MARATIB FIQIH SYEKH MUSTHAFA
RUMAH-MUSLIMIN.COM - Diantara keistimewaan Syekh Musthafa dalam mengajar adalah selalu menjelaskan tasawwur masail (gambaran permasalahan) dan fahmul ijmali (pemahaman global) tentang bab ilmu yang dibahas. Metode ini begitu cepat membentuk malakah (kemampuan) thalib. Karena diawal beliau membawa kita melihat bab ilmu yang dipelajari ini secara umum, membagi dan memberikan pemetaan, sehingga kita tau sedang berada dimana dan pembahasan apa, kalaupun nanti merasa sulit dan payah ditengah jalan, kita tidak akan kehilangan arah.
Setelah menjelaskan pemetaan secara umum (ijmali), beliau akan menyebutkan rawabith ; hubungan antara bab dengan bab, bahkan hubungan paragraf dengan paragraf, baris dengan baris, lengkap dengan khilafnya. Kemudian beliau akan menguraikan makna perlafadz, lalu membawa kita menyelam didalam penjelasan beliau yang begitu tertata dan rapi. Iya, karena syekh selalu membawa talkhisan ; catatan beliau, kita sangat menikmati talkhisan beliau ini yang disari dari berbagai syarh.
$ads={1}
Nah catatan beliau ketika mengajar itu kelak akan menjadi sebuah kitab syarh. Sama persis dahulu ketika beliau mengajar Yaqut Nafis, membawa catatan, catatan itu sekarang kita kenal dengan kitab beliau Mu'nis al-Jalis bi Syarhi al-Yakut an-Nafis. Kalau kita buka Mu'nis al-Jalis, persis seperti yang kita sebut, penjelasan sederhana namun memuaskan, disetiap permulaan bab beliau menyebutkan korelasi antar bab dengan bab, fasal dengan fasal. Beberapa permasalahan yang kita anggap sulit di Hasyiyah Bajuri dan Iqna' umpamanya, beliau sederhanakan, sehingga membuat kita puas dan menikmati syarahan beliau. Di dalam Mu'nis juga beliau banyak mengambil maratib masalah dari minhaj dan syuruh minhaj.
Baca Juga :
- Tujuh Do'a Penenang Hati Untuk Menghilangkan Stres, Sedih, Dan Gelisah
- Bersabar Terhadap Gangguan Oleh Al Habib Umar bin Hafidz
Beberapa kali beliau menyampaikan kepada kami maratib fiqih yang akan menjadikan kita seorang faqih, tidak sekedar tau namun mendalami dan menyamudrai, yang selalu beliau terapkan di setiap dars. Setidaknya ada empat maratib fiqih yang beliau sampaikan :
1. Tasawwur masail (تصور المسائل)
Yaitu memahami konsep permasalahan yang dibahas. Kemudian mengetahui hubungan antara masail tersebut (إدراك الروابط بين المسائل). Maksudnya, kita mampu berbicara tentang bab-bab fiqih secara global. Umpamanya, di dalam bab ijaroh ada 4 poin, bab ji'alah ada 4 poin, bab bai' ada 5 poin dan seterusnya. Kemudian dari setiap poin ini ada poin turunan, umpamanya poin pertama tentang rukun dan syarat, di dalam poin rukun ada poin turunan tentang syarat2 rukun ini sendiri, begitu juga syarat dan begitu seterusnya.
2. Al-fahmul ijmali (الفهم الإجمالي)
Pemahaman secara global terhadap masail yang ada dalam bab. Umpamanya bab ijaroh, di dalamnya memuat 4 poin : poin pertama tentang "sahnya ijaroh dan batalnya", dalam poin pertama ini dibahas beberapa topik, seperti rukun2nya, kemudian syarat-syarat dari rukun tersebut. Poin kedua tentang "perseteruan antara dua orang yang melakukan transaksi ijaroh", dalam poin ini ada 10 masail umpamanya. Poin ketiga tentang "hancurnya barang ijaroh tersebut", dalam poin ini ada 5 masail. Poin ke empat tentang "masalah ijaroh yang berbeda2", di sini ada beberapa masail yang berbeda umpamanya, dan begitu selanjutnya.
3. Martabat dalil (مرتبة الأدلة)
Mengenal masail tadi, lalu mengetahui dalil-dalil yang membangun permasalahan tersebut.
4. Mengetahui khilaf (معرفة الخلاف)
Mengetahui pendapat yang berbeda dengan mazhab kita lalu mengetahui jawaban dari pendapat tersebut.
Martabah ini adalah penyempurna dari 3 maratib sebelumnya. Karena tasawwur masalah tidak akan sempurna kecuali setelah mengetahui kebalikan masalah tersebut. Contoh, kita katakan bahwa hukum syuf'ah adalah lazimah dan dalilnya begini. Kemudian ada pendapat lain, bahwa syuf'ah itu tidak lazimah. Setelah kita mengetahui dalil pendapat lain tersebut serta jawaban terhadapnya, maka akan menjadi begitu jelas bagi kita bahwa hukum syuf'ah itu adalah lazimah.
المسائل تتبين بأضدادها
"Permasalahan akan menjadi lebih terang ketika mengetahui kebalikannya".
Hal ini selalu beliau prakatikkan dalam setiap mengajar. Dugaan saya juga, in syaa allah setelah dars Minhaj at-Thalibin ini akan keluar juga kitab syarh atau ta'liq beliau terhadap Minhaj.
Semoga Allah selalu menuntut kita untuk bertafaqquh dalam agama-Nya dan membukukan futuh ilmu sebagaiman dibukakan terhadap para ulama dan aulia. Amin.
Oleh : Ustadz Afriul Zikri
Sumber : dikutip melalui laman facebook Ustadz Afriul Zikri
Wallahu a'lam Bishowab
Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim
- Media Dakwah Ahlusunnah Wal Jama'ah -