PROSES MENUJU ALLAH DAN TUJUAN MANUSIA HIDUP ADALAH DZIKRULLAH
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Ada pelanggan Mawlikopi yg hidupnya wira-wiri di jalanan bergojek ria, bercerita bahwa hatinya baru bisa dapat ketenangan kalo berada di jalanan. Padahal di jalan itu ya macet, capek, rawan kecelakaan dan macem2 bahaya mengintai. Ada lagi yang bercerita, belanja itu membuatnya tenang. Padahal belanja itu butuh punya duit, belanja artinya membuang duit, bikin bokek. Dan lain-lain.
Kalo dipikir-pikir ya aneh. Sesuatu yang menyusahkan, justru bikin bahagia. Ini karena orang-orang tersebut sudah mengenali kenikmatan dari aktifitas2 tersebut beserta resikonya dan mencintainya. Ada rasa kebebasan saat mereka menjalaninya.
Hati orang bisa tenang hanya dengan sesuatu yang sudah dikenalnya dan dicintainya. Karena sudah kenal dan cinta, maka hatinya nyaman. Biar bisa kenal, maka harus rutin menggelutinya, menyebutnya dan mengingatnya. Kalo udah kenal bener, maka segala resiko gak berpengaruh baginya. Bahkan resiko itu yang dicarinya.
Seperti dawuh Imam Sufyan Ats-Tsauri:
إذا عرفت نفسك فلا يضرك ما قيل فيك
"Jika kamu telah mengenali dirimu sendiri, maka omongan orang lain tidak akan melukaimu"
Maka gak heran banyak wali kok merasa aneh dan asing dengan yang namanya surga. Di surga, segalanya berisi kenikmatan, gak ada susah. Sedangkan untuk mencapai kenikmatan, orang perlu susah dulu. Mau nikmat makan ya kudu lapar dulu. Mau nikmat senggama ya kudu bisa berdiri dulu. Membangkitkan mood untuk makan dan senggama itu saja satu kesusahan. Padahal di surga gak ada susah.
$ads={1}
Kanjeng Nabi Muhammad SAW pernah bercerita ada seorang yang hobinya bertani, trus masuk surga. Di surga, karena dia cinta bertani, dia minta pada Gusti Allah berhektar-hektar tanah dan bibit kurma. Saat dia tanam bibit itu ke semua hekatar tanah, gak pake lama, tiba-tiba bibit itu mencuat dari tanah jadi pohon kurma beserta buahnya yang siap makan. Petani itu cuma bisa terkaget-kaget.
Lalu Gusti Allah berfirman "Kurma segitu banyak tidak akan membuatmu puas,"
Petani itu gak akan bisa puas, karena di surga gak ada yang namanya susah. Petani di surga gak bakal susah-susah melalui proses macul tanah, beli pupuk, ketemu hama dan lain-lain. Padahal kadang petani menikmati pekerjaan bertani karena menikmati prosesnya. Ini yang membuat para wali agak janggal dengsn surga.
Maka dari cerita ini, para wali itu sadar, di akhirat kita akan membawa apa yang kita cintai di dunia. Seperti petani tadi, karena di dunia cinta aktifitas bertani, maka dia di surga minta bertani juga. Sedangkan hal itu tidak akan membuatnya puas karena kesusahan proses tidak akan dijalani, tujuan bertani berupa buah yang bagus langsung didapat. Padahal susahnya proses itu yang bikin nikmat.
Maka para wali lebih menikmati dan mencintai dzikir. Karena dzikir adalah proses sekaligus tujuan. Proses menuju Gusti Allah dan tujuan manusia hidup adalah dzikrullah, mengingat Gusti Allah. Karena Gusti Allah itu Al Awwalu Wal Akhiru. Proses yang tak akan berakhir dan tujuan yang tak pernah bikin bosan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Istighfar yang Benar dalam Islam?
Itulah sejatinya kenikmatan dan ketenangan bagi semua manusia.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (Ar Ra'd 28)
Mugi manfaat.
Oleh: Fahmi Ali N H
Demikian Artikel " Proses menuju Allah dan Tujuan manusia Hidup adalah Dzikrullah "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -