TOKOH, KIAI, DAN SANTRI NU DAN EKSTERNAL NU MENGKRITIK BUYA SYAKUR
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Buya Syakur merupakan sosok ulama kharimastik sekaligus pendiri Pondok Pesantren Cadangpinggan, Indramayu - Jawa Barat. selain itu, beliau juga dikenal sebagai Tokoh NU non struktural yang memiliki pengaruh besar dikalangan Warga NU. Setiap kegiatan maupun acara resmi yang diadakan oleh Nahdlatul Ulama, beliau kerap hadir sebagai penceramah utama. Bukan hanya itu, beliau juga memiliki akun Youtube dengan jumlah followers yang cukup besar, yakni 894.000 subscriber.
Akhir-akhir ini, media sosial digemparkan dengan video ceramah buya syakur dalam acara Moderasi Beragama Merajut Nasionalisme & Toleransi Beragama yang diadakan oleh Mabes Polri Jakarta. Banyak ceramah yang disampaikan oleh beliau tidak sejalan dengan manhaj Ahlusunnah Wal Jama'ah.
Berikut beberapa poin ceramah kontroversi yang disampaikan oleh Buya Syakur pada acara yang diadakan oleh Mabes Polri Jakarta:
Menit ke 2:01 Syarat benar jangan pernah merasa benar, kalau nggak merasa benar apa lantas merasa paling salah? Apa lantas tidak percaya dengan pakem kebenaran islam?
Menit 7:09 Kalimat tauhid menjadi kata persatuan, persatuan kenegaraan, kafirpun bisa masuk surga asal menjaga persatuan..
Menit 8:04 La ilaha illallah itu bukan mengesakan tuhan
Menit 10:56 Masak masuk surga dengan ucapan La ilaha illa Allah?
Menit 14:09 Islam tidak sempurna?
Menit 15:43 Nabi saw tidak ada yang mau ngurus kafannya
Menit 16:21 Konflik Ideologi Ali & Abu Bakar, syiah dg ahlussunah
Menit 17:42 Agama Khadijah disembunyikan
Menit 18:06 Nabi saw tidak berpoligami
Meniit 19:28 Sahabat Nabi saw diungsikan ke Habasyah ke Nasrani, ada apa? Dan seterusnya..
$ads={1}
Para kyai di Struktural, Alim Ulama dan Santri Nahdlatul ulama pun turun mengkritik dan mengomentari status beliau sebagai pengikut Mazhab Syafi'i, sebab apa yang beliau sampaikan sama seperti yang diajarkan oleh golongan Syiah. Dan hal ini bertentangan dengan mazhab dan akidah Nahdlatul Ulama. Salah satu yang mengkritik beliau yakni Kyai muda yang berasal dari jawa timur sekaligus Pengurus Nahdlatul Ulama dan MUI Jawa Timur yakni Kyai Abdul Wahab Ahmad. Beliau mengkritik dan memberikan tanggapan mengenai ceramah Buya Syakur di dalam status facebooknya:
Ada banyak hal yang perlu dikomentari dari pidato-pidato Pak Syakur. Semoga tidak ada yang menyalah pahami panggilan "Pak" ini sebagai penghinaan sebab kata "Buya" pun bermakna "bapak". Tetapi karena waktu yang belum memungkinkan, saya hanya akan memberi catatan pada fragmen ceramahnya berikut ini yang sebenarnya hanya mengulangi lagu lama para pluralis yang meyakini bahwa semua agama pada akhirnya mengantarkan ke surga. Ini bagian dari filsafat Perenialisme yang tidak dapat menemukan ruang sedikit pun dalam Islam.
Langsung saja, berikut beberapa point perkataan beliau yang perlu diberi catatan:
"Semua agama buatan Tuhan".
Betul sekali, semua yang ada di dunia adalah buatan Tuhan, lalu apakah dapat disimpulkan bahwa semua agama direstui Tuhan? tentu saja tidak. Ucapan ini seperti ucapan orang yang hendak menghalalakan semua jenis makanan lalu berkata: "Semua makanan adalah buatan Tuhan". Sekalian saja suruh makan mayat sebab mayat pun buatan Tuhan.
2. "Pada akhirnya yang slamet siapa? ..."
Ada beberapa ayat yang digemari para pluralis, di antaranya adalah yang dikutip Pak Syakur berikut:
﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَادُواْ وَٱلصَّٰبِـِٔينَ وَٱلنَّصَٰرَىٰ وَٱلۡمَجُوسَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡصِلُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ﴾ [الحج: 17]
"Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabiin, orang Nasrani, orang Majusi dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu."
Perlu diingat bahwa ayat di atas sama sekali tidak pernah menyatakan bahwa semua aliran atau agama yang disebutkan itu dibenarkan oleh Allah. Pak Syakur sendiri lah yang mengarahkan opini ke situ tanpa ada korelasinya dengan konten ayat itu.
Pak Syakur tidak teliti membaca ayat itu. Di situ Allah berfirman "Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat", bukan "Allah akan menyelamatkan mereka semua pada hari kiamat". Karena itu, ayat itu justru menegaskan bahwa semua yang disebut di atas akan mendapat keputusan yang berbeda-beda, ada yang diputuskan di neraka dan ada pula yang di surga.
3. "Allah yang menentukan siapa yang selamet di antara mereka nanti di hari kiamat bukan sekarang. Bukan kamu yang menentukan. Neraka.. neraka... memangnya kamu Tuhan?"
Betul, yang menentukan siapa yang akan masuk neraka adalah Allah, bukan kita semua. Jangan sampai lupa pula bahwa yang menentukan masuk surga juga bukan Pak Syakur, eh maksudnya bukan kita semua, tapi Allah. Kayak-kayak ada yang punya orang dalam saja hingga berani mengesankan seolah berbagai agama masuk surga.
Lalu bagaimana kata Allah sendiri tentang orang-orang itu, mari baca ayat ini:
﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنۡ أَهۡلِ ٱلۡكِتَٰبِ وَٱلۡمُشۡرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمۡ شَرُّ ٱلۡبَرِيَّةِ﴾ [البينة: 6]
"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen) dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk."
Nah, itu Allah sendiri yang bilang mereka akan masuk neraka Jahannam. Artinya keputusan yang dimaksud dalam surat al-Hajj 17 yang dinukil adalah keputusan untuk memasukkan mereka ke neraka. Kalau orang islam jelas pada akhirnya akan masuk surga, ini pun kita tahu dari ayat juga, bukan dari keputusan kita sendiri.
Lalu pertanyannya, ketika Allah sudah menyatakan agama-agama di atas masuk neraka lantas kenapa Pak Syakur melarang kami mengatakan itu sekarang? Memangnya kamu mau merevisi firman Tuhan?
Oya, bagi yang mau menyuruh saya tabayun ke beliau, maka saya tegaskan bahwa saya tidak mau. Yang harus tabayun adalah Pak Syakur. Di mana-mana, ketika dalam suatu barisan besar semua menghadap ke barat sesuai instruksi lalu ada orang yang menghadap ke timur sendirian, dia yang menghadap ke timur itulah yang harus tabayyun, bukan orang-orang yang berbaris sesuai instruksi yang disuruh tabayyun ke dia. Clear ya.
Semoga bermanfaat.
Gus Tsabit Abi Fadhil, beliau dikenal sebagai santri NU tulen yang kerap kali mengkritik beberapa persoalan yang berada di tubuh NU, beberapa sematan sering beliau dapatkan salah satunya "Kelompok NU GL". Di dalam status facebooknya, beliau mengkritik Buya Syakur dengan pedas, berikut tulisannya:
ilmumu kurang nyegoro, ngopimu kurang adoh makane gampang kagetan kata orang yang ilmunya terlalu asin, ngopinya terlalu jauh..
Salah satu omongan orang yang kebanyakan garam itu bilang islam belum sempurna, padahal Allah sudah bilang islam sempurna, alyauma akmaltu lakum dinakum, Sebenarnya yang Tuhan itu siapa? Allah atau orang yang kebanyakan makan garam yang ilmunya nyegoro refrensinya bejibun itu? Saking banyaknya refrensi sampai rabun membedakan mana yang benar mana yang salah..
Padahal orang ini kalau diperhatikan cara menafsiri ayat itu mirip2 wahabi lo, suka menafikan peran imam, katanya imam mufassir nggak maksum !! Imam mufasir salah !!
Padahal kalau pakai dalil cangkem elek aswaja vs wahabi, kalau imam mufasir saja tidak maksum apalagi kamu? Lebih tidak maksum lagi...
Kalau imam mufassir saja berpotensi salah, apalagi kamu? Kan begitu..
Kebanyakan ngopi memang sering bikin otak mual2 akhirnya berhalusinasi menjadi mujtahid..
Pak ini followernya banyak loh kata fans pendukungnya..
Padahal sukino MTA followernya juga banyak, kholid basalamah followernya juga banyak, nur sugik ulama kaleng rombeng lo juga buuuanyak folowernya, dan kebenaran itu bukan dilihat dari banyaknya follower..
Lalu kalau kebenaran dilihat karena dia punya pondok pesantren, sugik nur pun punya ponpes, apakah sugik nur ini pasti benar?
Kata tgk Fauzan Inzaghi :
Klo dikritik dibilang ga sopan, soalnya kyai yg kenal beliau aja ga kritik beliau tapi Beliau ngritik ulama 14 abad dianggap sopan..hahhaha
Bukan hanya itu, Buya Syakur juga dikritik dari kalangan eksternal NU, Salah satunya yakni Al Habib Abu Bakar Assegaf. melalui akun Twitternya beliau mengungkapkan bahwa Buya Syakur merupakan salah satu sesepuhnya liberal, dimana beliau menyampaikan masalah agama dengan akal serta bermain retorika:
"Buya Syakur ini sesepuhnya liberal , memang biasa bicara Agama dg main akal2lan & lihai bermain retorika. Hati2 jangan terkecoh, beliau cuma dijadikan pion dr program moderasi agama yg merupakan kelanjutan dr Islam Nusantara" tulisnya
Dari berbagai macam kritik yang dilontarkan dari kalangan internal dan Eksternal Nahdlatul Ulama. Jelas, bahwa apa yang disampaikan oleh Buya Syakur adalah sebuah kesalahan yang perlu dikoreksi. kendati demikian, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa secara keseluruhan Tokoh-tokoh NU memiliki pemahaman demikian. Buya Syakur merupakan salah satu Tokoh NU yang memiliki pemahaman yang menyimpang serta pemikiran yang berbeda dengan para tokoh dan alim ulama NU lainnya.
$ads={2}
Sampai saat ini, belum ada klarifikasi dari pihak Buya Syakur atas ceramah kontroversinya yang beredar di media sosial. Beberapa tokoh dan alim ulama menunggu beliau menyampaikan klarifikasi agar masalah ini cepat usai dan tidak terjadi tuding-tudingan apalagi prasangka-prasangka buruk dan tidak benar.
Bagaimana menurutmu sobat Rumah-Mulsimin?
Yuk Tanggapannya....
Ditulis Oleh: Hendra Setiawan
Sumber: Berbagai Sumber
Demikian Artikel " Tokoh, Kiai dan Santri NU dan Eksternal NU Mengkritik Buya Syakur "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -