BACAAN HURUF DHAD DAN ZHA'NYA ORANG AWAM DALAM SHALAT
{ÙˆَÙ…َا Ù‡ُÙˆَ عَÙ„َÙ‰ الْغَÙŠْبِ بِضَÙ†ِينٍ}
Ada dua ragam qiraah pada kata terakhir ayat ini. Dibaca "Bidhanin" dengan huruf Dhad, yaitu qiraah jumhur aimmah sab'ah, Nafi', 'Ashim, Hamzah, dan Ibnu 'Amir. Bahkan Imam Ibnul Jazari dalam kitab An Nasyr mengatakan : "Seperti itulah (dengan huruf Dhad) ayat ini tertulis dalam seluruh mushaf yang beredar di tengah umat Islam".
Qiraah yang lain adalah menggunakan huruf Zha';
{ÙˆَÙ…َا Ù‡ُÙˆَ عَÙ„َÙ‰ الْغَÙŠْبِ بِظَÙ†ِينٍ}
Ini adalah qiraah Imam Ibnu Katsir, Abu 'Amr, dan Al Kisa'i.
Imam Az Zamakhsyari dalam Tafsir Al Kasyaf mengatakan bahwa dalam mushafnya Abdullah (bin Mas'ud) radhiyallahu 'anhu ditulis dengan huruf Zha', sedangkan dalam mushafnya Ubai bin Ka'ab ditulis dengan huruf Dhad. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah membaca dengan keduanya.
$ads={1}
Dhanin maknanya adalah bakhil, jadi maksud ayat ini adalah penegasan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah seorang yang bakhil dalam hal menyampaikan hal² yang ghaib. Tidak seperti paranormal, yang hanya mau memberikan informasi jika diberi uang, semakin besar uang yang diberikan semakin banyak pula informasi yang disampaikan. Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak meminta upah sedikitpun atas apa² yang beliau sampaikan.
Adapun Zhanin maknanya adalah yang mencurigakan. Jadi maksud ayat ini adalah penegasan dari Allah ta'ala bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sama sekali tidak perlu dicurigai, artinya bisa dipercaya seratus persen atas informasi² ghaib yang beliau sampaikan. Abu Ubaidah radhiyallahu 'anhu lebih memilih Qiraah dengan Zha' ini, alasan beliau sebab orang² kafir pun mengakui bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bukanlah seorang yang bakhil, mereka hanya mencurigai beliau saja.
Itu dari segi Qiraah dan Maknanya. Adapun dari sisi tajwid, baik huruf Dhad ataupun Zha' adalah sama² huruf yang sulit makhrajnya, terutama bagi orang 'ajam/ non-arab seperti kita, banyak yang belum bisa membedakan antara dua huruf di atas, kalaupun beda biasanya bedanya juga tidak tepat.
Lalu bagaimana jika salah atau tertukar dalam membaca dua huruf di atas saat shalat, apakah shalatnya batal?
Dalam kitab Al Muhith Al Burhani dijelaskan :
"Jika Dhad dibaca Zha' atau sebaliknya maka qiyas hukumnya adalah batal shalatnya, ini adalah pendapat umumnya para ulama. Namun guru² kami berpendapat bahwa hal itu tidak membatalkan shalat, bagi yang awam, terlebih yang 'ajam/ non-Arab, sebab kebanyakan mereka tidak bisa membedakan antara dua huruf itu, kalaupun membedakan biasanya tetap salah."
Dalam kitab Khulashah juga dijelaskan;
"Jika mengganti huruf Dhad dengan huruf Zha', atau sebaliknya, maka menurut Abu Hanifah dan Muhammad (bin Idris Asy Syafi'i) membatalkan shalat. Adapun menurut kebanyakan ulama, seperti Abu Muthi' Al Balkhi dan Muhammad bin Salamah, tidak membatalkan shalat."
$ads={2}
Keterangan ini ada dikitab Tafsir Ruhul Bayan karya Syech Isma'il Haqqi dan dikutip oleh Syech Amin Al Harari dalam Tafsir Hadaiqur Rauh war Raihan. Penjelasan selengkapnya silahkan buka sendiri di kitab² yang disebut di atas..
Wa Allah ta'ala a'lam
Oleh: Ustadz Ahmad Atho
Demikian Artikel " Bacaan Huruf Dhad dan Zha' nya Orang Awam dalam Shalat "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -