CARA DAN METODE WAHABI DALAM MENYEBARKAN AJARANNYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Salafi Wahabi atau yang dikenal dengan wahabi merupakan sebuah golongan baru dalam islam yang muncul pada tahun 1700 Masehi. Pendirinya adalah Muhammad bin Abdul Wahab yang lahir di Najd Arab Saudi. Golongan ini selalu mengklaim bahwa ajarannya paling murni mengikuti Nabi Muhammad SAW dan para salafus shaleh.
Padahal, ajaran yang mereka bawa tidak memiliki sanad keilmuan higga ke Nabi Muhammad SAW. ia mempelajari Al-Qur'an dan Al-Hadits secara otodidak dan ditelah mentah-mentah. Akhirnya, pemahaman yang ia yakini merupakan ajaran yang paling benar dan yang lain salah. Golongan ini sangat mirip seperti yang dijelaskan dalam hadits Imam Bukhari:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَخْرُجُ نَاسٌ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، ثُمَّ لاَ يَعُودُونَ فِيهِ حَتَّى يَعُودَ السَّهْمُ إِلَى فُوقِهِ
“Akan keluar manusia dari arah timur dan membaca Al-Qur’an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari agama sebagaimana halnya anak panah yang melesat dari busurnya. Mereka tidak akan kembali kepadanya hingga anak panah kembali ke busurnya.” (HR. Bukhari)
Wajib Belajar Agama Dengan Guru Yang Berkompeten
Dalam agama islam, setiap orang wajib mempelajari agama ini melalui guru yang memiliki sanad keilmuan hingga ke Rasulullah SAW. tentunya, agar dapat memahami bagaimana pengamalan syari'at dengan baik dan benar.
Wahabi sendiri dikenal dengan jargon/doktrin "Kembali kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits". Alih-alih kembali kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits, ternyata yang dipahami menurut pemahaman dan akalnya sendiri. Padahl Allah SWT berfirman didalam QS. An Nahl ayat 43 yang berbunyi:
فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ - ٤٣
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (QS. An-Nahl [16]: 43).
Disamping itu Imam Al Ghazali juga menyampaikan bahwa murid membutuhkan seorang guru dan ustadz yang benar-benar diikuti secara pasti dalam menunjukkan jalan kebenaran atau secara istilah guru yang berkompeten.
Imam Al-Ghazali berkata:
اَلْمُرِيْدُ يَحْتَاجُ إِلَى شَيْخٍ وَأُسْتَاذٍ يَقْتَدِيْ بِهِ لَا مَحَالَةَ لِيُهْدِيْهِ إِلَى سَوَاءِ السَّبِيْلِ فَإِنَّ سَبِيْلَ الدِّيْنِ غَامِضٌ وَسُبُلَ الشَّيْطَانِ كَثِيْرَةٌ ظَاهِرَةٌ فَمَنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ شَيْخٌ يُهْدِيْهِ قَادَهُ الشَّيْطَانُ إِلَى طُرُقِهِ لَا مَحَالَةَ
Murid membutuhkan guru dan ustadz yang diikuti secara pasti agar mereka menunjukkannya ke jalan yang lurus, karena jalan agama itu tersembunyi, sedangkan jalan-jalan setan banyak dan nampak. Barangsiapa yang tidak mempunyai guru yang memberi petunjuk, maka setan pasti menuntunnya ke jalannya.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. menggubah sebuah syair mengenai syarat-syarat dalam mencari ilmu di mana petunjuk dari guru merupakan salah satunya:
أَلَا لَا تَنَـالُ الْعِـلْـمَ إِلَّا بِسِـتَّةٍ ❖ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ ❖ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
Ingatlah, kamu tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam hal. Aku akan mengabarkannya kepadamu dari himpunannya dengan penjelasan. Yaitu kecerdasan, semangat, sabar, biaya, petunjuk guru, dan masa yang panjang.
Kesimpulannya, carilah guru yang benar-benar berkompeten dibidangnya, tentunya yang memiliki sanad keilmuan hingga ke Rasulullah SAW.
$ads={1}
Cara-Cara Wahabi Dalam Menyebarkan Ajarannya
Dalam menyebarkan ajarannya, kelompok wahabi benar-benar memiliki kreativitas, kecerdasan dan siasat yang baik. Jadi jangan heran jika kelompoknya semakin hari bertambah banyak. Sebab metode mereka dalam menyebarkan ajarannya sangat benar-benar membuat orang awam dapat terdoktrin mengikuti ajarannya.
Berikut kami paparkan metode/cara-cara wahabi dalam menyebarkan ajarannya berdasarkan fakta di lapangan dan tentunya pengalaman dari al-faqir sendiri yang pernah terdoktrin ajaran wahabi:
1. Internet
Internet merupakan salah satu cara yang paling efektif bagi kelompok mereka dalam menyebarkan ajarannya. Sebab, banyak orang-orang awam terutama kalangan anak muda yang tidak mengerti agama ini mencari dalil, tata cara mengamalkan syariat seperti sholat dll melalui internet. Sehingga, ketika mereka mencari informasi yang dibutuhkan, situs wahabi yang mereka klik dan kunjungi.
Jika dilihat dari kualitas situs yang dimiliki wahabi, contohnya seperti muslim.or.id. Ternyata memang situs ini fokus membahas mengenai syari'at, tanya-jawab dan seputar fiqih kehidupan. Tim SEO (Search Engine Optimazation) mereka juga benar-benar fokus membuat artikel berdasarkan "Penelusuran Kata Kunci terbanyak di Google" atau yang dikenal dunia blogger yaitu "High Competition Keyword".
Akhirnya mereka membuat artikel berdasarkan risetnya tersebut, lalu mengoptimasinya dengan backlink yang banyak. Jadi jangan heran jika artikel-artikel yang dimiliki oleh situs wahabi rata-rata menempati posisi 1 di pencarian google. oleh sebab itu banyak situs wahabi selalu bertenggeg diposisi pertama atau minimal page one di SERP (Search Engine Result Page) seperti muslim.or.id, firanda, arrahmah dll.
Jika al-faqir coba bandingkan dengan situs NU. maka situs wahabi ini lebih banyak dikunjungi oleh orang-orang awam. Padahal, jika dilihat dari kualitas situsnya, NU memiliki kualitas yang sangat baik dari performa website dan backlinknya. Namun sayangnya, untuk masalah High Competition Keyword (Penelururan Kata Kunci terbanyak di Google) situs wahabi lebih unggul. Karena situs seperti NU.OR.ID lebih banyak diisi oleh pemberitaan organisasi miliknya.
Jadi jangan heran jika banyak orang awam terhadap agama ini terdoktrin oleh ajaran wahabi dan menjadi sebuah rekomendasi/referensi setiap mereka belajar ilmu agama, sebab situs mereka selalu bertenggeng diposisi teratas di mesin pencarian.
2. Media Sosial (Konten dan Kreativitas)
Media Sosial saat ini menjadi salah satu platform yang paling banyak diminati oleh setiap orang. Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok memiliki pengguna paling banyak di dunia. Disinilah salafi wahabi melihat media sosial sebagai target dan market besar untuk menyebarkan pemahamannya.
Mereka menyebarkan pemahamannya dengan cara mendesign flyer, membuat video berdurasi pendek dan panjang dengan editing visual yang bagus serta professional.
Memang... media Aswaja sendiri pun juga memiliki media dakwah digitalnya tersendiri, namun tidak sekreatif dan seprofesional yang dimiliki oleh media wahabi. itu dikarenakan banyaknya anak muda di manhaj wahabi yang memiliki skill komputerisasi dan design grafis yang mumpuni untuk terjun langsung di dunia dakwah. Sedangkan sedikit sekali dikalangan aswaja yang terjun langsung di dunia dakwah digital. Jika pun ada hanya beberapa, salah satunya yang al-faqir naungi sendiri yaitu rumah-muslimin grup.
3. Majelis Ilmu
Jika kita melihat metode dakwah majelis ilmu kelompok wahabi dengan Ahlusunnah Wal Jama'ah, benar-benar sangat berbeda jauh. jika di klasifikasikan, majelis ilmu wahabi lebih fokus pada ilmu fiqih sedangkan majelis ilmu Aswaja fokus pada Amaliyah dan ceramah secara umum.
Majelis Wahabi seusai ceramah, ia akan membuka sesi tanya-jawab seputar fiqih kehidupan dari seputar syariat seperti Shalat, Puasa, Zakat, Haji, Hukum-Hukum Islam dan berbagai macam problematika kehidupan. Jama'ahnya juga diberikan kesempatan untuk bertanya kepada penceramah terkait persoalan yang ingin ditanyakan.
Jadi jangan heran, banyak dari kalangan milenial dan orang tua lebih suka/tertarik datang ke majelis ilmu semacam ini, disamping ia mendapatkan ilmu mengenai sirah dan akhlak Nabi... ia juga mendapatkan ilmu seputar syari'at dan kehidupan sehari-hari dan tentunya pertanyaan dalam benaknya telah terjawab langsung di dalam majelis yang diikutinya.
Majelis Aswaja lebih banyak diisi dengan Ceramah Umum Seperti Akhlak Nabi, Sirah Nabi, Sahabat, Ulama dan orang-orang shaleh. Diakhir tausiyahnya, biasanya hanya ada membaca doa-doa saja tanpa ada sedikitpun pembukaan sesi tanya-jawab. Kalaupun ada, itu hanya sedikit sekali. untungnya ada beberapa ulama tersohor seperti Buya Yahya & Ustadz Abdul Somad yang metode ceramahnya seperti kelompok Wahabi. Akhirnya banyak orang awam yang mengikui manhaj Aswaja dengan ceramah-ceramah yang disampaikannya.
Majelis Ilmu seperti Majelis Rasulullah SAW, Nurul Musthofa dan majelis para habaib lainnya memang tidak seperti majelis taklim/ilmu aswaja pada umumnya. Konsep dakwahnya yaitu diawali dengan pembacaan Maulid dan Sholawat (pengamalan syari'at), lalu pembahasan kitab/hadits/fiqih, setelah itu diisi ceramah (akhlak nabi, sirah nabi dll) lalu diakhiri dengan bermunajat kepada Allah bersama-sama, atau sering disebut dengan " Dzikir Jalalah ". jama'ahnya juga di dominasi dari kalangan anak muda aswaja dari berbagai macam ormas seperti NU, FPI, dll. Target dakwah mereka adalah kalangan anak muda yang ingin benar-benar mengenal Nabi dan mencintai Nabi Muhammad SAW secara dini.
Untuk majelis taklim/Ilmu diperkampungan yang didominasi oleh Organisasi Nahdlatul Ulama, condong lebih banyak melakukan amaliah seperti Tahlilan & Yasinan disetiap malam jum'at. Ini benar-benar tidak membuka wawasan keilmuan bagi para jama'ahnya. Jadi jangan heran, jika jama'ah NU masuk ke masjid wahabi, mereka bisa terdoktrin dengan mudah sebab tidak adanya dasar pemahaman ilmu agama dan pengenalan syari'at secara kuat dan baik. Pihak dari LDNU (Lembaga Dakwah Nahdlatu Ulama) harus benar-benar memperhatikan hal ini. Untungnya, ada sosok/tokoh seperti Gus Baha' yang dapat mewakili nama NU di masyrakat Indonesia dengan kapasitas keilmuannya yang luar biasa.
4. Buku / Kitab yang diterbitkannya
Jika kita melihat buku/kitab yang diterbitkan oleh kelompok wahabi. Judul yang dimilikinya benar-benar sangat diminati oleh orang awam. Contohnya seperti " Ini Hukum Tahlilan dan Yasinan di dalam Islam ". Jika ada jama'ah majelis taklim tahlilan dan yasinan yang iseng ke toko buku untuk mencari referensi buku agama yang ingin dibacanya, lalu menemui judul buku diatas. Maka didalam benaknya otomatis ingin membeli buku tersebut, sebab ia ingin tahu hukumnya atas apa yang ia amalkan selama ini. Setelah ia membacanya, jangan heran jika ia mendadak jadi anti tahlilan dan yasinan.
Bukan hanya itu, banyak juga kitab-kitab aswaja yang diterbitkan oleh kelompok wahabi seperti kitab karangan-karangan Imam Syafi'i. di mana isi kitabnya diberikan penjelasan/penafsiran sesuai pemahamannya. disinilah sebagian santri/ulama terdoktrin secara otomatis karena akibat salah membaca kitab. Sebelum membeli buku, seharusnya mereka (para santri/ulama) mesti melihat siapa penulis dan penerbit bukunya.
$ads={2}
5. Rumah Tahfidz/ MTA (Majelis Tafsir Al-Qur'an)
Rumah Tahfidz/MTA/Sejenisnya saat ini didominasi dari kalangan salafi wahabi. Target mereka adalah anak kecil dan kalangan anak muda yang ingin menjadi seorang hafidzul Qur'an (penghafal Al-Qur'an). Jika kita sering berseluncur di media sosial, pasti kita sering melihat Rumah Tahfidz yang sering menyebarkan flyer untuk berdonasi Al-Qur'an dan semacamnya ataupun melalui facebook ads/instagram ads/google ads (di mesin penelusuran). Inilah salah satu taktik mereka dalam menyebarluaskan ajarannya.
Umumnya, Rumah Tahfidz yang mereka dirikan tidak dipungut iuran sedikitpun alias gratis. Oleh sebab itu jangan heran jika banyak orang tua yang awam memasukkan anaknya di Rumah Tahfidz ini di sore harinya berharap menjadi seorang (Hafidz/Hafidzah). Selain biayanya gratis, orang tua juga tidak perlu repot dengan pendidikan agama pada anaknya, karena telah diserahkan sepenuhnya kepada pihak Rumah Tahfidz/MTA tersebut. namun tidak semua Rumah Tahfidz/MTA itu bermanhaj wahabi yah. intinya harus pintar croscheck terlebih dahulu sebelum menitipkan anak di Rumah Tahfidz.
6. Nama Pesantren
Jika melihat nama-nama pesantren yang didirikan wahabi. Benar-benar sangat kreatif atau bahkan licik?
Pesantren mereka banyak menisbatkan nama dari ulama-ulama Aswaja seperti " Imam Ibnu Hajar, Imam Syafi'i, Imam Ibnu Katsir, Imam Bukhori dll "
Bagi orang tua yang mendengar nama-nama itu pasti tidak berpikir panjang untuk memasukkan anaknya ke dalam pesantren. Sebab orang tuanya berasumsi bahwa dari nama pesantren-pesantrennya saja identik dengan ulama ahlusunnah wal jama'ah jadi tak perlu untuk mengcroschecknya kembali. ditambah lagi ada fasilitas dan bonus yang didapatkan oleh santrinya seperti "kuliah di luar negeri" dll.
Jadi jangan kaget, jika tiba-tiba keluar dari pesantren anaknya mendadak suka membid'ahkan dan menyesatkan orang lain wa bil khusus orang tuanya sendiri. Hal ini dialami oleh Almarhum KH. Zeed Abdullah Basalamah yang mengaku salah menyantrenkan dan menguliahkan anaknya yaitu Ust. Kholid Basalamah di timur tengah (yang saat ini menjadi ulama wahabi di Indonesia tersohor dan menjadi rujukan oleh jama'ah wahabi)
7. Masjid (Fasilitas dan Pelayanan)
Masjid merupakan tempat untuk melaksanakan sholat. disamping itu, tentu banyak orang menginginkan sebuah masjid dapat memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik. Al-Faqir ketika dulu sering datang ke masjid wahabi, seperti di Blok M Mall, di Kelapa Gading dll. Fasiltias dan pelayanan masjid mereka luar biasa seperti:
- Menyeduh kopi atau teh secara gratis
- Kebersihan dan kerapihannya
- Menyeduh kopi atau teh secara gratis
- Fasilitas Charging HP
- Tempat Istirahat di teras masjid yang luas
- dll
Jika al-faqir bandingkan dengan fasilitas masjid Aswaja pada umumnya. Terkesan biasa saja, tidak rapi dan fasilitasnya kurang baik. Bahkan ketika datang untuk beristirahat saja kadang dilarang, colokan listrik tidak ada dll. Jadi jika mampir ke masjid ini, paling hanya menumpang sholat saja. Beda halnya dengan masjid wahabi, bisa berlama-berlama di masjidnya bahkan sampai mengikuti pengajian (jika kebetulan ada jadwalnya). inilah yang menjadikan orang awam nyaman jika mampir ke masjid wahabi dan secara tidak langsung terdoktrin oleh ajarannya berkat pelayanan dan fasilitas masjid yang begitu baik.
8. Guru di Sekolah/Universitas Umum/Negeri
Banyak guru agama di sekolah atau di Universitas diisi oleh para ulama wahabi. Seperti pengalaman al-faqir yang dulu pernah sekolah di sekolah SD, SMP dan SMK negeri. kebanyakan di isi oleh guru agama yang memiliki pemahaman wahabi. Walaupun tidak memberikan penjelasan tentang Bid'ah, tapi al-faqir bisa membedakan dari pelajaran dasar seperti berapa jumlah ayat dalam al fatihah, tata cara sholat, berwudhu dan yang lainnya.
Al-Faqir sendiri tidak tahu bagaimana persyaratan/kualifikasi yang dibuka oleh instansi sekolah/universitas untuk menjadi guru agama. intinya, ajaran wahabi telah merambat ke dunia pendidikan melalui instansi sekolah dan universitas negeri yang berada di Indonesia.
9. Ceramah di Instansi Kepolisian
Bukan rahasia umum lagi, jika Instansi kepolisian kerap kali mengundang ulama wahabi salah satunya yaitu Ustadz Kholid Basalamah. Kholid basalamah menjadi salah satu penceramah tetap di kepolisian. jangan heran, jika kita melihat banyak anggota polisi yang berjenggot panjang dan bercelana cingkrang yang mengikuti manhaj salaf, sebab sudah banyak polisi yang terdoktirin ajaran ini.
Berbeda dengan Instansi militer (TNI). kebanyakan TNI mengundang ulama-ulama NU atau Para Habaib yang bergolongan ahlusunnah wal jama'ah di dalam kajian rutinnya ataupun pada acara tabligh akbar seperti Isra' Miraj dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dari semua yang sudah kami uraikan. tentu dakwah mereka begitu masif dan terorganisir. dari kalangan anak-anak, remaja (milenial), dewasa mereka dakwahi. dari instansi pemerintah, kepolisian, di pemerintahan mereka dakwahi. dari yang berlatarbelakang pendidikan SD, SMP, SMA, Sarjana bahkan doktor mereka dakwahi. mereka menyebarkan dakwahnya benar-benar dengan maksimal dan terencana.
Lalu bagaimana cara para ulama aswaja menantisipasinya? ikuti metode dakwah mereka dan teruslah berinovasi! itulah satu-satunya caranya!
Jadi jangan heran jika dakwah mereka berkembang dengan pesat. karena kita sendiri sudah tertinggal 10 langkah dibelakang mereka.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi renungan kita bersama
Ditulis Oleh: Hendra Setiawan, Founder Rumah-Muslimin Grup sekaligus mantan wahabi (pengikut kholid basalamah)
Demikian Artikel " Cara dan Metode Wahabi dalam Menyebarkan Ajarannya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -