IMAN ORANG TARIM DI WABAH CORONA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Selama masa pandemi ini, saya banyak membaca tentang situasi Pandemi di Tarim Yaman. Walaupun Yaman tidak luput dari serbuan Covid 19, namun angka keterpaparan covid di Tarim terbilang rendah. Sebuah pengakuan bahkan menyebut bahwa tidak ada satu pun warga Tarim yang terpapar Covid 19.
Kondisi tersebut membuat sebagian orang tidak percaya. Karena berdasarkan kalkulasi medis, dengan keterbatasan fasilitas kesehatan , Tarim seharusnya berada di zona merah penyebaran Covid. Tapi kenapa kenyataannya berbanding terbalik?
$ads={1}
Al-Habib Abu Bakar al-Adny dan al-Habib Umar bin Hafizh sebagai pemuka ulama di Tarim, berkali-kali telah menyampaikan bahwa pandemi Covid 19 hanya bisa dihadapi dengan mengedepankan tawakkal dan sikap pasrah kepada Allah. Al-Habib Abu Bakr dan al-Habib Umar, demikian pula para pemuka agama di Tarim, sangat meyakini kaidah:
بسم الله والحمد للهِ والخير والشرّ بمشيئة الله
Dengan nama Allah dan segala puji milik Allah...kebaikan dan keburukan itu hanya terjadi karena kehendak Allah.
Kaidah ini dibaca berulang-ulang dan menjadi keyakinan penduduk Tarim, sebagaimana bisa dipahami dari penjelasan al-Habib Umar bin Hafizh.
Tentu, ada kandungan mendalam di balik ungkapan wirid yang terdapat di dalam Ratib ul-Imam il-Haddād di atas. Pernyataan bahwa kebaikan dan keburukan hanya terjadi atas kehendak Allah, tidak melulu dipahami secara apatis. Yang terpenting dari terjadinya kebaikan dan keburukan itu adalah kehendak Allah. Sehingga dari situ, dapat dipahami bahwa perbuatan yang utama sebelum terjadinya kebaikan dan keburukan adalah melakukan semua perbuatan yang diridhoi Allah.
Baca Juga :
- Amalan Agar Dapat Berkunjung Ke Kota Tarim
Dalam konteks amal, perbuatan yang diridhoi Allah adalah semua perbuatan yang dilakukan oleh kekasih-Nya, Sayyidina Muhammad bin Abdullah sholawatullahi alaihi. Sehingga bagi penduduk Tarim, mengamalkan sunnah-sunnah Nabi dan sunnah awliya tidak lagi berada di tataran jargon atau ceramah, tapi sudah menjadi bagian dari keseharian.
Ini yang kiranya menjadi argumentasi penduduk Tarim sehingga tidak begitu mengkhawatirkan pandemi Covid 19. Dengan bahasa lain, penduduk Tarim percaya bahwa ada wabah Covid 19, tapi di sisi lain, apa artinya kekuatan wabah penyakit jika dihadapkan dengan kepasrahan dan ketundukan kepada Allah.
$ads={2}
Kualitas iman masyarakat Tarim ini yang kiranya berbeda dari masyarakat muslim di belahan lain dunia. Makin menggilanya wabah Covid 19, justru disikapi masyarakat Tarim dengan makin mendekatkan diri kepada Allah. Ini berbeda dengan sikap masyarakat muslim terutama di Jakarta. Menggilanya wabah justru diimbangi dengan sikap makin jauhnya umat dari Allah. Bahkan di tengah ancaman wabah yang makin tidak terkendali, sikap-sikap melawan Tuhan justru makin sering diperlihatkan.
Naudzu billah...
Oleh : KH. Abdi Kurnia Djohan
Demikian Artikel " Iman Orang Tarim di Wabah Corona "
Semoga Bermanfaat
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholli 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -