ATURAN MENAFSIRKAN MIMPI DI DALAM ISLAM
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Ta'bir ru'ya alias menafsir mimpi itu ada kalanya mauhibah, alias anugerah, seperti kemampuan yang dimiliki oleh Nabi Yusuf 'alaihissalam. Tapi ada juga yang dari hasil belajar hingga menjadi malakah. Banyak ketentuan yang harus diketahui oleh orang yang mau menafsirkan mimpi, jadi tidak boleh sembarangan menafsiri, apalagi itu mimpinya orang lain.
Dulu salah satu Kyai saya pernah bercerita, tentang mimpi beliau, mimpi setelah istikharah jodoh beliau. Dalam mimpi itu beliau disuguhi segelas susu. Lalu esok harinya beliau pun menanyakan perihal mimpinya itu kepada seorang Kyai yang beliau percayai, untuk menyingkap maknanya. "Susu itu minuman yang baik, maka insyaAllah ini adalah jodoh yang baik", begitu kira² jawaban Kyai itu.
$ads={1}
Namun Kyai saya yang masih muda saat itu merenungi lagi dawuh Sang Kyai. Memang susu itu minuman yang baik, tapi beliau pribadi alergi susu, dan ini yang mimpi adalah beliau sendiri, maka yang paling tepat menurut beliau mungkin adalah menafsirkan manfaat susu itu untuk beliau pribadi, bukan manfaat susu untuk orang lain.
Akhirnya beliau pun meneliti dan menggali informasi lebih banyak lagi tentang calon istri itu dan keluarganya. Dan ternyata memang benar, calonnya adalah perempuan yang baik, namun bukan untuk beliau.
Jadi memang menafsirkan mimpi itu tidak mudah, dan tidak boleh sembarangan. Oleh karenanya jika tidak memiliki kemampuan menafsirkan atau tidak yakin namun tetap diminta menafsirkan mimpi oleh seseorang maka hendaknya cukup menjawab bahwa itu mimpi yang baik. Ibnu Sirin rahimahullah berkata :
وأن العابر يستحب له عند سماع الرؤيا من رائيها، وعند إمساكه عن تأويلها لكراهتها، ولقصور معرفته عن معرفتها أن يقول : خير لك، وشر لأعدائك، خير تؤتاه، وشر تتوقاه. هذا إذا ظن أن الرؤيا تخص الرائي، وإن ظن أن الرؤيا للعالم قال : خير لنا وشر لعدونا، خير نؤتاه، وشر نتوقاه، والخير لنا والشر لعدونا .
$ads={2}
Dan agar tidak sembarang menafsirkan maka pelajarilah ilmu tentang tafsir menafsirkan mimpi ini. Bacalah kitab ini, kitab tafsir mimpi paling melegenda, Tafsirul Ahlam Al Kabir, yang ditulis oleh Imam Ibnu Sirin rahimahullah, ulama abad 2 Hijriyah. Kitab yang menjadi rujukan utama bagi kitab² tafsir mimpi setelahnya.
Oleh: Ustadz Ahmad Atho
Demikian Artikel " Aturan Menafsirkan Mimpi di dalam Islam "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -