MUHASABAH DIRI DENGAN AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR
Durus Ibrahimiyyah
Nabi Ibrahim: Nabi yang diperebutkan
Nabi Ibrahim عليه السلام adalah ‘umat’ dalam bungkus ‘individu’. Seorang Ibrahim sama nilainya dengan beribu manusia, atau mungkin lebih.
- Ada orang yang nilainya puluhan atau bahkan ratusan. Tapi ada orang yang nilainya hanya satu, atau bahkan tidak bernilai sama sekali.
Nabi Ibrahim عليه السلام adalah sosok yang ‘diperebutkan’ seluruh agama. Yahudi mengklaim Ibrahim Nabi mereka. Nasrani juga mengklaim Ibrahim Nabi mereka. Tapi Allah memutuskan, “Ibrahim adalah muslim yang lurus…”.
- Ada orang yang diperebutkan berbagai kelompok karena kualitas pribadi dan kebermanfaatannya. Tapi ada orang yang sudah menawarkan diri pun, tetap ditolak.
Nabi Ibrahim عليه السلام patuh pada perintah Allah untuk menyembelih putera semata-wayangnya, meskipun perintah itu datangnya melalui mimpi.
- Ada orang yang siap mengorbankan apa saja demi melaksanakan perintah agama. Tapi ada orang yang siap mengemukakan seribu alasan untuk menghindarinya.
Nabi Ibrahim عليه السلام memang tidak jadi menyembelih puteranya secara nyata. Tapi ia telah menyembelih ‘rasa cinta’ pada sang anak di hatinya demi cintanya kepada Allah.
$ads={1}
- Mengaku beriman tidaklah sulit. Tapi iman bukanlah pernyataan. Iman perlu pembuktian. Temukan ‘ismail-ismail’ Anda, lalu ‘sembelih’ ia untuk mendapatkan cinta Allah.
‘Ismail’ seorang ayah -bisa jadi- adalah anak yang sangat dimanjanya, yang semua permintaannya dituruti. Pemanjaan itu akan merugikan si anak ketika besar nanti. Maka, ‘sembelih’ anak itu dalam diri Anda. Cintai ia secara benar dan wajar.
‘Ismail’ seorang kaya -boleh jadi- adalah hartanya. Maka, ‘sembelih’ ia, untuk mendapat cinta Allah.
‘Ismail’ seorang pemuda –boleh jadi- adalah gadis pujaannya yang melalaikannya dari kewajiban dan obsesi masa depan. Maka, ‘sembelih’ ia, demi cinta Allah.
‘Ismail’ seorang alim –boleh jadi- adalah gengsi dan ingin dipuji. Maka, ‘sembelih’ ia. Adalah lebih baik dikatakan tidak tahu lalu berupaya untuk tahu, daripada dikatakan tahu dan paham tapi dirasuki virus ujub.
Ada saatnya dimana seorang alim mesti bicara. Tapi ada saatnya ia lebih baik diam dan sibuk dengan dirinya sendiri.
ائْتَمِرُوا بِالمَعْرُوفِ وَتَنَاهَوْا عَنِ المُنْكَرِ، حَتَّى إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا، وَهَوًى مُتَّبَعًا، وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً، وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ، فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ
… lakukan amar ma’ruf dan nahi munkar… hingga ketika engkau melihat :
- Egoisme ditaati
- Nafsu dituruti
- Dunia diutamakan
- Setiap orang merasa kagum dengan pendapatnya…
Maka fokus saja pada dirimu…
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, al-Hakim, dll)
Oleh: Ustadz Yendri Junaidi
Demikian Artikel " Muhasabah diri dengan Amar Ma'ruf Nahi Munkar "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -