "Tawasul" ini terjadi melalui Grup Facebook Keluarga Besar Abi Hasan antara Kasrozi Burza BEd (manhaj wahabi) Alumni King Sa'ud University of Riyadh, Imam Mesjid Agung Alfur'qon Bandar Lampung dengan Mutia (Aswaja) seorang santriwati asal Lubuklinggau.
Silahkan disimak melalui rangkuman di bawah ini:
=======
(PENJELASAN: Dalam diskusi aslinya setiap dalil teks arab tidak ada terjemahnya . Demi untuk memudahkan para pembaca dalam rangkuman ini , saya tambahkan terjemahnya)
=======
Kasrozi Burza BEd
Mutia ! Buka mata, buka telinga, pakai akal dan fikiran mu, insya Alloh Hidayah Sunnah akan masuk ke qolbu-mu, Ana ini temannya Habib Rizieq di King Sa'ud University of Riyadh. Insya Alloh sudah banyak makan garam, sehingga tau mana yang Al-Haq dan mana yang Albaathil.
Jika ukhty benar2 muslimah cobalah kaji kembali Agama-mu dengan baik dan benar ,jangan fanatik buta sehingga menyesal kemudian tiada guna/ jika di kuburannya nyesal.
Ana Imam di Mesjid Agung Alfur'qon Bandar Lampung , 8 tahun Imam Rowatib,,,disanalah Ana ketemukan dengan bolak-balik Tafsir Alqu'an 30 juz dan mengkaji Aqidah,,,ternyata fakta dan realita Agama masyarakat dan sebahagian Kiyai jauh sekali dari Sunnah,,,jadi Ana dibentuk dan ditempa oleh Alqu"an ,Hadist2 Shohih serta Aqidah, membuat Ana tegas dalam Sunnah Rosululloh dalam situasi apapun Ana Istiqomah berteladan kepada Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallaam sampaiAkhir Hayat , Insya Alloh.
Karena Mutia-kan kekeh dengan kajian ASWAJA-nya,,, Ana ga' langsung kayak gini ,tapi melalui proses membaca dan belajar lagi dalam mencari Agama sebagai Pegangan Hidup dan Mati kelak. Sebab mencari, maka ditunjukkan Alloh Hidayah-Nya.
• Balas
• 12 jam
=======
Mutia Mutia
Akhy Kasrozi Burza BEd, mumpung ana ketemu akhy yg ahli tafsir , tolong tafsirkan soal yg ana ajukan ini ya akhy .
أَللهُ الَّذِيْ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ اِغْفِرْ لِأُمِّيْ فَاطِمَةَ بِنْتِ أَسَدٍ وَلَقِّنْهَا حُجَّتَهَا وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مَدْخَلَهَا بِحَقِّ نَبِيِّكَ وَالْأَنْبِيَاءِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِيْ فَإِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ )رواه الطبراني وابو نعيم فى حلية الأولياء عن انس)
Artinya:
“Allah yang menghidupkan dan mematikan. Allah maha hidup, tidak akan mati. Ampunilah ibuku, Fatimah binti Asad, tuntunlah hujjahnya dan lapangkan kuburnya, dengan haq Nabi-Mu dan para Nabi sebelumku. Sesungguhnya Engkau dzat yang paling mengasihi”. (HR al-Thabrani dan Abu Nuaim dari Anas).
Bagaimanakah tafsirnya?
• Balas
• 11 jam
=======
Kasrozi Burza BEd
Sepertinya apa yang Mutia pertahankan itu, sudah pernah mampir jauh kepadaku, sebelum Mutia lahir,,, Ana mirip 0rang yang ga' gampang percaya, tapi Ana punya Akal dan Loqika ,makanya ada mencari dan mengkaji, dengan banyak membaca,,,Alhamdulillah kutemukan Hidayah dari Alqu'an dan Hadist Shohih dengan rujukan Imam 4 dari Ahlussunnah,,,
• Balas
• 11 jam
=======
$ads={1}
Mutia Mutia
Akhy Kasrozi Burza BEd, mumpung ana ketemu akhy yg ahli tafsir , tolong tafsirkan soal yg ana ajukan ini ya akhy .
.
أَللهُ الَّذِيْ يُحْيِىْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ اِغْفِرْ لِأُمِّيْ فَاطِمَةَ بِنْتِ أَسَدٍ وَلَقِّنْهَا حُجَّتَهَا وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مَدْخَلَهَا بِحَقِّ نَبِيِّكَ وَالْأَنْبِيَاءِ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِيْ فَإِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ )رواه الطبراني وابو نعيم فى حلية الأولياء عن انس)
. Artinya:
“Allah yang menghidupkan dan mematikan. Allah maha hidup, tidak akan mati. Ampunilah ibuku, Fatimah binti Asad, tuntunlah hujjahnya dan lapangkan kuburnya, dengan haq Nabi-Mu dan para Nabi sebelumku. Sesungguhnya Engkau dzat yang paling mengasihi”. (HR al-Thabrani dan Abu Nuaim dari Anas).
Bagaimanakah tafsirnya?
• Balas
• 10 jam
=======
Kasrozi Burza BEd
0ke, sepotong dari awal do'a ini masih boleh dan lurus, sepotong ditengah sampai akhir tidak boleh dan tidak diajarkan Rosululloh dan tidak diamalkan oleh Shahabat2nya, hadistnya masuk katagori dho'f jiddan/ lemah sekali. Maknanya : Alloh-lah yang menghidupkan dan mematikan, Dia hidup dan tidak akan mati, ampunilah untuk Ibuku Fathimah binti Asad ,tuntunlah amalannya dan luaskanlah kuburannya,,,ini penggalan yang dibolehkan,,,selanjutnya : dengan Haqnya Nabi-Mu dan Haq Para Nabi sebelum ku, maka sesungguhnya Engkau Maha Penyayang",,, nah dari kalimat Haqnya Nabi-Mu , ini tidak dibenarkan dalam Syari'at karena tidak ada hubungan Haqnya Nabi dengan Pengampunan dosa kita pada Alloh, Apa hubungannya ? Inilah do'a2 yang wajib kita terangkan dan Luruskan Agar sesuai dengan Syari'at Alloh.
• Balas
• 10 jam
=======
Mutia Mutia
Akhy Kasrozi Burza BEd, jika seperti itu yg akhy fahami, apakah boleh kalau ana katakan bahwa akhy telah menyalahkan bahkan melarang Rasululloh Saw berdoa seperti itu??
Jika Rosululloh Saw saja sudah akhy salah- salahkan dan akhy larang-larang, lantas siapa sebenarnya yg akhy jadi panutan dalam beragama ini ???
Jika Nabi saja sudah akhy salah-salahkan, masih layakkah akhy mengaku-ngaku sebagai pengikut Rosululloh Saw?
Monggo dijawab dg jujur akhy
• Balas
• 10 jam
=======
Mutia Mutia
Semakin terkuak bahwa WAHABI bukan mengikuti Rosululloh Saw
• Balas
• 10 jam
=======
Kasrozi Burza BEd
Itu bukan do'anya Rosululloh, makanya Ada Ahli Hadist, karena mereka bisa menilai Hadist2 Shohih, Hasan, dho'if, hadist palsudll, hal ini kajian 0rang2 Ahli Hadist bukan orang awam. Klo dibilang ,ya Alloh Ampunilah dosa2 ibuku karena Aku mengikuti Sunnah2 Nabi,-Mu, masih bole karena bertawassul dengan perbuatan amal kita mengikuti Rosululloh.
• Balas
• 10 jam
=======
Mutia Mutia
Berikut ini ana kutipkan hadits lengkapnya :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: لَمَّا مَاتَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ أَسَدِ بْنِ هَاشِمٍ أُمُّ عَلِيٍّ، دَخَلَ عَلَيْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ عِنْدَ رَأْسِهَا، فَقَالَ: «رَحِمَكِ اللَّهُ يَا أُمِّي، كُنْتِ أُمِّي بَعْدَ أُمِّي، تَجُوعِينَ وتُشْبِعِينِي، وتَعْرَيْنَ وتَكْسُونَنِي، وتَمْنَعِينَ نَفْسَكِ طَيِّبَ الطَّعَامِ وتُطْعِمِينِي، تُرِيدِينَ بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ» . ثُمَّ أَمَرَ أَنْ تُغْسَلَ ثَلَاثًا وَثَلَاثًا، فَلَمَّا بَلَغَ الْمَاءَ الَّذِي فِيهِ الْكَافُورُ، سَكَبَهُ عَلَيْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ، ثُمَّ خَلَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَمِيصَهُ فَأَلْبَسَهَا إِيَّاهُ، وكُفِّنَتْ فَوْقَهُ، ثُمَّ دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُسَامَةَ بْنَ زَيْدٍ، وَأَبَا أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيَّ، وَعُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ، وَغُلَامًا أَسْوَدَ يَحْفِرُوا، فَحَفَرُوا قَبْرَهَا، فَلَمَّا بَلَغُوا اللَّحْدَ حَفَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ، وَأَخْرَجَ تُرَابَهُ بِيَدِهِ. فَلَمَّا فَرَغَ، دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فاضْطَجَعَ فِيهِ، وَقَالَ: «اللَّهُ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، اغْفِرْ لِأُمِّي فَاطِمَةَ بِنْتِ أَسَدٍ، ولَقِّنْهَا حُجَّتَهَا، وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مُدْخَلَهَا، بِحَقِّ نَبِيِّكَ وَالْأَنْبِيَاءِ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِي، فَإِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ» . ثُمَّ كَبَّرَ عَلَيْهَا أَرْبَعًا، ثُمَّ أدْخَلُوهَا الْقَبْرَ، هُوَ وَالْعَبَّاسُ، وَأَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
Artinya: Dari Anas bin Malik yang berkata, “Ketika Fatimah binti Asad bin Hasyim, ibunda Ali, wafat, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam segera mendatangi kediamannya. Beliau duduk di samping kepada bibinya itu, lalu berkata,
‘Semoga Allah senantiasa merahmatimu, wahai ibuku. Engkau adalah ibuku setelah ibuku (Aminah). Engkau kelaparan, tetapi senantiasa menjagaku agar selalu kenyang. Engkau tak memperhatikan pakaianmu, agar engkau bisa memberiku pakaian. Engkau menahan diri dari makanan enak, agar engkau bisa memberi ku makan. Engkau meniatkan itu semua untuk mendapatkan ridha Allah dan surga di akhirat.’
Rasulullah memerintahkan agar dia dimandikan tiga-tiga kali. Ketika sampai sesi basuhan air kafur, Rasulullah menuangkan sendiri dengan tangannya ke jenazah bibinya. Rasulullah melepaskan gamisnya, lalu memakaikannya pada jenazah. Fatimah dikafani dalam balutan jubah Nabi.
Rasulullah memanggil Usamah bin Zaid, Abu Ayyub Al-Anshari, Umar bin Khatthab, dan seorang budak berkulit hitam. Memerintahkan mereka menggali liang lahad. Mereka kemudian menggali liang untuk kuburan Fatimah. Ketika telah sampai pada bagian lahatnya, Rasulullah menggalinya sendiri dengan tangannya. Mengeluarkan tanahnya dengan tangannya sendiri.
Ketika penggalian lahat selesai, Rasulullah masuk ke liang lahat lalu tidur miring. Beliau berdoa, Allahul ladzi yuhyi wa yumit wa huwa hayyun la yamut, ighfir li ummi, fatimah binti asad, ajarkan hujjah kepadanya, lapangkan kuburnya, dengan haqq nabimu dan nabi-nabi sebelum aku, sungguh, engkau dzat yang pemurah di antara yang pemurah.’ Rasulullah membaca takbir empat kali, lalu memasukkan jenazah bibinya ke dalam liang lahat bersama Al-‘Abbas dan Abu Bakar’”. (HR. Al-Thabarani)
.
PERTANYAANNYA:
Masihkah akhy mau berkelit bahwa yg berdoa tersebut BUKAN ROSULULLOH Saw???
• Balas
• 10 jam
=======
Kasrozi Burza BEd
Apa semua Hadist itu Shohih ? Pasti jawabnya Tidak, makanya itu tugasnya Ahli Hadist menyeleksi Hadist2 yang ada. Akhirnya ada Hadist Shohih, dho'if palsu dst.
Bisa jadi Mutia ini 0rang Syi'ah, yah dimaklumi saja.
• Balas
• 10 jam
=======
Mutia Mutia
Skrg tidak usah membahas tentang derajat haditsnya dulu, tapi mari diperjelas dulu tuduhan akhy yg mengatakan bahwa yg berdoa tersebut bukan Rosaululloh Saw.
PERTANYAAN ANA :
1. Jika yg termaktub dalam hadits tersebut bukan Rosululloh Saw yg berdo'a, lantas siapa yg berdoa tersebut menurut yg akhy fahami???
2. Apa alasan akhy sehingga berani memvonis bahwa yg berdoa tersebut bukan Rosululloh Saw??
Silahkan dijawab dg referensi yg mu'tabar akhy .
Tahan dulu dari mengalih isu ke Syi'ah segala macam
• Balas
• 10 jam
=======
Kasrozi Burza BEd
Maknanya saja tidak lurus ,luar dar Syari'at, bagaimana kok anda bertahan itu do'anya Rosululloh? Makanya jangan bicara tanpa ilmu,,,
• Balas
• 10 jam
=======
Mutia Mutia
'Afwan akhy Kasrozi Burza BEd, komentar akhy belum menjawab sedikitpun pertanyaan yg ana ajukan.
INI PERTANYAANNYA :
1. Jika yg termaktub dalam hadits tersebut bukan Rosululloh Saw yg berdo'a, lantas siapa yg berdoa tersebut menurut yg akhy fahami???
2. Apa alasan akhy sehingga berani memvonis bahwa yg berdoa tersebut bukan Rosululloh Saw??
Silahkan dijawab dg referensi yg mu'tabar akhy .
• Balas
• 10 jam
=======
Kasrozi Burza BEd
Anda tidak nyambung apa yang Ana ungkapkan, yah percuma , capek bicara dengan orang yang kayak pintar sendiri.
• Balas
• 10 jam
=======
Mutia Mutia
Kok komentar akhy tidak menunjukkan sikap seorang AHLI TAFSIR ya dalam merespon pertanyaan .
Baiklah, jika akhy mau ngajak membahas tentang derajat haditsnya .
Berikut ini keterangan dari Sayid Muhammad bin Alawy al-Maliki terkait dg derajat yg ana kutipkan di atas:
وَاخْتَلَفَ بَعْضُهُمْ فِى رَوْحِ بْنِ صَلاَحٍ اَحَدِ رُوَاتِهِ وَلَكِنَّ ابْنَ حِبَّانَ ذَكَرَهُ فِى الثِّقَاتِ وَقَالَ الْحَاكِمُ ثِقَةٌ مَأْمُوْنٌ وَقَالَ الْهَيْثَمِىُّ فِى مَجْمَعِ الزَّوَائِدِ وَرِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيْحِ. وَرَوَاهُ كَذَلِكَ ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنُ اَبِي شَيْبَةَ عَنْ جَابِرٍ وَاَخْرَجَهُ الدَّيْلَمِيُّ وَاَبُوْ نُعَيْمٍ فَطُرُقُهُ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا بِقُوَّةٍ وَتَحْقِيْقٍ . قَالَ الشَّيْخُ الْحَافِظُ الْغُمَّارِى فِى اتِّحَافِ اْلاَذْكِيَاءِ ص ۲۰، وَرَوْحٌ هٰذَا ضُعْفُهُ خَفِيْفٌ عِنْدَ مَنْ ضَعَّفَهُ كَمَا يُسْتَفَادُ مِنْ عِبَارَاتِهِمْ وَلِهَذَا عَبَّرً الْهَيْثَمِى بِمَا يُفِيْدُ خِفَّةَ الضُّعْفِ كَمَا لاَ يَخْفَى عَلَى مَنْ مَارَسَ كُتُبَ الْفَنِّ فَالْحَدِيْثُ لاَ يَقِلُّ عَنْ رُتْبَةِ الْحَسَنِ بَلْ عَلَى شَرْطِ ابْنِ حِبَّانَ )كلمة فى التوسل ۱۱)
Artinya: “Sebagian ulama berbeda pendapat mengenai salah satu perawinya, Rauh bin Shalah, namun Ibnu Hibban menggolongkannya sebagai orang-orang terpercaya dalam kitab al-Tsiqat, dan al-Hakim berkata: “Ia terpercaya dan amanah. Al-Haitsami berkata dalam Majma’ al-Zawaid: “Perawinya adalah perawi-perawi sahih. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abdi al-Barr dari Ibnu Abbas, Ibnu Abi Syaibah dari Jabir, dan ditakhrij oleh al-Dailami dan Abu Nuaim. Maka, jalur-jalur riwayat hadis ini saling menguatkan antara satu dan lainnya. Al-Hafidz al-Ghummari berkata dalam Ittihaf al-Adzkiya' hal. 20: “Perawi Rauh ini tingkat kedlaifannya rendah bagi ulama yang menilainya dlaif, hal ini diketahui dari redaksi penilaian mereka tentang Rauh. Oleh karena-nya, al-Haitsami menilai dengan redaksi yang ringan (فيه ضعف) sebagaimana diketahui oleh orang-orang yang mempelajari ilmu ini (al-Jarh wa al-Ta'dil). Dengan demikian, hadis ini tidak kurang dari status hadits Hasan bahkan sesuai kriteria kesahihan Ibnu Hibban”. (Kalimat fi al-Tawassul, 11)
PERTANYAAN ANA :
Apakah akhy juga akan menolak penjelasan dari Sayid Muhammad bin Alawy al-Maliki yg ana kutipkan tsb ???
Monggo dijawab dengan ilmu ya akhy , jangan dengan KENDLEMINGAN
Jika akhy Kasrozi Burza BEd menolak juga penjelasan Sayid Muhammad bin Alawy al-Maliki terkait dg derajat hadits yg ana kutipkan di atas. maka FIKS bahwa WAHABI bil khusus akhy Kasrozi Burza BEd memang benar benar bukan mengikuti Rosululloh Saw.
• Balas
• 9 jam
=======
Mutia Mutia
Akhirnya ZERO.
Ternyata kadar keilmuannya tidak sesuai dengan koar-koarnya yang menggelegar
• Balas
• 8 jam
=======
Kasrozi Burza BEd
Suatu sa'at dihadapan ALLOH , insya Alloh anda akan ingat perkataan ku jika anda tetap bertahan dalam pendapat anda.
• Balas
• 2 jam
=======
$ads={2}
Mutia Mutia
Akhy Kasrozi Burza BEd ini bagaimana sih , ditanya bukannya ngasih jawaban tapi kok malah NDLEMING.
• Balas
• 15 menit
=======
NB:
Jika yang sekelas :
-Alumni King Sa'ud University of Riyadh,
-Imam di Mesjid Agung Alfur'qon Bandar Lampung ,
-8 tahun Imam Rowatib,
-Bolak-balik Tafsir Alqu'an 30 juz dan mengkaji Aqidah
masih seperti itu dalam memperlakukan Sabda Rosululloh Saw, lantas apatah lagi mereka (Penggiat W@H@B1) yg levelnya berada di bawahnya?
Sungguh sangat memprihatinkan.
Oleh: Kyai Sumarsam
Demikian Artikel " Rangkuman Diskusi Perkara Tawassul Antara Aswaja vs Wahabi "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -