IMAM MAZHAB TIDAK MENYEMBUNYIKAN KEILMIAHAN DAN KENETRALAN DALAM BERFATWA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Salah satu tuduhan yang sering ditujukan pada para faqih adalah kalau fatwa mereka itu sering kali dipengaruhi oleh para penguasa atau keadaan politik, baik karena ancaman atau tawaran dunia. Sehingga mereka tidak independen dalam berfatwa. Tapi fakta sejarah berkata lain, mereka adalah orang yang rela disiksa untuk mempertahankan fatwa mereka dan kenetralan mereka dalam berfatwa, mereka tetap berfatwa walau resikonya kematian.
Imam hanafi (abu hanifah annu'man) disiksa dan dipenjara berkali-kali oleh para khalifah dan amir, karena menolak dijadiin qadhi dan bendahara baitul mal. Dan beliau tetap berfatwa, bahkan ketika dibaikin sekalipun beliau tetap berfatwa sesuai apa yang beliau ijtihad sebagai kebenaran tanpa terpengaruh oleh penguasa
Imam maliky(malik bin anas) pernah disiksa oleh penguasa, karena fatwanya tidak sesuai dengan para penguasa, sampai dicambuk dan dan diarak dikota madinah. Dan beliau tetap mempertahankan fatwa beliau yang berdasarkan penelitian ilmiyah, tanpa terpengaruh keadaan politik
$ads={1}
Imam syafii(muhammad bin idris) juga pernah disiksa, dipenjara sampai mau dihukum mati oleh penguasa diseret dari yaman ke baghdad, sampai akhirnya harun arrasyid mengetahui keikhlasannya dan kebenarannya dan akhirnya membebaskannya. Beliau tetap saja berfatwa sesuai hasil ijtihadnya secara ilmiyah, tanpa tetpengaruh penguasa
Imam hanbaly(ahmad bin hanbal) juga sama, dalam mempertahankan pendapatnya beliau dipenjara bertahun-tahun, sampai beliau dilepaskan beberapa tahun sebelum wafatnya, dan beliau tetap tegas pada pemdapatnya.
Begitulah prinsip para imam mazhab yang empat, dalam mempertahankan keilmiyahan fatwa dan ijtihad mereka, mereka tidak mempan diancam penguasa atau dibenci rakyat. Padahal sebelumnya mereka dihormati dan dipuji penguasa, jadi baik pujian atau siksaan sama sekali ga berpengaruh pada fatwa mereka, mereka tetaplah ulama yang independen, kedekatan mereka dengan penguasa tidak membuat fatwa mereka berubah, begitu juga siksaan penguasa
Seolah hikmah allah dalam mengatur jalan hidup mereka untuk menghadapi keadaan itu dalam hidupnya agar orang yang datang setelahnya percaya dan paham bahwa imam yang mereka ikuti itu beneran netral dan ilmiyah dalam berfatwa. Tidak bisa disetir dan tidak takut pada siapapun, bahkan rela mempertahankan nyawa untuk mempertahankan keilmiyahan mereka.
Kalau kita membaca sejarah memang ada beberapa ulama mengambil rukhsah dan menyembunyikan fatwa mereka karena disiksa dan dibungkam penguasa, dan itu boleh, tapi tidak semua ulama mengambil rukhsah. Para imam yang empat bukan termasuk ulama yang mengambil rukhsah dan diam, mereka semua mengambil azmah, dengan resiko kematian dalam mengungkapkan pendapat, dan itulah salah satu faktor mereka dijadikan imam.
Jadi beberapa catatan sejarah tentang para ulama yang tidak bisa berfatwa dengan bebas memang ada, tapi tidak berlaku pada semua ulama, apalagi para ulama mazhab yang empat, mereka dibungkam tapi tetap berbicara, jadi tuduhan kalau ulama menyembunyikan fatwa mereka, atau tidak netral dalam berfatwa tidak berlaku dalam perawiyan fatwa 4 mazhab, maka dari itu mazhab yang 4 itu bertahan secara ilmiyah sampai hari ini, dan para pendiri madrasah itu disebut para imam. Baik fatwa mereka, atau kisah hidup mereka. Kalau mau baca sejarah harus menyeluruh, jangan setengah setengah
Adapun tuduhan menyembunyikan fatwa karena keadaan politik itu hanya sejarah yang dipotong setengah-setengah, yang dibuat seolah semua ulama seperti itu, padahal jika melihat sejarah secara menyeluruh fakta yang ditemukan berbeda, dan para imam yang empat tidak termasuk diantara orang yang menyembunyikan fatwa karena keadaan politik, apalagi megubah fatwa demi kepentingan penguasa.
$ads={2}
Para imam itu adalah imam yang beneran bisa dipercaya keilmiyahannya dalam menjelaskan hukum tuhan, sehingga memberi rasa aman bagi kita dalam menyerahkan perkara agama dan akhirat kita pada ijtihad mereka. Baca sejarah jangan sepotong-potong, begitu ada yang aneh langsung dipercaya sebagai ilmu baru, bisa jadi itu framing orang lain yang punya kepentingan.
Oleh: Ustadz Fauzan Inzaghi
Demikian Artikel " Imam Mazhab tidak Menyembunyikan Keilmiahan dan Kenetralan dalam Berfatwa "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -