PARA SAHABAT DAN ULAMA SALAF SEPAKAT TIDAK MEWAJIBKAN MUT'AH HAJI
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Kamu ini berani sekali !!!, saya sudah sebutkan hadis nabi, kamu justru sebutkan perkataan imam Syafi’i lah, imam inilah, imam itulah. Ingat! Ibnu Abbas pernah berkata: “Hampir-hampir batu langit menghujani kalian, saya katakan قال الله قال الرسول (Allah berfirman dan Nabi bersabda), kalian justru katakan قال أبو بكر قال عمر (Abu Bakar dan Umar berkata)". Kalau hadis Rasul diadu dengan ucapan Abu Bakar dan Umar saja tidak diterima, maka apalagi diadu dengan ucapan orang yang di bawah mereka. Hujjahmu itu sangat tidak bisa diterima akal sehat.
+ Bro bro.... kalau mau membawa-bawa nama tokoh, yang jujur dong! Nukilan itu tidak sesuai dengan konteksnya. Cerita sebenarnya adalah seperti yang disebutkan oleh Ibnu Taymiyah dalam fatwanya seperti berikut:
وَلِهَذَا كَانَ ابْنُ عُمَرَ وَابْنُ عَبَّاسٍ يَأْمُرَانِ بِالْمُتْعَةِ. قَالَ أَحْمَد: أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ قَالَ: سُئِلَ ابْنُ عُمَرَ عَنْ مُتْعَةِ الْحَجِّ فَأَمَرَ بِهَا فَقِيلَ لَهُ: إنَّك تُخَالِفُ أَبَاك فَقَالَ: عُمَرُ لَمْ يَقُلْ الَّذِي تَقُولُونَ إنَّمَا قَالَ عُمَرُ: إفْرَادُ الْحَجِّ مِنْ الْعُمْرَةِ فَإِنَّهَا أَتَمُّ لِلْعُمْرَةِ أَوْ أَنَّ الْعُمْرَةَ لَا تَتِمُّ فِي أَشْهُرِ الْحَجِّ إلَّا أَنْ يُهْدَى. وَأَرَادَ أَنْ يُزَارَ الْبَيْتُ فِي غَيْرِ أَشْهُرِ الْحَجِّ فَجَعَلْتُمُوهَا أَنْتُمْ حَرَامًا وَعَاقَبْتُمْ النَّاسَ عَلَيْهَا وَقَدْ أَحَلَّهَا اللَّهُ وَعَمِلَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَإِذَا أَكْثَرُوا عَلَيْهِ قَالَ: أَفَكِتَابَ اللَّهِ أَحَقُّ أَنْ تَتَّبِعُوا أَمْ عُمَرُ؟ وَكَانَ ابْنِ عَبَّاسٍ يَأْمُرُ بِهَا فَيَقُولُونَ: إنَّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ لَمْ يَفْعَلَاهَا فَيَقُولُ يُوشِكُ أَنْ تَنْزِلَ عَلَيْكُمْ حِجَارَةٌ مِنْ السَّمَاءِ أَقُولُ لَكُمْ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقُولُونَ: قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرَ وَكَانَ عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ يُنَاظِرُ ابْنِ عَبَّاسٍ فِيهَا فَقَالَ: إنَّ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ أَعْلَمُ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْك فَقَالَ: لَهُ ابْنِ عَبَّاسٍ يَا عرية سَلْ أُمَّك يَعْنِي أَنَّهَا تُخْبِرُهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ أَصْحَابَهُ بِالْإِحْلَالِ وَكَانَتْ أَسْمَاءُ مِمَّنْ أَحَلَّتْ. وَهَذِهِ الْمُشَاجَرَةُ إنَّمَا وَقَعَتْ؛ لِأَنَّ ابْنِ عَبَّاسٍ كَانَ يُوجِبُ الْمُتْعَةَ بَلْ كَانَ يُوجِبُ الْفَسْخَ وَكَانَ يَقُولُ: كُلُّ مَنْ طَافَ بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَلَمْ يَسُقْ الْهَدْيَ فَقَدْ حَلَّ مِنْ إحْرَامِهِ. وَيَحْتَجُّ بِأَمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَصْحَابِهِ بِالتَّحَلُّلِ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ وَبِقَوْلِهِ تَعَالَى: ثُمَّ مَحِلُّهَا إلَى الْبَيْتِ الْعَتِيقِ . وَإِيجَابُ الْمُتْعَةِ هُوَ قَوْلُ طَائِفَةٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيثِ وَالظَّاهِرِيَّةِ: كَابْنِ حَزْمٍ وَغَيْرِهِ وَهُوَ مَذْهَبُ الشِّيعَةِ أَيْضًا لَكِنَّ الْجَمَاهِيرَ مِنْ الصَّحَابَةِ وَالْأَئِمَّةِ الْأَرْبَعَةِ وَغَيْرِهِمْ عَلَى أَنَّهُ يَجُوزُ التَّمَتُّعُ وَالْإِفْرَادُ؛ وَالْقِرَانُ لَكِنْ أَهْلُ مَكَّةَ وَبَنُو هَاشِمٍ وَعُلَمَاءُ أَهْلِ الْحَدِيثِ يَسْتَحِبُّونَهَا. فَاسْتَحَبَّهَا عُلَمَاءُ سُنَّتِهِ وَأَهْلُ سُنَّتِهِ وَأَهْلُ بَلْدَتِهِ الَّتِي بِقُرْبِهَا الْمَنَاسِكُ وَهَؤُلَاءِ الثَّلَاثَةُ أَخَصُّ النَّاسِ بِهِ وَهُوَ أَحَدُ قَوْلَيْ الشَّافِعِيِّ. وَأَبُو يُوسُفَ يَجْعَلُ التَّمَتُّعَ وَالْقِرَانَ سَوَاءً. وَإِنَّمَا جَوَّزَ الْجُمْهُورُ الثَّلَاثَةَ لِأَنَّهُ قَدْ ثَبَتَ فِي الصَّحِيحِ عن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لِأَصْحَابِهِ: مَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يُهِلَّ بِعُمْرَةِ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يُهِلَّ بِحَجَّةِ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يُهِلَّ بِحَجَّةِ وَعُمْرَةٍ فَلْيَفْعَلْ (مجموع الفتاوى لابن تيمية : 26/ 50)
Intinya, Ibnu Abbas mewajibkan mut’ah haji karena berlandaskan pada ayat dan hadis, tapi para sahabat lain menentang pewajiban itu karena di masa Abu Bakar dan Umar tidak ada kewajiban seperti itu. Di antara yang mendebat Ibnu Abbas adalah Urwah bin Zubair. Ibnu Abbas agak marah sehingga berargumen “Aku sudah berkata bahwa Allah berfirman dan Rasul bersabda tapi kalian justru berkata bahwa Abu Bakar dan Umar berkata lain ...”. Urwah bin Zubair membalas argumen itu dengan berkata “Abu Bakar dan Umar itu lebih tahu tentang firman Allah dan firman Rasul daripada kamu!”.
$ads={1}
Ternyata, mayoritas ulama, termasuk Imam Syafi’i dan Ibnu Taymiyah tidak sependapat dengan Ibnu Abbas itu, justru memilih pendapat Abu Bakar dan Umar yang tidak mewajibkan mut’ah haji. Dari sini kita tahu ternyata Ibnu Taymiyah sendiri, dan begitu pula Imam Syafi’i dan mayoritas ulama tetaplah tidak mengambil pendapat Ibnu Abbas itu meskipun beliau sudah berargumen قال الله dan قال الرسول karena ternyata pendapat tersebut lemah dan pemahamannya terhadap ayat dan hadis yang dikutipnya kurang tepat.
Beranikah anda berkata pada Ibnu Taymiyah dan mayoritas ulama, kenapa tidak mengikuti pendapat Ibnu Abbas yang sudah berkata قال الله dan قال الرسول?
Jangan suka menipu umat dengan mempertentangkan pendapat ulama mujtahid dengan Firman Allah dan sabda Rasul!. Mengikuti ulama mujtahid berarti mengikuti Allah dan Rasul sesuai dengan pemahaman yang tepercaya dari pakarnya. Kalau mengikuti anda berarti mengikuti pemahaman orang yang kualitasnya tidak jelas. Para ulama mujtahid jauh lebih tahu tentang maksud ayat dan hadis itu.
Oleh: Kyai Abdul Wahab Ahmad
Demikian Artikel " Para Sahabat dan Ulama Salaf Sepakat tidak mewajibkan Mut'ah Haji "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -