KISAH PENCURI YANG ALIM
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Ahmad bin al-Mu'addil bercerita: "Suatu kali aku duduk-duduk bersama Abdul Malik bin Abdul Aziz al-Majisyun. Tak berapa lama datang salah seorang sahabatnya. Ia berkata: "Sungguh ajaib." Al-Majisyun bertanya: "Apa yang ajaib?" Sahabatnya itu berkata: "Aku tadi pergi ke kebunku yang terletak di daerah al-Ghabah. Ketika aku berada di padang pasir menuju kebun tersebut dan aku sudah jauh dari rumah-rumah penduduk, tiba-tiba ada seseorang yang menghadangku. Ia berkata: "Buka bajumu!". Aku berkata: "Kenapa aku mesti membuka bajuku?" Ia berkata: "Aku yang lebih berhak memakainya."
"Kenapa demikian?" tanyaku.
"Karena aku adalah saudaramu sesama Islam, dan aku tidak punya baju, sementara engkau punya."
"Kalau begitu kita bagi sama rata," tawarku.
"Tidak bisa, engkau telah mengenakannya beberapa lama, maka sekarang aku pula yang akan mengenakannya seperti yang telah engkau lakukan."
"Tapi dengan begitu engkau membiarkan aku telanjang dan auratku terbuka."
$ads={1}
"Tidak apa-apa. Kami pernah disampaikan riwayat dari Imam Malik bahwa ia berkata: "Tidak apa-apa seseorang mandi dalam keadaan telanjang."
"Tapi nanti orang-orang akan melihat auratku!"
"Kalau ada orang yang akan melihatmu di jalan ini (maksudnya padang pasir) tentu aku tidak akan menghadangmu di sini."
"Aku lihat engkau bijak dan baik. Bagaimana kalau engkau biarkan aku sampai ke kebunku dulu, lalu di sana aku akan melucuti pakaianku dan akan aku serahkan padamu."
Baca Juga :
- Kisah Seorang Wahabi Bertanya Kepada Habib Umar Mengenai Ziarah Ke Makam Auliya
"Tidak bisa. Nanti engkau akan mengerahkan empat orang pembantumu lalu mereka akan membawaku pada sultan (penguasa), lalu ia akan menahanku, mencabi-cabik kulitku dan memberi kakiku rantai."
"Tidak akan. Aku bersumpah untuk menepati janjiku padamu dan tidak akan mengecewakanmu."
"Tidak bisa. Sesungguhnya kami pernah mendengar riwayat dari Imam Malik bahwa ia berkata: "Sumpah yang diucapkan pada pencuri tidak mengikat."
"Aku bersumpah padamu bahwa aku tidak akan berkilah pada sumpahku ini."
"Ini malah sumpah ganda, lebih parah daripada satu sumpah di hadapan pencuri."
"Lupakan perdebatan ini. Demi Allah aku akan memberikan pakaianku ini padamu dengan hati yang rela."
Sejenak ia tertunduk. Kemudian ia mengangkat kepalanya, lalu berkata: "Engkau tahu apa yang aku pikirkan?"
"Tidak," jawabku.
"Aku coba menelusuri karakter para pencuri sejak masa Rasulullah saw sampai sekarang, tapi aku tidak menemukan ada pencuri yang mengambil barang dengan cara nasi`ah (diambil belakangan). Dan aku tidak ingin melakukan suatu bid'ah dalam Islam yang akan menjadi dosa bagiku, dan aku juga akan menanggung dosa setiap pencuri yang mengamalkan hal ini sampai hari kiamat nanti. Buka sekarang bajumu."
$ads={2}
Akhirnya aku terpaksa membuka bajuku dan menyerahkan padanya.
(Dipetik dari Akhbar azh-Zhiraf karya Ibnu al-Jauzi)
Oleh: Ustadz Yendri Junaidi
Demikian Artikel " Kisah Pencuri yang Alim "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -