MAULANA APAKAH ANTUM KELELAHAN (KARENA BERDAKWAH) ?
Oleh : Ustadz Afriul Zikri
"Maulana apakah antum kelelahan??" Begitu kalimat singkat yang saya tanyakan kepada beliau sebelum memulai dars pada majmu'ah kedua (karena dars Minhaj at-Thalibin ada dua majmu'ah, pertama sore dan kedua malam, artinya setelah ngajar sore sampai maghrib, beliau langsung ngajar malam setelah isya), sebab pada dars pertama saya perhatikan tidak seperti biasanya, suara beliau yang menggelegar dan lantang ketika mengajar dan sangat aktif, namun tidak hari ini, beliau tampak sangat keletihan, power suara beliau juga drastis menurun. Lalu beliau menoleh ke kita dan mengatakan :
الدنيا دار بلاء يا شيخ أفري
"Dunia itu memang panggung ujian syekh Afri !" Dunia panggung kesengsaraan, tempat ujian, kampung kemelararatan, waktu berletih-letih, sedangkan akhirat tempat istirahat dan kampung balasan.
Kita merasa lelah, semua orang juga begitu, bahkan banyak yang lebih lelah. Kita sakit, orang lain juga sakit, bahkan lebih parah dari kita. Bukan hanya kamu saja yang mendapat ujian di dunia ini.
Namun yang menjadi problem adalah kamu menjadikan dirimu sebagai "poros" di dunia ini, seolah-olah tidak ada orang lain selainmu, ketika mendapat masalah kamu menangis dan bersedih, lalu berharap orang lain juga bersedih karena kesedihanmu.
Lihatlah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ditimpa kesedihan yang berlipat-lipat, kehilangan 2 sosok yang sangat berpengaruh dalam kehidupan dakwah beliau ; Abu Thalib paman bak ayah kandung yang mendidik semenjak kecil, menolong dan melindungi dari orang quraisy, selang 1 bulan 5 hari setelah itu wafat sayyidah Khadijah, tempat mengadu Rasulullah dikala bersedih, selalu menghibur dan menyemangati, saudagar kaya, semua hartanya habis dikeluarkan untuk dakwah.
Beliau menangis dan sangat bersedih, sejarah menamai tahun itu dengan amul huzni ; tahun kesedihan, tapi coba lihat, setelah 15 hari kemudian beliau malah menikah.
$ads={1}
Bersedih dan menangis itu sangat wajar, bersedihlah dan menangislah kalau mau menangis, tapi jangan berhenti untuk melangkah di dunia ini wahai masyaikh !!!
Lalu maulana menceritakan keprihatinan yang beliau rasa terhadap beberapa hal yang terjadi ditengah masyarakat muslim saat ini. Mulai masalah pernikahan yang dijadikan suatu hal yang begitu sulit, dan menganggap perceraian seperti hal yang sangat hina dan merupakan permasalahan yang sangat besar, problem mendapatkan pasangan yang tidak serasi, mendapatkan anak yang tidak patuh dan lain sebagainya.
Baca Juga :
- Makna Rukun Iman dan Rukun Islam di dalam Al-Qur'an
- Ciri-ciri Rasulullah SAW yang hadir dalam mimpi Alhabib Munzir Al-Musawa
- Pengertian Muslim, Mukmin, Mukhsin, Mukhlis dan Muttaqin
Diakhir beliau mengulang kata-kata beliau diawal, dunia itu memang melelahkan syekh Afri, tapi apakah ada musykilah seandainya di dunia itu penuh kelelahan?? Tidak ada sama sekali. Karena memang dunia kampung kesengsaraan, tempat ujian, fana dan sangat sebentar sekali. Berapa lama kita hidup lagi, 50, 60 atau 70 tahun. Andai antum sekarang sudah 25 tahun, berarti hanya sebentar lagi.
Matahari sudah mulai condong wahai masyaikh, setiap kita sudah mendekati waktu gurub, matahari akan tenggelam.
اللهم إنا نعوذ بك من جهد البلاء ودرك الشقاء وسوء القضاء وشماتة الأعداء
Sumber : dikutip melalui laman facebook Ustadz Afriul Zikri
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -