USTADZ ROBERT AZMI: SEKILAS MENGAJI KITAB WASHOYA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Terakhir mengkaji kitab Washoya tahun 2003. hingga isinya apa, hanya lamat-lamat teringat.
Beberapa saat lalu, setelah usai ngaji bareng Ayyuhal Waladnya Imam Ghazali. Saya bersama teman-teman santri bakda ashar mengaji kitab Washoyanya Syaikh Muhammad Syakir itu dengan materi sedikit-sedikit, maklum, waktu tidak sampai se jam. Dan alhamdulillah, mungkin sebentar lagi insya Allah khatam.
Syaikh Muhammad Syakir yang lahir di Jurja Mesir 1282 H./1863 M. memang mendedikasikan kitab Washoya bagi para pelajar pemula yang kala itu dalam naungan bimbingannya. Walau akhirnya dipelajari juga oleh para ulama sezamannya. Wajar, sebab beliau yang pernah menjabat wakil rektor universitas al-Azhar tersebut, setelah melalang buana mengemban berbagai tugas, lalu kembali Iskandariyyah, di daulat untuk menjadi guru ulama setempat dan guru para pengajar universitas al-Azhar, hingga masyhur dengan julukan Syaikh/Mahaguru ulama Iskandariyyah.
$ads={1}
Kitab Washoya terbagi menjadi duapuluh dars/pelajaran. Satu dars, mengupas berbagai macam etika hingga saran-saran bermasyarakat.
Kitab pedoman etika tersebut, bagi yang mengkaji sepenuh hati, akan merasakan sentuhan lembut ayah ke putranya. Ungkapan Ya Bunayya; Hai, Anak mungilku, berasa familiar dan adem, walau ada beberapa santri yang cekikikan ketika saya memaknai anak mungilku
Bahasanya tidak bejibun dalil. Hanya beberapa penggalan Ayat Suci dan hadis. Selebihnya adalah murni kata mutiara beliau. Tapi, sangat jelas sekali, sumber aslinya Qur’an, Hadis, Ijma’, dan Qiyas, yang di desain sangat sederhana, seperti pitutur jawa. Contoh:
“Hei, Anak mungilku: Menjaga dari keharaman adalah mahkota bagi manusia tak bermahkota, jagalah!
Dengan mahkota penjaga keharaman yang bisa membuatmu agung dihadapan orang umum ataupun khusus, takutlah pada seluruh perbuatan haram.
Jika kau berjalan di pasar, jangan penuhi penglihatanmu dengan gambaran para gadis. Jangan berbicara dengan wanita yang bukan mahrammu. Jangan sampai kau berdua-duaan dengan perempuan yang tak halal bagimu. Taatlah perintah Allah Ta’ala yang ada dalam kitab muliaNya …
Hei, anak mungilku: Setan bisa menelisik tubuh manusia sebagaimana aliran darah …
Hei, anak mungilku: Setiap manusia punya aib, ketika kau tidak suka kejelekanmu tertutur, mustinya, kaupun menjaga lisanmu agar tak mengumbar air orang lain …
$ads={2}
Hei, anak mungilku: Menggunjing, mengadu adalah gaya orang rendahan, bukan akhlaq pelajar ilmu agama. Jangan kau kotori hatimu dengan hal tak berbudi itu.
Hei, anak mungilku: Jangan mendengki saudaramu yang mendapatkan nikmat dari Allah Ta’ala, tapi kau tak mendapatkannya. Sebab jika Tuhanmu berkehendak, Diapun akan memberikanmu sebagaiman kawanmu.
Hei, anak mungilku: Dengki hanya akan menimbulkan permusuhan dan kegeraman. Sebab jika kau dengki pada kawannu dan dia mengetahuinya, iapun akan membencimu. Tidak cuma itu, kedengkianmu akan membuat orang lain pun juga membencimu. Tinggalkan, dengki, ya, Nak.
Hei, anak mungilku: Jadilah pribadi yang terselamatkan dari menyakiti orang lain, niscaya manusia menyayangimu.”
Bahkan dalam kitab inipun, sangat mewanti-wanti para pelajar untuk berbuat baik, apalagi pembullyan. Sangat beliau tentang. Seperti: “Hei, anak mungilku, khianat jangan kau buat candaan! Bohong jangan kau buat gurauan! Jangan menyakiti kawanmu!” Dan bahasa teguran sayang lainnya.
Setelah membaca kitab ini, dan insya Allah faham serta semoga mampu mengamalkan. Waktu mengkaji, kadang terbersit dalam hati, “Eh, jika kitab ini di buat pelajaran sekolah seluruh anak di Indonesia, bukankah bagus?! Apalagi kalau mereka benar-benar mengamalkannya. Pencurian, perampokan, pembullyan, mungkin akan jarang terdengar”. Tapi, seolah ada suara lain yang tertawa sumbang, “Apa mungkin?! Ngayal, Lo, Ndro!”
Oleh: Ustadz Robert Azmi
Demikian Artikel " Ustadz Robert Azmi: Sekilas Mengaji Kitab Washoya "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -